Tanya : Adakah jenis usaha yang betul betul Syariah?
Assalamualaikum Bung Obing,
di bulan Ramadhan ini saya mau tanya sebetulnya ada tidak sih jenis usaha yang
betul betul syariah. Sementara setahu saya untuk menang dalam persaingan usaha
bukan rahasia umum lagi kalau kita harus sedikit sikut sana sikut sini, suap
sana sini, bahkan kalau perlu pakai dukun untuk penglaris. Mohon opini Bung
Obing
Jawab :Wassalam
Waalaikum salam juga Bung,
mudah mudahan Allah SWT menerima semua amalan ibadah puasa baik wajib maupun
sunnahnya yang sudah Bung jalankan dengan khusuk, iklas dan semata hanya
berharap keridhoanNYA. Amin Ya Rabbal Alamin. Sebetulnya saya bukan ahli ilmu syariah
atau pebisnis khusus syariah. Tapi saya lihat konteks pertanyaannya mungkin
mengenai usaha yang dikelola secara prinsip prinsip islami, bukan sekedar
ketentuan jual beli , pinjaman azas syariah saja. Maafkan kalau saya salah
memahami pertanyaan Bung.
Bagi saya yang juga seorang
muslim awam yang terpenting adalah niat untuk menjalankan, mengarahkan,
mengikuti nilai nilai penting yang Allah SWT perintahkan dan menjauhi segala
laranganNYA. Selama kita memiliki dan membangun usaha tidak dengan menzholimi
karyawan kita, mencurangi pelanggan atau client kita, menipu mitra usaha kita,
menjanjikan berlebih lebih diluar apa yang betul betul bisa kita sediakan,
mengambil keuntungan sewajarnya, mengembalikan lagi sebagian keuntungan usaha
untuk mereka yang membutuhkan, mengusahakan semuanya untuk sebesar besar
manfaat kepada orang lain, bagi saya itu sudah cukup syariah.
Pernah lihat ada seseorang
yang sebetulnya sudah punya sebidang tanah strategis dan semuanya kasih saran
untuk bikin perumahan saja karena pasti langsung laku kalau untuk dikontrakan
atau dijual. Tapi dia lebih memilih uangnya dijadikan usaha di tanah strategis
tsb, misalnya bengkel, resto atau lainnya. Padahal membangun usaha lebih
berisiko dibanding membangun unit perumahan. Usaha bisa saja gagal dan bangkrut
lalu modal usaha jadi percuma. Bikin perumahan tinggal bikin selama 5 bulan
lalu pasarkan, begitu tersewa atau terjual dan dapat untung lalu selesai. Tapi
niat dia membangun usaha adalah agar bisa mempekerjakan orang banyak di
usahanya tsb, dibanding hanya membangun unit2 rumah untuk dikontrakan dan tidak
membawa manfaat untuk lebih banyak orang. Kalau punya kontrakan atau jual rumah
uangnya hanya antara pembeli dan penjual/pemilik tanah/rumah. Tp kalau dibangun
usaha maka mungkin bisa mempekerjakan 5-10 orang dan memberikan penghidupan
jangka panjang yang rutin bagi keluarga pegawai/karyawan, Menurut saya itu
usaha yang juga menggunakan pola pikir syariah.
Mengelola SDM dengan baik,
bersahabat, support bahkan bagus sekali bila dikenal orang orang yang pernah
bekerja di perusahaan A akhirnya dikenal sebagai profesional pekerja yang
tangguh daya juangnya, produktif kinerjanya, smart budi pekert,i terpercaya
dengan baik dan berorientasi pada prestasi sehingga menjadi calon calon leader
yang handal di perusahaan perusahaan lain. Perusahaan yang bisa menghasilkan
kader kader seperti itu sangat bisa disebut perusahaan yang bergerak secara
syariah karena dikelola dengan prinsip prinsip keislaman.
Bahkan di kalangan pengusaha
karaoke saya menerapkan konsep karaoke keluarga sebisa mungkin harus
meminimalisir adanya fasilitas fasilitas yang mengandung mudharat di dalamnya.
Menyediakan aula dan panggung musik untuk menarik pelanggan karaoke tidak hanya
senang karaoke di dalam room yang tertutup dimana hal hal yang negatif bisa
terjadi. Jika berkaraoke di ruang yang terbuka maka lebih bisa diawasi tanpa
harus kehilangan keceriaan berkaraoke. Minuman umum di karaoke seperti bir dan
minuman keras diganti dengan aneka juice buah, kopi dan minuman halal lain yang
menarik dan lezat, ruangan yang pintunya terkunci rapat dan gelap diganti
dengan ruangan terang dan pintu berjendela transparan besar, menghilangkan dan
melarang pegawai/pelayan wanita menemani tamu di dalam ruangan, membuat
standard seragam pegawai wanita yang lebih sopan dan menutup aurat, bahkan juga
bisa berhijab, menyediakan mushola yang layak dan bahkan mengumandangkan adzan
pada saat jatuh waktu waktu shalat. Walaupun pendapat Islam pada menyanyi dan
karaoke keluarga masih pro-kon, tapi paling tidak kita sudah berupaya untuk
mengurangi mudharatnya walaupun memang tidak bisa sama sekali menghilangkan
opini opini yang negatif mengenai halal tidaknya musik dan membeli hiburan bagi
muslim. Sementara yang lain hanya pintar memberi opini, tapi kita sudah coba
berbuat dan melakukan perubahan bertahap dan tetap membuka banyak lapangan
pekerjaan.
Saya yakin di usaha bidang
lainpun begitu, selalu ada sisi gelap dan sisi terangnya. Anda pilih yang cara
berbisnis yang baik, benar, lurus, memberikan banyak manfaat luas dan menjauhkan mudharat pada
cara menjalankan bisnis tsb. Unsur perwujudannya misalnya Anda memperlakukan
karyawan Anda dengan baik, bukan hanya sebagi asset atau alat produksi tapi
bisa sebagai keluarga. Anda perhatikan kebutuhannya bukan hanya kinerjanya,
karena karyawan juga manusia biasa.
Sebagai pedagang Anda hanya menjual produk produk yang Anda yakin
bermutu bagus, bukan barang jelek atau kadaluarsa tapi ditipu tipu dengan
"kosmetik" supaya mudah terjual tapi malah menambah racun atau
memberikan efek mudharat bagi konsumen. Menepati janji janji promosi dan
marketing Anda pada konsumen, sesuai dengan materi apa yang Anda tawarkan via
telepon, cetak di brochure atau pasang di spanduk. Jangan dikatakan beli
minimum sekian rupiah akan dapat free sekian, tapi begitu sudah transaksi
ternyata masih ada syarat ini itu yang dipaksakan karena kurang transparant
kepada konsumen, sehingga konsumen merasa tertipu. Bagi saya itu sudah bisa
dikatakan Anda menjalankan bisnis secara syariah.
Demikian opini saya, mungkin
bisa salah mungkin juga bisa diterima. Niat kitalah yang menentukan apakah
usaha yang kita lakukan bernilai syariah atau tidak, bukan tergantung pada
orang lain atau situasi yang sedang terjadi. Menjadi pengusaha adalah pilihan
dan pilihan adalah masalah mengambil keputusan. Anda lebih berat memutuskan
menerima uang banyak, cepat untung, jauh dari resiko, atau mau sedikit
berkorban waktu, pikiran, bahkan keuntungan untuk memberi manfaat lebih kepada
sesama umat dan berharap keridhoanNYA. Silakan memilih.SEMANGAT
SUKSES (Mirza A.Muthi)
Sumber Gambar : www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar