Kamis, 01 November 2018

BAGAIMANA MENJADI PEMIMPIN ?



Cukup banyak pertanyaan mengenai bagaimana bisa menjadi  pemimpin? Kalau bicara mengenai seseorang bisa menjadi pemimpin, maka itu bicara mengenai persyaratan yang dibutuhkan, dan persyaratan tsb hanya bisa dipenuhi oleh mereka yang sudah punya kapasitas tersebut atau setidaknya berusaha membangun  kapasitas yang memenuhi persyaratan tsb.  Tapi secara akronim agar mudah diingat maka paling tidak ini  adalah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimipin atau TEAM LEADER.

 
T+E+A+M  L+E+A+D+E+R

T=Tegas
E=Elaborasi (tekun dan cermat)
A=Antisipatif
M= Managerial

Tegas. Pemimpin ada bukan untuk memihak, menyukai, ingin disukai, menghindari konflik. Dalam urusan bisnis, setiap pemikiran, ucapan, tindakan dan keputusan, hanya fokus pada tujuan bisnis. Kepentingan bisnis adalah kepentingan bersama. Jika bisnis maju dan berhasil maka semua karyawan, investor dan stake holders akan happy. Jika seorang pemimpin terlalu banyak pertimbangan yang sifatnya terlalu personal, tidak objektif karena memikirkan kalau keputusan atas dasar saran si A ini diambil maka akan membuat iri si B, kalau menyampaikan ini maka akan menyinggung si C, kalau saya naikan jabatan si C maka akan membuat si A gusar,  jika saya hukum si B saya jadi tidak enak hati karena secara personal saya cukup dekat, dst…maka tentu saja Anda tidak akan pernah bisa tegas mengambil keputusan. Bahaya jika memimpin bisnis tapi Anda terlalu memakai perasaan dibanding logika berpikir prioritas bisnis. Anda sebagai pimpinan bukan untuk mencari kawan baru, tapi untuk memimpin, mengatur, mengusahakan teamwork bekerja sesuai petunjuk strategi agar membawa usaha ke arah yang lebih baik dan menguntungkan buat perusahaan. Tapi bukan berarti Anda memimpin tanpa hati atau egois tanpa memikirkan karyawan. Anda harus bedakan bagaimana berucap, berlaku, bergaul sebagai sesama manusia dengan berlaku, bergaul, berucap, berkeputusan sebagai seorang pemimpin. Tetap Anda harus memanusiakan team Anda, tapi kebijaksanaan Anda harus diutamakan untuk kepentingan perusahaan bukan untuk pribadi pribadi karyawan yang bisa merusak fokus Anda. Anda bisa berlaku sebagai pimpinan yang tegas berwibawa dan juga berlaku sebagai kawan yang peduli mendengarkan di saat yang tepat dan sesuai keadaan.

Elaborasi. Anda harus tekun dan cermat melihat, membaca, menghitung, mengestimasi semua proses yang berjalan selama ini. Setiap proses pasti ada salah benarnya. Mana yang salah harus diperbaiki dan mana yang sudah on the track harus terus dijalankan bahkan dikembangkan untuk meraih potensi potensi lain. Palajari secara tekun dan terarah, kumpulkan dan catat data data yang dimiliki, buat business plan dan bahas detil per detil dengan team Anda untuk mengambil manfaat dari setiap potensi yang muncul 

Antisipatif. Menyambung dari Elaborate tadi adalah tujuannya perusahaan harus antisipatif atas segala permintaan pasar, perubahan trend, strategi kompetitor, komplain pelanggan, dsb terutama hal hal yang mungkin membuat bisnis perusahaan akan terhambat atau tidak berkembang. Jangan selalu berpikir perusahaan sudah sukses karena ini akan menjebak Anda dalam zona nyaman dimana Anda merasa tidak perlu lagi antisipatif. Tahu tahu trend berubah dan kompetitor Anda sudah lebih awal mengambil langkah antisipatif, maka perusahaan Anda akan jauh tertinggal dan ditinggalkan pelanggan.

Managerial. Dalam rangka Anda bisa melakukan hal hal tersebut diatas, maka selain skill dan pengalaman, tentu saja Anda harus memiliki kemampuan Managerial: mengatur dan memberdayakan SDM yang perusahaan punya untuk menggerakan semua fungsi fungsi strategis , operasional dan semua kerja team yang dibutuhkan untuk perusahaan dapat berbisnis dengan baik.


Dibawah ini adalah karakter, skill dan sikap yang dibutuhkan seorang LEADER dalam memimpin: 

L=Leadership
 E=Enthusiasm
 A=Action
 D=Delegation
 E=Empathy
 R=Responsibility

Leadership
. Tentu saja sifat kepemimpinan wajib dimiliki  oleh setiap pemimpin. Tapi sifat ini tidak mudah karena itu  tidak semua orang bisa menjadi pimpinan. Secara management artinya seseorang yang mampu memberdayakan bawahannya untuk  mencapai tujuan bersama. Dibawah ini juga sifat sifat kepemimpinan yang biasa mengikutinya.

Pertama Enthusiasm atau Antusias. Antusias adalah inti dari semangat yang melahirkan jiwa yang teguh, mental yang kuat, fisik yang berenergi, gigih dan gesit juga pikiran yang bernas, cerdas.  Semuanya disinergikan dalam passion atau fokus kuat untuk bisa mencapai tujuan.

Hanya mereka yang punya rasa antusias tinggi yang akan selalu mencari  jalan keluar, inovatif dan mencari cara mencapai tujuan. Jika pemimpinnya saja terlihat loyo, tidak semangat, gampang mengeluh, tidak punya solusi, cepat panik, maka bagaimana yang bisa diharapkan dari bawahannya? Bayangkanlah sendiri

Action atau bertindak, memulai, bekerja. Seorang leader  harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, mewujudkan konsep bisnis menjadi bisnis riil, mentransformasikan planning menjadi result, memproses prototype menjadi  product. Maka setiap perubahan tersebut harus dimulai dari  tindakan lalu bergerak berkesinambungan. Tugas pimpinan adalah membuat teamwork bergerak sesuai tugasnya dan memastikan proses berjalan agar semua tidak hanya sekedar jadi wacana atau rencana bahkan mimpi belaka.

Delegation adalah pelimpahan tugas. Buat apa seorang  pimpinan memiliki anak buah atau bawahan atau staff tapi apa apa hanya
pimpinan seorang yang mengerjakan semua prosesnya sendirian. Mungkin bisa jadi masalahnya bukan karena pimpinan tersebut tidak mau mendelegasikan tugasnya kepada bawahannya, tapi lebih karena tidak percaya kepada kemampuan anak buahnya dan tidak mau memberi kepercayaan dan kesempatan untuk mencoba melakukannya sesuai arahan pimpinan. Sedangkan karyawan ada dan tetap menerima gaji. Karyawan yang tidak produktif adalah beban biaya, tapi karyawan yang produktif adalah asset bernilai. Maka bagaimana pemimpin, pilih mau buat teamwork yang hanya jadi biaya atau jadi the winning team atau superteam? Untuk menggerakan teamwork sendiri butuh skill spesifik yang khusus diantaranya kepercayaan, keteladanan dan komunikasi.

Pelajarilah kebutuhannya agar proses delegasi berjalan dengan kondusif. Untuk bisa mendelegasikan tugas maka  pemimpin harus trust kepada bawahannya/PIC
(person in charge), misalnya manager atau kepala department. Delegasi memiliki parameter yaitu jika seluruh team paham, mengerti, dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya sesuai tata tertib perusahaan dan S.O.P. sehingga mendapatkan hasil  sesuai K.P.I. (key performance indicator). Jika bisnis maka K.P.I. itu adalah omzet atau jika organisasi itu adalah tujuan yang sudah ditentukan dalam tujuan anggaran dasar rumah tangga/organisasi.

Empathy atau ikut merasakan, kepedulian. Kepemimpinan ini  erat kaitannya dengan hubungan antar manusia yang sifatnya lebih emosional. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Mudah tersinggung, sedih, punya masalah, dan banyak gangguan emosional lain yang pada akhirnya membuat  mood kerja jadi kurang kondusif. Memang pemimpin harus tegas  dan pemimpin tidak bisa menyenangkan keinginan semua pihak.
Tapi adanya rasa kepedulian kepada bawahannya akan membuat  suasana organisasi jauh lebih baik. Tentu saja dengan cara yang bijaksana dan tetap berorientasi pada tujuan utama organisasi. Staff juga manusia yang perlu diperlakukan sebagai utuhnya manusia, sedikit care pada kesulitan mereka, beri konseling, atau bahkan pelatihan juga masuk dalam rangka empathy agar perusahaan bisa membantu karyawannya memecahkan masalah masalah pekerjaan mereka dengan lebih mudah dan efektif. Bukan juga hanya memimpin dengan marah marah tanpa arah dan tangan besi sehingga menciptakan  suasana stress berlebihan dalam organisasi. Dalam bisnis  bahkan empathy bukan hanya tertuju pada karyawan/staff,  terlebih juga empathy kepada pelanggan, client sangatlah  penting agar perusahaan tidak ditinggal pelanggan dan bisa  bertahan dalam persaingan bisnis.

Responsibilty adalah tanggung jawab. Memang secara dasar semua manusia hidup-pun kelak akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Yang Maha Pencipta. Hanya saja Anda sebagai pemimpin yang dianugrahi tanggung jawab atas  kelompok orang dalam teamwork atau organisasi akan punya  tanggung jawab yang lebih besar. Orang besar tanggung jawab besar, orang biasa saja tanggung jawab kecil. Pemimpin harus  berani bertanggung jawab, bahkan mengambil alih tanggung  jawab jika dibutuhkan. Jangan malah menyerahkan tanggung  jawab yang seharusnya ditanggungnya kepada bawahannya, itu hanya akan menghilangkan kewibawaan Anda sebagai pimpinan  karena lari dari tanggung jawab.

Hanya mau jadi pimpinan,
menerima kekuasaan sebagai pemimpin, menerima gaji level manager atau direksi, tapi giliran ada masalah melimpahkannya pada bawahan dan Anda cuci tangan seolah olah tidak tahu. Maka itulah paling tidak kapasitas yang Anda harus miliki  sebagai leader atau pemimpin. Pimpinan tidak selalu pemimpin. Seorang pimpinan bisa saja ada atau eksis karena warisan keturunan, ditunjuk  berdasarkan relasi, kenaikan jabatan karena birokrasi  suksesi tradisional walaupun tidak pantas, bahkan dipilih karena ada perjanjian kompensasi tertentu. Tapi diantara para pimpinan hanya ada beberapa orang saja yang akhirnya  berhak disebut pemimpin, yaitu yang benar benar bisa memenuhi kapasitas dan persyaratan sebagai seorang Leader yang dipilih oleh bawahannya dan diikuti kepemimpinannya dengan baik.

 
SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)