Jumat, 03 April 2020

Bagaimana Memilih Karakter Pegawai


Tanya :
Pak Mirza, saya baru akan membuka kantor. Kebetulan saya masih muda, baru 35 tahun. Jadi di perusahaan ini saya akan menjadi pemilik sekaligus CEO.  Sehubungan dengan membentuk team kerja yang solid dan qualified, bagaimana saran bapak dalam saya menentukan kompisisi pegawai?

Jawab :
Team sepak bola akan jadi the winning team bila memiliki pemain pemain skill di setiap posisinya. Tentunya ada posisi penyerang, gelandang, back, sayap, kiper. Tidak mungkin satu team cuma diisi oleh penyerang semua sehingga terlalu asyik menyerang dan lupa pertahanan. Atau pemain belakang semua sehingga pola permainan sangat negatif, bertahan matian matian dan takut menyerang. Tentunya setiap posisi pemain ada karakter khusus yang harus dimiliki. Penyerang misalnya harus memiliki insting bagus di depan gawang, menerima umpan dan cepat melihat titik kosong diantara pemain belakang, kiper dan tiang gawang. Kepala dan kaki harus sama sama akurat bergerak dan refleks. Pemain gelandang harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Dia mengatur alur bola dalam mengatur pola serangan, mengatur tempo permainan dan melihat posisi posisi mana pihak lawan sedang lemah sehingga bola dioper ke area tsb. Pemain sayap harus memiliki akurasi tendangan operan jarak jauh yang tinggi. Harus bisa menggeser bola dari samping kanan atau kiri secara cepat untuk diberikan secara sangat akurat ke rekan penyerang di depan gawang. Pemain bertahan atau back harus mereka yang tidak takut untuk berbenturan badan atau kaki, mampu mengira arah umpan bola untuk dipotong secara cepat. 

Demikian gambaran mudah tentang skill dan karakter yang dibutuhkan dalam satu team sepak bola. Begitu juga dalam membangun team kerja di satu unit kerja/perusahaan. Tergantung apa tujuan kerja perusahaan, produk yang dihasilkan dan bidang kerja. Lebih butuh strategi atau lebih butuh ketangguhan khas lapangan ? Butuh prosedural baku atau bisa lebih kreatif ? Macam macam visi misi perusahaan, tapi intinya semua harus ditempatkan karyawan yang pas karakter, skill dan pengalaman sesuai posisi, tugas dan tanggung jawabnya. Jangan orang yang susah untuk membuka komunikasi, malu berbicara atau kurang ramah di posisi sales dan marketing. Atau orang yang ceroboh dan kurang detil, tidak betah duduk lama di belakang computer, ditempatkan di posisi administrasi atau keuangan. Sebaliknya orang yang fisiknya  lemah, mudah lelah dan gampang sakit sakitan diberikan tugas lapangan seperti canvasing door to door. Jadi pastikan dulu posisi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan dan break down job description masing masing posisi, baru bisa kita tentukan bagaimana profile masing masing penjabat posisi tsb. Termasuk umur juga penting mereferensikan makin berumur biasanya makin berpengalaman atau sudah lebih matang. Orang yang lebih berumur mungkin lebih bisa diangkat jadi atasan karena  dipandang lebih berwibawa, biasanya bicaranya lebih didengar oleh para bawahan, walaupun memang belum tentu yang lebih muda lebih kurang pintar dari mereka yang sudah lebih berumur. Jangan lupa, karyawan yang sudah lebih berumur biasanya punya pengalaman lapangan langsung yang mana hal tsb bisa disharing kepada CEO. Kita tidak usah harus menjalani sesuatu yang pasti akan bermasalah dengan belajar dari kejatuhan orang lain. Tidak perlu Anda sendiri yang mengalami kejatuhan/kegagalan, tapi Anda sudah bisa dapat pelajaran dari mendapatkan informasi, mengamati dan belajar. 

Jadi begitulah, pimpinan sendiri yang paling paham apa karakter karyawan yang  seperti apa yang dibutuhkan perusahaan. Yang terpenting juga, antar individu personil yang nanti dipilih dan ditunjuk harus bisa bekerja sama satu sama lain. Pilih dan tunjuk siapa yang menjadi manager di setiap unit kerja, agar lebih meringankan tugas Anda sebagai pemimpin perusahan, namun pemimpin puncaknya tetap ada di CEO. Walaupun usia Anda masih muda, tapi manager yang sudah lebih berumur, berpengalaman dan profesional selayaknya harus tetap memghormati Anda sebagai CEO. Jika manager tetap hormat kepada Anda, maka seluruh anggota team juga akan menghormati Anda. Menjadi CEO juga tidak mudah. Anda harus bisa memanusiakan manusia dengan menghargai, menghormati sekaligus mengatur karyawan Anda agar mampu memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan dan bekerjasama antar anggota team. Anda harus menunjukan kualitas sebagai seorang profesional yang memang paham dan mampu dan kewibawaan sebagai CEO. Rasa hormat dan patuh karyawan harus Anda peroleh dari rasa respect, bukan dari rasa takut.

Jadi kesimpulannya analisa  pemilihan karyawan berdasarkan pengalaman, knowledge dan skill untuk masing masing posisi , dan setiap karyawan di semua posisi harus punya attitude, agar tercipta semangat kerjasama yang baik dalam team. Anda harus melihat talent masing masing karyawan, pasti ada 2-3 karyawan yang memiliki bakat khusus dan nantinya baru terlihat setelah cukup lama bergabung dan siapa tahu itu bermanfaat bagi perusahaan Anda. Terakhir, terus upgrade level kepantasan Anda diri sendiri sebagai CEO. Karena hanya CEO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar