Tanya :kenapa
kita sering melihat ada perusahaan yang dulu besar dan sangat powerfull, tapi
masih bisa jatuh juga dan kalah oleh perusahaan pendatang baru?
Ada
pertanyaan dari beberapa penanya yang intinya satu, yaitu kenapa kita sering melihat
ada perusahaan yang dulu besar dan sangat powerfull, tapi masih bisa jatuh juga
dan kalah oleh perusahaan pendatang baru. Apa hal demikian tidak membuktikan
bahwa berusaha mandiri memang sangat berisiko dan bisa menjamin usaha berjalan
lancar. Jika perusahaan demikian besar saja bisa sampai kolaps apalagi
perusahaan entry level.
Jawab :
Organisasi yang baik terdiri dari pejabat pejabat yang memiliki
pengalaman, manageable, innovatif, open minded dan bijaksana. Harus ada jiwa
leadership dan konsep open mind di perusahaan. Salah satu penghambat gagalnya
perusahaan adalah tidak adanya sikap "open mind" di jajaran
pejabatnya. Awalnya bisa datang dari jajaran Direksi yang sudah sangat senior.
Kombinasi direksi dan manager ini tidak harus perlu semua adalah pendiri
perusahaan, yang sudah berumur 50 tahun keatas, dengan alasan senioritas.
Kadang itu jadi masalah karena perubahan sulit terjadi dikalangan pejabat yang
memiliki mindset zona nyaman.
Pejabat senior cenderung resistensi terhadap trend baru, susah
mengikuti perubahan dan agak susah menerima kritik. Apalagi yang dulu pernah sukses.
Hal itu bisa mempengaruhi kemajuan perusahaan. Perusahaan yang tidak bisa
menyesuaikan produk dan jasanya dengan kebutuhan pasar bahkan tidak bisa merubah
mindset pengelolanya dengan tuntutan zaman, maka perlahan akan hilang dari dunia bisnis.
Seperti kasus global yang sering jadi pelajaran adalah Samsung vs Sony. Samsung
mengijinkan direksi dan manager manager muda dan cerdas menyerap kebutuhan
pasar dan berinovasi dengan spirit perubahan. Sementara direktur senior di Sony
tetap euphoria dengan jejak kejayaan dan kebanggaan masa lalu dan menjaga
birokrasi senioritas. Kurang antisipatif dengan tuntutan zaman dan tidak
responsif terhadap ancaman perubahan demand.
Pelajarannya
bahwa perubahan adalah pasti. Pertanyaannya, siapkah kita untuk berubah? Jangan
terus terpaku di zona nyaman dan tidak mengantisipasi perubahan yang pasti akan
terjadi. Amati sekitar, teruslah berinovasi dan adaptasi. Jika bisa lakukan 2-3
langkah lebih maju kedepan agar justru proyeksi
perubahan bisa dijadikan keuntungan.
Mereka yang punya pengamatan dan analisa baik, lebih kuat di persiapan
dan lebih siap untuk perubahan. Mereka yang diam saja lebih besar resiko kegagalan
untuk menjaga bisnisnya bertahan jangka panjang. Begitu juga di bisnis, bisnis
yang bertumbuh dan dipilih pelanggan adalah bisnis yang mampu berkembang sesuai
zaman.
Walaupun demikian tidak pernah ada seseorangpun berani menjamin
apabila kita memulai usaha mandiri, maka dijamin anti gagal. Semua tergantung dari
pengelolanya. Untuk itulah maka tidak semua orang berani memulai usaha mandiri
dan belum tentu juga setiap pengusaha mandiri pasti bisa berhasil menjadi
pengusaha sukses. Tapi tentu saja resiko bukan harusnya jadi penghalang Anda
untuk memulai jadi pengusaha mandiri karena jika direncanakan secara baik, dikelola
secara profesional dan responsif terhadap segala perubahan agar bisa mengatasi
setiap persoalan sebelum menjadi besar, lebih berat dan tidak terkendali, maka
usaha mandiri bisa jadi besar dan membawa kemakmuran.
Sukses itu
bukan hak semua orang dan sukses itu ada resiko dibalik prosesnya. Mereka yang
tidak berani menerima resiko maka tidak berhak mencapai sukses lebih. Anda bisa
memilih untuk jadi orang biasa atau orang diatas rata rata. Begitu juga apa
yang bisa didapatkan oleh orang diatas rata rata jauh lebih banyak dan bernilai
dibanding orang biasa. Itulah kenyataannya. SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)