Tanya :
Pak Mirza, saya baru akan membuka
kantor. Kebetulan saya masih muda, baru 35 tahun. Jadi di perusahaan ini saya
akan menjadi pemilik sekaligus CEO. Sehubungan dengan membentuk team
kerja yang solid dan qualified, bagaimana saran bapak dalam saya menentukan
kompisisi pegawai?
Jawab
:
Team sepak bola akan jadi the
winning team bila memiliki pemain pemain skill di setiap posisinya. Tentunya
ada posisi penyerang, gelandang, back, sayap, kiper. Tidak mungkin satu team
cuma diisi oleh penyerang semua sehingga terlalu asyik menyerang dan lupa
pertahanan. Atau pemain belakang semua sehingga pola permainan sangat negatif,
bertahan matian matian dan takut menyerang. Tentunya setiap posisi pemain ada
karakter khusus yang harus dimiliki. Penyerang misalnya harus memiliki insting
bagus di depan gawang, menerima umpan dan cepat melihat titik kosong diantara
pemain belakang, kiper dan tiang gawang. Kepala dan kaki harus sama sama akurat
bergerak dan refleks. Pemain gelandang harus memiliki jiwa kepemimpinan yang
kuat. Dia mengatur alur bola dalam mengatur pola serangan, mengatur tempo
permainan dan melihat posisi posisi mana pihak lawan sedang lemah sehingga bola
dioper ke area tsb. Pemain sayap harus memiliki akurasi tendangan operan jarak
jauh yang tinggi. Harus bisa menggeser bola dari samping kanan atau kiri secara
cepat untuk diberikan secara sangat akurat ke rekan penyerang di depan gawang.
Pemain bertahan atau back harus mereka yang tidak takut untuk berbenturan badan
atau kaki, mampu mengira arah umpan bola untuk dipotong secara cepat.
Demikian gambaran mudah tentang
skill dan karakter yang dibutuhkan dalam satu team sepak bola. Begitu juga
dalam membangun team kerja di satu unit kerja/perusahaan. Tergantung apa tujuan
kerja perusahaan, produk yang dihasilkan dan bidang kerja. Lebih butuh strategi
atau lebih butuh ketangguhan khas lapangan ? Butuh prosedural baku atau bisa
lebih kreatif ? Macam macam visi misi perusahaan, tapi intinya semua harus
ditempatkan karyawan yang pas karakter, skill dan pengalaman sesuai posisi,
tugas dan tanggung jawabnya. Jangan orang yang susah untuk membuka komunikasi,
malu berbicara atau kurang ramah di posisi sales dan marketing. Atau orang yang
ceroboh dan kurang detil, tidak betah duduk lama di belakang computer,
ditempatkan di posisi administrasi atau keuangan. Sebaliknya orang yang
fisiknya lemah, mudah lelah dan gampang sakit sakitan diberikan tugas
lapangan seperti canvasing door to door. Jadi pastikan dulu posisi apa saja
yang dibutuhkan oleh perusahaan dan break down job description masing masing
posisi, baru bisa kita tentukan bagaimana profile masing masing penjabat posisi
tsb. Termasuk umur juga penting mereferensikan makin berumur biasanya makin
berpengalaman atau sudah lebih matang. Orang yang lebih berumur mungkin lebih
bisa diangkat jadi atasan karena dipandang lebih berwibawa, biasanya
bicaranya lebih didengar oleh para bawahan, walaupun memang belum tentu yang
lebih muda lebih kurang pintar dari mereka yang sudah lebih berumur. Jangan
lupa, karyawan yang sudah lebih berumur biasanya punya pengalaman lapangan
langsung yang mana hal tsb bisa disharing kepada CEO. Kita tidak usah harus
menjalani sesuatu yang pasti akan bermasalah dengan belajar dari kejatuhan
orang lain. Tidak perlu Anda sendiri yang mengalami kejatuhan/kegagalan, tapi
Anda sudah bisa dapat pelajaran dari mendapatkan informasi, mengamati dan
belajar.
Jadi begitulah, pimpinan sendiri
yang paling paham apa karakter karyawan yang seperti apa yang dibutuhkan
perusahaan. Yang terpenting juga, antar individu personil yang nanti dipilih
dan ditunjuk harus bisa bekerja sama satu sama lain. Pilih dan tunjuk siapa
yang menjadi manager di setiap unit kerja, agar lebih meringankan tugas Anda
sebagai pemimpin perusahan, namun pemimpin puncaknya tetap ada di CEO. Walaupun
usia Anda masih muda, tapi manager yang sudah lebih berumur, berpengalaman dan
profesional selayaknya harus tetap memghormati Anda sebagai CEO. Jika manager
tetap hormat kepada Anda, maka seluruh anggota team juga akan menghormati Anda.
Menjadi CEO juga tidak mudah. Anda harus bisa memanusiakan manusia dengan
menghargai, menghormati sekaligus mengatur karyawan Anda agar mampu memberikan
kontribusi maksimal kepada perusahaan dan bekerjasama antar anggota team. Anda
harus menunjukan kualitas sebagai seorang profesional yang memang paham dan
mampu dan kewibawaan sebagai CEO. Rasa hormat dan patuh karyawan harus Anda
peroleh dari rasa respect, bukan dari rasa takut.
Jadi kesimpulannya analisa
pemilihan karyawan berdasarkan pengalaman, knowledge dan skill untuk masing
masing posisi , dan setiap karyawan di semua posisi harus punya attitude, agar
tercipta semangat kerjasama yang baik dalam team. Anda harus melihat talent
masing masing karyawan, pasti ada 2-3 karyawan yang memiliki bakat khusus dan
nantinya baru terlihat setelah cukup lama bergabung dan siapa tahu itu
bermanfaat bagi perusahaan Anda. Terakhir, terus upgrade level kepantasan Anda
diri sendiri sebagai CEO. Karena hanya CEO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar