Ada pertanyaan kenapa ada orang yang walaupun sudah berkali gagal bikin usaha, tetap saja dia terus mencoba bikin usaha lagi?
Karena bagi mereka atau bagi saya
pribadi, membuka usaha bukan sekedar mencari nafkah, tapi juga adalah cara
beribadah. Sebagaimana yang kita sama sama tahu bahwa Nabi Besar Muhammad SAW
adalah pedagang. Mungkin jaman dahulu, usaha adalah dagang. Dagang adalah jenis
usaha yang paling konvensional , paling tua dan sederhana. Saya mencoba
menganalisa kenapa lebih baik seorang muslim berdagang atau membangun usaha?
Sebagaimana setiap muslim pahami
bahwa ibadah didefinisikan sebagai nilai positif dari hubungan yang dibangun.
Hubungan manusia kepada Alloh SWT Maha Pencipta dan hubungan manusia dengan
manusia. Nilai positif hubungan antara umat dengan Tuhannya adalah pahala. Tapi
siapa yang yakin bahwa ibadah seorang ummat diterima Alloh SWT? Sebagaimana
kita beribadah untuk pribadi, sholat wajib dan sunnat, puasa, zakat, naik haji
dan umroh, mengaji, berdoa, berdzikir dan amalan amalan lain. Walaupun rasanya
kita sudah bersungguh sungguh beribadah, lalu dari ibadah yang mana yang kita
yakin akan diganjar pahala? Seberapa besar pahala yang telah kita kumpulkan
selama hidup ? apakah sudah cukup untuk bekal kita di akhirat nanti agar
terhindar dari siksa neraka? Siapa manusia yang pasti tahu ? Hendaknya sebagai
hamba kita tetap berusaha beribadah sebaik baiknya, sekhusuknya, seiklashnya,
dan walaupun kita tidak tahu dari amalan ibadah mana yang berpahala bagi kita,
tetap kita berprasangka baik kepada Alloh SWT untuk menerima seluruh amal
ibadah kita.
Itu hubungan vertikal kita dengan
Tuhan kita. Tapi dalam hubungan antar manusia, yang sudah pasti kita
berinteraksi setiap hari dengan sesama manusia, bisa kita rasakan dan amati
langsung. Jalanilah fitrah manusia sebagai rahmat bagi manusia lain dan seluruh
alam. Lebih baik memberi daripada menerima, yang berlebih memberi yang
kekurangan, dan banyak lagi ajaran tentang pola hubungan antar manusia yang
bernilai positif. Jikapun kita tidak tahu pasti bahwa Alloh SWT
mengganjar pahala bagi upaya kita, misal dengan jadi pengusaha lalu menggaji
karyawan atau pekerja kita. Tapi secara fakta kita sudah yakin bahwa karyawan
atau pekerja kita bahagia setiap menerima gaji /upah yang digunakan untuk
menghidupi keluarga mereka, istri dan anak anak mereka. Gaji atau upah yang
kita keluarkan untuk karyawan dan pekerja di usaha kita jelas memberi manfaat
positif dan itu bisa memancing doa dan rasa syukur dari karyawan kita atas
pekerjaan yang dilakukannya sehari hari. Tidak jelas memang apa ini yang pantas
disebut sebagai rahmat bagi sesama manusia. Tapi yang jelas dengan kita jadi
pedagang atau jadi pengusaha, sekalipun hanya usaha kecil yang mempekerjakan
1-3 orang pekerja saja, tetap hasil yang disharing ke mereka bisa nyata membawa
kebahagiaan bagi mereka dan keluarganya. Bagaimana kalau pekerjakan 30 orang,
300 orang? Belum lagi pihak lain yang ikut tergerak rejekinya karena usaha
kita, supplier, pengantar barang, mungkin sampai tukang sampah. Memberi
"penghidupan" bukan seperti memberi zakat, infaq atau sodaqoh kepada
seseorang. Memberi penghidupan adalah kewajiban untuk ikut mendidik, menggali
potensi terbaik seseorang, memberi kesempatan pengalaman kerja, pengalaman hidup
memberi pengajaran selama mereka diberi masa bekerja bersama Anda. Jikapun
nanti Anda sudah tidak mempekerjakan mereka lagi, maka dari situ mereka sudah
bisa mencari kesempatan dan peluang lain yang lebih baik. Itulah "memberi
penghidupan".
Jikapun usaha kita ternyata diganjar
pahala oleh Alloh SWT maka itulah berkah bagi kita. Sekeyakinan saya setiap
niat dan upaya baik pasti akan diganjar pahala walaupun sekecil biji zarah.
Jika tidak bisa memberi uang, berilah mereka sekedar nasihat atau pengetahuan.
Bukan hanya sekedar sibuk beribadah sendiri demi tujuan menimbun pahala amal
ibadah sendiri tapi jelas tidak bisa menjamin juga bahwa kita akan dapat pahala
amal ibadah kita. Atau hanya sibuk bekerja untuk keamanan financial sendiri,
menabung sebanyak banyaknya, deposito, invest emas, beli saham, tanpa digunakan
dan diputar untuk hal yang ikut melibatkan orang lain dan bisa untuk membantu
penghidupan manusia lain.
Bagi manusia berusahalah dan
beribadahlah yang pasti secara nyata bisa kita rasakan dan yakini bahwa apa
yang kita perbuat dan lakukan jelas berdampak positif bagi manusia lain. Dalam
hal ini bisa memberikan penghidupan bagi keluarga orang lain adalah manfaat
nyata dalam hal ini manfaat secara penghidupan. Dan itu hanya bisa dilakukan
jika kita berstatus sebagai pedagang dan pengusaha. Sebagaimana hal profesi
yang dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW.
Masalah gagal usaha, bangkit lagi
dan gagal lagi, itu lebih baik dianggap sebagai ujian dalam upaya kita
beribadah. Belum beriman seseorang sebelum dia diuji oleh sakit, kegagalan,
kesusahan, kekurangan dan tetap bersyukur.
Bukan juga seseorang yang hidupnya
mulus, senang, aman seperti tidak pernah susah atau tidak pernah bermasalah,
maka dia adalah manusia yang paling beruntung, paling mulia atau paling berpahala.
Lalu semua seperti harus mencontoh kepadanya. Bukan juga mereka yang hidupnya
kelihatan susah, dicoba jatuh bangun, berjuang keras mengejar tujuan hidupnya,
adalah manusia yang paling gagal, tidak beruntung, salah pilihan hidup, berdosa
dan tidak punya pahala. Hanya mungkin saja waktu baiknya bagi dia belum
tiba. Setiap manusia punya takdir dan tujuan sendiri masing masing dalam
hidupnya. Tidak bisa dipaksakan satu juta manusia harus ikut 100% cara hidup
dan tujuan hidup dari satu manusia. Setiap kita punya panggilan hati sendiri.
Tapi semua profesi adalah baik. Mau jadi pengusaha, pedagang, karyawan atau
sekarang musim pekerja online, semua baik dan selalu lakukan yang terbaik.
Sebaiknya kita sebagai manusia juga
jangan coba menjadi hakim di dunia tentang amal ibadah seseorang, bisa
menentukan kalau dia banyak dosa , salah jalan atau yang ini lebih mulia dan
banyak pahalanya. Tidak pada tempatnya manusia yang tempatnya salah dan
dosa bisa menilai pahala dan dosa manusia lain. Apakah dia sudah merasa menjadi
sebagai guru kehidupan? Atau juga bisa mengatur tentang apa yang cocok
dilakukan seseorang sebagai jalan hidupnya, yang bisa menentukan bahwa
seseorang harusnya begini, melakukan itu, tidak boleh begini atau salah jika
melakukan itu. Juga misalnya mengatakan bahwa dia tidak bisa usaha, lebih baik
jadi pekerja. Gagal terus kalau bikin usaha, cuma buang buang uang. Ini adalah
orang orang yang cuma berpikir untuk keamanan dan kepentingan pribadi dan tidak
suka memikirkan orang lain. Hidup terus berputar, yang kita lihat hanya sebatas
yang kita tahu sampai hari ini. Tapi siapa yang tahu di masa depan justru
keadaan berbalik, dia akan jadi lebih sukses dari kita dan justru nantinya kita
atau anak anak kita akan butuh bantuan dari dia.
Jangan terlalu memikirkan pribadi,
terlalu mencintai diri sendiri, menghindari resiko demi kenyamanan hidup, itu
bukan misi manusia diturunkan ke bumi. Padahal Nabi Besar Muhammad SAW pun
disaat hidupnya penuh derita perjuangan, jauh dari kenyamanan, sampai di sakaratul
mautnya masih terus memikirkan ummatnya...bukan dirinya sendiri. Hendaknya
seorang pengusaha adalah juga seorang pejuang, tidak mengharamkan derita dari
perjuangan, mau menerima resiko gagal dan tidak hanya mensyukuri dan
mendewakan kenyamanan hidup. Manusia besar tidak lahir dari kenyamanan,
tapi dari cobaan, ujian, perjuangan, jatuh bangun yang dialami dan tetap
bertahan, bangkit lagi dan bersyukur. Yang terpenting, setiap kegagalan adalah
hikmah untuk dipelajari kekurangan dan kesalahannya untuk bangkit lebih baik
lagi, tapi bukan untuk berhenti berusaha, apalagi berhenti berusaha
karena dipaksa orang lain. Karena setiap manusia akan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambil dan apa yang dikerjakan selama di dunia ini. Bukan orang
lain dan bukan mereka, tapi Anda sendiri yang akan menjawab pertanyaan Ilahi,
apa yang sudah Anda lakukan bagi sesama selama Anda diberi waktu hidup di
dunia. Maka bersyukurlah bagi mereka yang terus disupport anggota keluarganya
untuk terus berjuang menjalani misi hidupnya secara baik dan bermanfaat
walaupun jalan hidup tidak selamanya indah.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)