Jumat, 01 April 2016

VISUALISASI KELUARGA PADA POHON

TANYA : SEORANG ANGGOTA KELUARGA YANG MEMINTA NASIHAT TENTANG PERNIKAHAN KEPADA SAYA ?

Seorang anggota keluarga meminta "nasihat pernikahan" kepada saya yang sebenarnya juga baru 17 tahun berkeluarga. Alhamdulillah keluarga kecil kami sejauh ini banyak diberikan kelimpahan berkah Allah SWT. Kami saling menjaga, mencintai, menghormati dan tetap bersama mengarungi jatuh bangun kehidupan. Walaupun begitu tidak banyak yang saya bisa nasehatkan kepada dia, karena saya khawatir, memberi nasehat jauh lebih mudah daripada menjalankannya sendiri. Tapi pasti saya nasehatkan yang utama, jika merasa sudah sanggup secara batin dan yakin dari kedua belah pihak, maka jangan tunda menikah. Tapi kalau kita menunggu harus siap dulu secara materi, maka bisa jadi kita tidak akan pernah menikah. Berikut nasihat saya kepada mereka berdua.

JAWAB :

Keluarga yang umumnya terdiri dari Ayah, Bunda dan anak anak, itu adalah satu ikatan. Apapun latar belakang dan masalahnya, itulah keluarga inti. Sebagaimana fitrahnya, setiap anggota keluarga pasti memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing masing. Saya mencoba mem-visualisasi-kan, keluarga sebagai sebuah pohon kayu keras.

Akar, fungsi pondasi berdirinya pohon di atas tanah, mencari makanan di dalam tanah. Ini adalah perlambang pemegang tanggung jawab, utk menghidupi keseluruhan pohon maka akar harus berjuang merobos tanah dan bebatuan untuk bisa menyerap nutrisi dan air di dalam tanah. Seperti tugas seorang Ayah

Batang, dahan, ranting, memiliki kambium yg merupakan jalur transportasi makanan dari akar ke seluruh jurusan pohon. Tugas ini harus adil merata agar semua daun sama hijaunya karena mendapatkan nutrisi. Bahkan batang, dahan dan ranting bisa menyesuaikan arah tumbuhnya agar memastikan daun mendapatkan sinar matahari. Batang memvisualisasikan sbg system yang adil sesuai kebutuhannya. System atau aturan berkeluarga ini adalah hasil kerjasama antara ayah dan bunda untuk mengelola semua proses dan mengambil pilihan dan bertindak dalam kehidupan berkeluarga. Bagaimana mengelola keuangan, anak bersekolah dimana, beribadah bagaimana, menjaga kesehatan, membangun rumah tinggal, berekreasi, dan banyak lagi kebiasaan dan aturan tidak tertulis dalam keluarga. Ada beragam pilihan yang baik, kurang ataupun buruk diluar. Maka pilihan, keputusan dan tindakan yang diambil bersama ini akan mengarahkan menjadi keluarga seperti apa nantinya.

Daun, yang merupakan dapur dari keseluruhan pohon, pencernaan untuk mengolah nutrisi yang diambil dan disalurkan dari akar ke daun dan di"bakar" dlm proses fotosintesis. Agar zat hara yang diserap akar bisa diolah menjadi gizi nutrisi. Dalam keluarga divisualisasikan sebagai pendidikan atau ilmu. Ilmu adalah "gizi nutrisi" buat keluarga. Jadi orang tua ada ilmunya, jadi anak ada ilmunya, dan agar seluruh anggota keluarga siap menghadapi hidup nyata, juga ada ilmunya. Berilah nutrisi paling utama kepada anak, yang akan bertumbuh menggantikan kedua orangtuanya di generasi berikutnya.

Bunga, adalah proses tumbuh kembang. Dari banyaknya bunga bisa memperlihatkan berapa banyak buah yang akan dihasilkan. Sehatnya pohon juga dilihat dari banyak, segar dan sehat bunga yang mekar. Bunga terlihat segar dan sehat, maka insha Allah akan dihasilkan buah buah yang sehat juga. Ini melambangkan kejujuran, transparasi, apa yang terlihat itulah yang nyata. Tidak berbohong dan bukan kosmetik. Antara suami dan istri harus saling jujur terbuka. Bicarakan bersama untuk mengambil keputusan penting agar jangan saling menyalahkan pada akhirnya.Terutama anak anak perlu jujur dan terbuka kepada orang tua agar orang tua bisa membantu memberikan solusi dan mengarahkan anak untuk kebaikannya.

Buah adalah puncak output dari sebuah system sebatang pohon. Anak anak adalah buah kasih sayang dari kedua orang tua, dididik, diberi nutrisi, dibimbing, dilindungi sampai jadi anak yang mandiri dan dewasa secara mental dan wawasan untuk siap dilepas di tahap perjalanan hidup berikutnya
Biji adalah pernikahan. Anak anak yang sudah siap dan punya bekal untuk menikah maka akan menanamkan "biji" untuk membangun generasi berikutnya. Mengulang proses kehidupan baru dari awal lagi dan bertugas sebagaimana kedua orangtuanya mengawali kehidupan berkeluarga. Maka biji ini keluar terakhir karena pohon secara system sudah melalui seluruh proses wajibnya sehingga pada saat menghasilkan biji, dipandang sudah siap untuk ditanam di lahan lain. Tapi tentu saja biji ini akan membawa sifat dan gen juga karma dari bibit, bebet,bobot induknya dahulu. Maka jadilah orang tua yang baik dan bisa memberi teladan.

Dalam proses tumbuh kembang sebatang pohon, banyak membutuhkan support dari lingkungan luar. Tentu saja cahaya matahari yang divisualisasikan sebagai agama, pembimbing jalan hidup manusia agar tetap tumbuh di jalan kebaikan. Maka keluarga harus mengusahakan bagaimana seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan hidayah dan berkah Allah SWT. Caranya dengan mengarahkan batang pohon tumbuh ke arah dimana area yang mudah mendapatkan cahaya matahari. Juga tanah yang baik dan air yang cukup yang divisualisasikan sebagai ilmu pengetahuan, pasti butuh juga kumbang dan kupu kupu yang membantu penyerbukan dilambangkan sebagai lifeskill atau ilmu kehidupan, kawan kawan yang baik, guru yang memberi teladan, lingkungan yang sehat dan kondusif. Semuanya harus dipilih dan dikelola dengan petunjuk Allah SWT dan kebijaksanaan hati dan pikiran. Bahwa hidup yang baik harus memiliki pedoman agama, dibekali oleh ilmu pengetahuan dan dijaga oleh kebijaksanaan.

Bukan itu saja, bahkan sebatang pohon kadang bisa rontok seluruh daun daunnya untuk mengurangi penguapan air pada saat musim kemarau. Atau kadang patah salah satu dahannya diamuk angin kencang. Tapi setiap kali daun rontok atau dahan patah, selama tidak tercabut akar dari dalam tanah, maka di musim berikutnya pohon akan tumbuh lebih lebat dan lebih rindang lagi. Perlambang dalam kehidupan tidak selamanya berjalan mulus. Seringkali ada cobaan kehidupan dan bagaimana cara dan sikap kita untuk bertahan dari cobaan agar kita tetap bertahan dan pada wakunya bisa makin tumbuh besar.



Demikian, jika kita "baca" ada ilmu pohon yang bisa kita ambil dan serap untuk kita amalkan pada keluarga kita. Bahwa jika satu saja bagian pohon tidak bertugas sebagaimana fungsinya, maka akan merusak keseluruhan proses daya hidup pohon. Anda diserahi tanggung jawab dan akan dimintakan pertanggung jawaban di akhirat kelak. Jangan sia siakan keluarga yang sudah Anda miliki sekarang ini. Bertumbuhlah subur, besar dan sehat menghasilkan generasi generasi cerdas, beriman dan bertaqwa bagi dunia dan menjadi rahmat bagi sekitarnya. Paling tidak, pohon yang kuat tegak berdiri dan rimbun bisa jadi tempat berteduh yang sejuk. SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar