Kamis, 01 April 2010

"BISNIS DI USIA SEKOLAH"

Tanya : "BISNIS DI USIA SEKOLAH" 

Salam semangat juga pak Mirza. Kayaknya kita bisa juga nih konsultasi buat ibu-ibu seperti saya bikin usaha rumahan supaya bisa dapat uang dapur tambahan, he..he.. Begini pak, saya ada kekhawatiran kalau bapak ajak anak-anak kita berbisnis sedangkan anak kami masih SMU. Bagi kami yang penting anak lulus dulu deh, baru mikirin cari uang. Nanti keenakan cari uang, apalagi diajarin orang kayak bapak. Nanti jadi gak lulus-lulus sekolahnya. Gimana tuh pak? ( Prita, Kelapa Gading )

Jawab :
Semangat Sukses juga ibu dan salam hormat saya kepada ibu dan para ibu lainnya sebagai “pengawal kesuksesan masa depan anak”. Saya juga setuju, bahwa tugas utama pelajar adalah lulus dulu dari sekolah atau kuliah yang sedang ditekuninya. Formalnya sampai mendapat ijazah karena itu akan menjadi parameter kesuksesan anak dalam tingkat pendidikannya dan tentu saja akan jadi kebanggaan orang tua. Semakin banyak ijazah yang bisa dikumpulkan rasanya semakin bangga orang tua karena anaknya masuk dalam strata lingkungan terdidik dan berpendidikan tinggi dan pastinya berdaya jual tinggi.

Dunia pendidikan berbeda dengan “dunia nyata”. Di dunia nyata, lulusan SMP bisa menggaji lulusan S2. Lulusan SD bisa lebih kaya dari lulusan Universitas. Walaupun ukuran kebahagiaan tidak semata diukur dari uang, tapi uang di jaman modern ini memang jadi sarana kita untuk bisa menata hidup agar bisa lebih bahagia. Bagaimana bisa jadi begitu? Karena mereka memilih menjadi Pengusaha, bukan karyawan.

Apa yang menarik dari PENGUSAHA? Karakternya, sikap hidupnya, mental hidupnya. Bayangkan kalau dia tidak berusaha keras, maka dia tidak akan dapat uang untuk menjalankan hidupnya. Tidak peduli usaha kecil atau usaha besar. Skala usaha tentunya menentukan seberapa besar tanggung jawabnya, seberapa rumit system bisnisnya, seberapa besar resiko usaha, ketergantungan banyak orang terhadap dia, disamping tentunya seberapa besar omzet dan keuntungannya  . Tapi secara umum karakter pengusaha yang sukses adalah:
-  PEKERJA KERAS & MANDIRI
-  JUJUR & BERTANGGUNG JAWAB
-  PENUH SEMANGAT
- OPTIMIS & BERPIKIR POSITIF
- MENGHARGAI WAKTU & KOMITMEN
- SELALU INGIN BELAJAR
- PINTAR MENGELOLA POTENSI MANUSIA
- PINTAR MELIHAT PELUANG & MEMBACA MASA DEPAN
- BERANI MENGAMBIL RESIKO DENGAN PERHITUNGAN
- MENGHARGAI ORANG LAIN
- MENYUMBANGKAN KELEBIHAN REJEKI DARI KEUNTUNGAN USAHA KEPADA YANG LEBIH MEMBUTUHKAN

Masih banyak lagi kelebihan kelebihan karakter seorang pengusaha dibanding golongan profesi lain.
Proyek ini saya namakan “PROYEK PENGUSAHA KECIL”. Kecil bukan mengacu pada bisnisnya tapi pada usia muda para pelaku usahanya. Yang ingin saya sampaikan di sini, apakah tidak lebih baik jika kita sebagai orang tua mulai menanamkan sifat-sifat positif khas pengusaha kepada anak kita sedari dini? Menanamkan sifat sifat positif ini tidak bisa hanya melalui seminar sehari, mendengar presentasi motivasi lalu besok lupa lagi, atau training 3 hari di outbond character building misalnya. Itu semua juga penting, sebagai tahapan awal pengenalan karakter positif kepada anak. Tapi secara hasil pasti belum bisa terbentuk menjadi kebiasaan dan merubah karakter. Cara yang paling efektif adalah “memaksanya untuk menjalankan sifat-sifat positif ini dalam keseharian hidupnya atau paling tidak mulai menjadi salah satu bagian rutinitas hidup yang dijalankan dalam kehidupannya”

Karena usaha untuk level anak SMU atau Mahasiswa bukan dengan tujuan utama mencari uang tapi untuk pembentukan mental dan karakter,  maka tentunya kita orang tua harus bisa menyaring “jenis usaha kecil kecilan” apa yang bisa dijalankan oleh mereka. Tentunya agar focus di sekolah atau kuliahnya tidak sampai lepas. Selama mereka menjalankan “profesi pengusaha kecil” ini biarkan mereka menikmati prosesnya. Sedih karena dimarahi pelanggan kalau tidak bisa memberi service yang baik, kecewa karena kalah bersaing dengan usaha lain yang sejenis . sakit hati karena dikhianati oleh partner bisnis, Pusing karena memikirkan cara bersaing yang efektif, Panik karena harus membayar gaji karyawan sementara tagihan belum masuk kas. Putus asa karena tidak juga menemukan strategi yang tepat untuk menjual produk yang tepat. Begitu juga hal hal positif lainnya seperti: Puas karena sudah bisa mendapatkan uang dari hasil kerja sendiri, Gembira bila target tercapai, Puas dan Bangga karena produknya menjadi pilihan utama para pelanggan, Perhatian kepada anggota teamwork karena merasa saling membutuhkan satu sama lain. Masih banyak lagi hal hal yang mempengaruhi emosi dan cara berpikir yang bisa dialami selama menjalani profesi Pengusaha Kecil. Jika hal hal ini dibiasakan untuk dapat diterima, dipelajari dan disikapi terus untuk jangka waktu lama dan sehari hari, saya yakin akhirnya secara nyata akan merubah karakter dan mental mereka ini. Tentunya akan mengubah cara pandang mereka mengenai hidup.

Bahwa mencari uang tidak mudah, karena itu mereka harus menggunakan uang sebaik baiknya, mereka harus menghargai orang tuanya karena terbayang betapa orang tua bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mereka selama ini. Bahwa tidak semua orang seberuntung mereka yang masih bisa sekolah, kuliah dan dibiayai orang tua, bahwa hidup harus saling berbagi. Akhirnya mereka juga akan berpikir untuk sekolah atau kuliah sebaik baiknya agar cepat lulus. Yang terpenting secara mental dan karakter mereka akan lebih siap untuk terjun di dunia nyata dan tidak kaget lagi menghadapi kejamnya dunia, tidak mudah putus asa dan hilang daya juang. Jika kita memiliki anak umur 18 tahun dengan kebijaksanaan hidup seperti umur 30 tahun apa yang kita takutkan? Bahkan mereka bisa menata hidup mulai kearah hidup mapan di usia 25 tahun, umur 40 tahun sudah pensiun dan lebih bisa menghormati orang tuanya, lebih banyak waktu untuk orang orang tercintanya, orang tua dan keluarga. Jika nanti 10 tahun lagi ada jutaan anak anak muda hasil dari proyek pengusaha kecil ini memegang kendali pemerintahan, bisnis, social dan budaya di Indonesia, saat inilah Indonesia bangkit jaya sekali lagi. Awalnya perubahan ini datang dari para ibu dan sekolah.

Jika setiap SMU/SMK dan Universitas punya “PROYEK PENGUSAHA KECIL” maka melahirkan angka jutaan anak muda yang punya mental pengusaha optimis bisa tercapai
Untuk ibu dan para ibu, silakan jika ingin konsultasi bisnis rumahan. Ini sangat menarik dan jangan salah, banyak bisnis besar berhasil awalnya dari bisnis rumahan. Tapi bisnis rumahan juga perlu professional dan manajemen yang baik agar bisa juga jadi bisnis besar bukan? Jadi tidak cuma dapur ibu yang ngebul, tapi dapur ibu ibu lain juga bisa ikut ngebul dan banyak anak anak bisa makan lebih bergizi. Silakan bu

SEMANGAT SUKSES. ( Mirza A. M. )