Beberapa pertanyaan tentang salah satu kelemahan UMKM yaitu kurang mendayagunakan kemasan sebagai kekuatan marketing produk. Misalnya kripik pisangnya memang terbukti enak, gurih renyah dan asin manisnya pas. Dikemas hanya dalam kantong plastik transparan yang simple lalu ditempel stiker brand/merk dengan design sederhana. Banyak tetangga sekitar suka rasanya, tapi..kenapa susah sekali berkembang pasarnya ke wilayah pasar yang lebih luas? Salah satu penyebabnya yang krusial adalah kemasan. Bagaimanapun pada saat produk didisplay atau ditampilkan di foto, pertama kali yang dilihat orang adalah kemasannya. Jadi kesan pertama adalah kemasan. Dari kemasan bisa dikesankan "semewah" apa produk yang ada di dalamnya. Kemewahan rasanya, kemewahan renyahnya, keamanan kebersihannya, kebersihan proses produksinya, keprofesionalan produsennya, semua bisa tercermin dari kemasan. Kemasan yang lebih profesional juga pasti akan lebih mudah diterima di jalur penjualan jaringan resmi seperti supermarket ataupun market place.
Minggu, 20 Desember 2020
Kemasan Sebagai Marketing
Beberapa pertanyaan tentang salah satu kelemahan UMKM yaitu kurang mendayagunakan kemasan sebagai kekuatan marketing produk. Misalnya kripik pisangnya memang terbukti enak, gurih renyah dan asin manisnya pas. Dikemas hanya dalam kantong plastik transparan yang simple lalu ditempel stiker brand/merk dengan design sederhana. Banyak tetangga sekitar suka rasanya, tapi..kenapa susah sekali berkembang pasarnya ke wilayah pasar yang lebih luas? Salah satu penyebabnya yang krusial adalah kemasan. Bagaimanapun pada saat produk didisplay atau ditampilkan di foto, pertama kali yang dilihat orang adalah kemasannya. Jadi kesan pertama adalah kemasan. Dari kemasan bisa dikesankan "semewah" apa produk yang ada di dalamnya. Kemewahan rasanya, kemewahan renyahnya, keamanan kebersihannya, kebersihan proses produksinya, keprofesionalan produsennya, semua bisa tercermin dari kemasan. Kemasan yang lebih profesional juga pasti akan lebih mudah diterima di jalur penjualan jaringan resmi seperti supermarket ataupun market place.
Rabu, 04 November 2020
Apa Bisnis Yang Cuma Satu Satunya?
Sebetulnya bisnis/ usaha apa yang betul betul baru atau tidak ada pesaingnya saat ini? Mengapa ada bisnis sejenis tapi yang satu hidup berjaya, yang lain biasa saja, satu lagi bahkan bisa kalah bersaing lalu tutup? Apa sebetulnya yang membedakan padahal produknya sama sama itu juga?
Sabtu, 24 Oktober 2020
Proses vs Hasil
Me-refer pada *Resume Kajian MQ Pagi* 5 September 2020 M berjudul *Supaya Mudah Bersabar* dari KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang di akhir tausyahnya membahas Proses vs Hasil
Ada yang bertanya, bagaimana cara kita senang dalam beramal atau sabar ketika menghadapi kesulitan? Itulah menu utama dari Proses, yaitu sabar. Bagi kita yang penting itu adalah proses, bukan hasil. Hasil itu Allah Ta'ala yang menentukan, tapi proses niat yang baik, ikhtiar yang maksimal, itu yang harus kita nikmati. "Hasil itu bonus, rezeki kita adalah proses. Orang yang sabar orientasinya menikmati proses, bukan menikmati hasil." , demikian Aa Gym. Proses memberikan kita ilmu dan pengalaman. Pengalaman baik ataupun buruk akan memperkaya kemampuan kita dalam berikhtiar. Dan yang penting sabar kita dalam menjalankan proses kita ini akan dicatat sebagai amal Sholeh.
Hanya saja kebanyakan dari kita selalu melihat hasil daripada proses. Ibu paruh baya mencuri selop sosialita di rumah warga pada saat ada acara, ketahuan dan digebuki oleh massa. Hasilnya tewas mengenaskan sia sia di jalanan. Dicaci maki "dasar ibu tua gak insaf insaf maling sepatu..rasain..cuih..!" . Padahal mereka tidak tahu prosesnya adalah beliau dan 2 anaknya sudah tidak makan 3 hari dan akhirnya terdorong rasa lapar yang kuat mencuri selop ibu tamu untuk dijual ke loak sekedar membeli beras. Tidak ada yang peduli dengan rasa laparnya dan naluri keibuannya memberi makan bagi kedua anaknya. Mengenaskan.
Karyawan di eselon yang sama, bapak yang satu sederhana dengan mobil keluarga biasa, berpakaian wajar pasti lebih kurang pandangan penghormatan kawan dan relasinya, dibanding si bapak yang mentereng jas dan kemejanya lengkap dengan cincin berlian. Datang ke acara makan malam dengan mercy eksklusif ditemani istrinya yang glamour. Hasil penampilannya jelas terlihat beda. Tapi ternyata bapak yang satu berproses dengan sabar , menahan diri dan hidup hemat secukupnya, sedang bapak tajir berproses dengan korupsi, manipulasi, intimidasi dan "fee"kinisasi. Pokoknya semua melihat hasil bahwa bapak tajir ini sangat melintir suksesnya dan sempurna hidupnya. Semua orang mau jadi seperti dia. Lalu saat covid 19 melanda, bisnis shutdown dan semua kesenangan berubah, sang istri yang biasa hidup mewah mulai gelisah, tidak terima dengan berkurangnya standard kenikmatan hidup, lalu menggugat cerai suami miskin barunya. Itulah hasil dari tidak sabar terhadap proses.
Dari beberapa orang anak ada 1 anak yang paling gelisah proses hidupnya. Ekonominya naik turun, maunya kerja sendiri atau jadi pengusaha dibanding jadi karyawan yang aman tentram dengan kepastian gaji bulanan. Padahal idealisme itu adalah proses bathin yang kuat bahwa hidup harus memberi manfaat bagi banyak orang, bisa membuka lapangan kerja bagi beberapa keluarga, dibanding cuma aman nyaman hidup sendiri yang lain bukan urusan saya. Sampai 1 anak itu dipandang sebagai hasil anak gagal yang banyak hutangnya, padahal itu adalah proses dalam hidupnya yang berusaha sementara bertahan memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus meminta orang tua dan adik adiknya. Sudah mahal mahal dikuliahkan tapi tidak diberi uang beli buku sehingga terpaksa fotocopy banyak sekali mengingat jaman tsb belum ada internet dan google untuk mencati referensi gratis dan kuliah harus punya buku, sekalipun hanya fotocopyan yang dibeli dengan cara berhutang. Belum lagi terpaksa berhutang untuk bertahan hidup keluarga karena memang belum memiliki pekerjaan selepas diPHK semasa krisis ekonomi karena bantuan BLT orangtua yang diberikan setiap minggu sangat jauh dari kebutuhan standard minimal. Yang selalu disampaikan adalah..sudah disekolahkan paling tinggi tapi hutangnya juga paling banyak. Pokoknya berhutang...tidak mau tahu alasan kenapa dia berhutang. Paling merepotkan karena keluarga besar harus menanggung dampak dan keluar uang terus untuk menutupi hutang. Padahal si anak hanya berusaha bertahan kalau bisa tanpa harus merepotkan keluarga besar. Mungkin nanti dalam prosesnya dia masih sempat membereskan hutang hutangnya dari kekuatan sendiri. Tapi tidak semua sanggup sabar dalam menjalani proses panjang. Pandangan orangtua kepada anak berdasarkan pengamatan hasil bukan pendalaman proses.
Proses juga butuh daya tahan dalam menghadapi beraneka macam ujian. Ujian hidup ini yang akan membentuk karakter pada seseorang dibanding mereka yang hidupnya cenderung stagnan dan nyaman. Mereka yang matang ditempa proses biasanya lebih sabar, rendah hati walaupun dihina oleh bahkan saudaranya sendiri, juga tidak mudah memandang sikap pada orang lain tanpa menganalisa prosesnya, sehingga ibu paruh baya yang di perayaan undangan tadi tidak jadi gugur kalau ketemu orang yang paham akan proses. Mungkin malah si ibu akan diberikan pekerjaan olehnya dan berproses untuk kesempatan hidup lebih baik selanjutnya. Sudut pandang beda maka hasil tindakannya juga akan beda. Proses membutuhkan daya tahan, tidak semua orang paham makna sebuah proses dan bisa tahan menjalani panjang dan lamanya sebuah proses sampai berhasil. Tapi hasil adalah upah, upah bisa instant seperti dagang, buka lapak pagi lalu sore nanti sudah ada uang. Karyawan mendapatkan hasil dengan terima gaji..Tapi ada juga pengusaha yang butuh bertahun tahun kembali modal sebelum mendapatkan hasil keuntungan, yang itulah dinamakan proses yang membawa hasil.
Semua usaha harusnya bisa membawa hasil, terlepas memuaskan atau kurang memuaskan atau bahkan belum berhasil. Tapi dari setiap proses kita selalu dapat pelajaran. Apakah pelajaran baik atau pengalaman buruk yang tidak boleh diulang. Dalam hasil , buruk ya jelek dan sukses ya bagus. Tapi dalam proses, baik dan buruk sama berharganya.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)
Senin, 07 September 2020
KAWAN SEJATI ADALAH ASSET BERHARGA
Banyak yang cerita kepada saya bahwa disaat sulit seperti ini, mendapatkan pertolongan, khususnya bantuan financial dari seorang kawan, rasanya seperti minum embun segar setelah kemarau panjang. Senang dan haru rasanya masih ada kawan lama yang baik dan memberikan empatinya secara nyata. Di saat ekonomi sangat sulit seperti ini, bantuan yang sebetulnya tidak terlalu besar ini dirasakan sangat berarti, lebih dari nilai uangnya juga sangat membesarkan hati. Bagaimana hal ini bisa sangat menggetarkan hati?
Seperti kita alami, selama pandemic COVID-19 ini banyak "orang miskin baru". Para manager yang tadinya bergaji 15 juta keatas yang biasanya cukup aman dan stabil keuangannya mendadak di PHK. Angsuran rumah dan mobil mendadak macet dan menimbulkan kepanikan financial yang luar biasa. Melepas asset dan merubah gaya hidup wajib dilakukan agar bisa bertahan. Begitupun tetap saja hanya bisa bertahan 2-3 bulan sementara situasi krisis ekonomi masih berlangsung. Pada saat ini mereka yang biasa membuang Rp. 1 juta dalam semalam sudah merasakan sangat berartinya masih bisa mendapat uang Rp. 100.000 saja walaupun itu dari pinjaman seorang kawan. Karena di saat ini mencari pinjaman / hutangan dari pribadi juga sudah susah luar biasa. Jarang sekali ada orang yang berani meminjamkan uang karena semua sedang menyimpan dana yang dimilikinya untuk persiapan krisis panjang. Maka jika masih ada kawan yang bersedia, bahkan menawarkan bantuan, rasanya sangat berarti sekali dan pasti rasa syukur akan terpatri di hati dan rasa terimakasih pada kawan baik tsb, teringat di pikiran sampai kapanpun.
Anda seharusnya mulai banyak mendapat hikmah dari situasi ini, bahwa kawan baik adalah asset berharga. Pada situasi sulit ini akan terlihat mana kawan sejati, mana kawan yang hanya sebagai penggembira dalam perjalanan hidup Anda. Memang kita tidak bisa juga mendeskreditkan kawan lain karena situasi krisis sedang umum terjadi. Tapi Anda perlu tahu justru saat seperti ini memutuskan untuk bisa berbagi dengan orang lain yang tidak ada hubungan darah keluarga adalah keputusan yang sangat sulit. Jangankan untuk berbagi, menjaga uang untuk persediaan keluarga sendiri saja sebetulnya kita semua sudah harus maklum. Masing masing kita memang harusnya bertanggung jawab atas hidupnya sendiri.
Tapi bersyukurlah, masih ada kawan kawan atau orang yang berprinsip:
"Mudahkan orang lain, maka Alloh SWT akan lebih memudahkan jalan hidupnya juga."
"Harta yang bisa dibawa mati adalah harta yang digunakan untuk membantu orang lain dan diamalkan sesuai ketentuan Alloh SWT dan seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW."
"Rezeki adalah Hak Prerogatif Alloh SWT. DIA memberi rezeki pada siapa saja yang dikehendakiNYA. Dari pintu yang tidak disangka sangka."
Memang jika dipikirkan secara nalar logika seperti tidak masuk akal. Memberi uang kemana mana disaat sulit tapi malah bisa menambah rezeki. Capek capek kerja untuk menghasilkan uang lebih baik dikumpulkan. Kalau uang yang sudah terkumpul lalu dikasih kasihkan ke orang lain ya lama lama bisa habis. Pemikiran tersebut sangat logis sekali dan secara matematika memang masuk akal. Tapi jangan lupa bahwa Alloh SWT yang memiliki bumi dan seisinya, termasuk kita dan takdir rezekinya masing masing. Alloh SWT adalah sutradara kejadian di bumi dan DIA yang Maha Kuasa membolak balik skenario hidup kita sebagai para pemain sandiwara hidup. Terpenting Alloh SWT sudah menggariskan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup, tinggal kita harus yakin dan percaya pada ketentuan pedoman hidup ini dan jalankan. Sebagai umat harusnya prinsip menjalankan hidup kita hanya satu: kami dengarkan dan kami taat. Maka perlu keiklasan, iman dan taqwa untuk bisa mengaplikasikan 'memberi tanpa ragu' ini. Maka bayangkan bagaimana kita ternyata masih bisa mempunyai kawan yang masih memiliki hati besar seperti ini dalam kehidupan kita dan kebetulan kawan baik ini memilih kita untuk kawan berbaginya. Berarti Alloh SWT juga sudah menunjuk nama Anda juga yang terbesit di hati dan pikiran kawan Anda yang baik ini, sebagai orang yang perlu dibantu. Apa maksud Alloh SWT atas ketentuan ini?
Jika Anda masih bisa mendapat pinjaman dari kawan atau dari manapun dimasa sulit ini, itupun sudah rezeki. ALLOH SWT MASIH SAYANG PADA ANDA. Dan ingin Anda berubah di masa berikutnya. Jika Anda nanti bisa lepas dari situasi sulit ini, rubahlah sikap Anda terhadap harta. Jangan segan keluar uang untuk membantu kawan lain yang membutuhkan. Kadang yang membantu kita bukan kawan yang dulu kita pernah bantu, tapi datang dari kawan yang lain lagi. Rezeki bisa datang dalam lingkaran energi positif diantara kawan kawan yang kita kenal atau memang orang orang yang dipertemukan oleh skenario Alloh SWT. Berkawanlah dalam kebaikan dan saling tolong menolong sesama kalian, karena kawan baik adalah asset dan rezeki yang diturunkan Alloh SWT pada kalian. Sebagaimana Alloh SWT memilihkan sahabat sahabat Nabi Muhammad SAW yang iklas, gagah berani menyertai Nabi Besar dalam misi syiar Islam di Makkah dan Madinah dalam situasi yang berat dan penuh perjuangan dengan pengorbanan lahir bathin. Hanya sahabat sejati yang secara iklas dan loyal berani menemani perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Berkawan dan berserikat menjalani kehidupan dan perjuangan sudah menjadi fitrah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Maka carilah kawan yang banyak. Berkawan bisa dengan siapa saja. Tapi plihlah kawan kawan yang baik dan hanya yang bisa berguna bagi hidup Anda ke arah yang lurus dan baik. Hindari jauh jauh kawan kawan yang bisa membawa Anda pada kebathilan dan memberikan mudharat. Jangan sampai terjerumus. Nantinya diantara kawan kawan baik akan ada kawan yang Alloh SWT pilihkan dan kirimkan untuk Anda dan datang sendiri pada waktunya sebagai jodoh kawan sejati.
KAWAN SEJATI ADALAH YANG BERSEDIA DATANG PADA SAAT ANDA KESUSAHAN.
Satu kawan sejati yang datang pada saat Anda susah adalah jauh lebih baik daripada ratusan kawan yang menyelamati dan bertepuk tangan ketika Anda sedang sukses.
Satu musuh sudah terlalu banyak dan seribu teman baik masih terlalu kurang.
Kawan Sejati adalah keluarga yang Alloh SWT pilihkan dan datangkan untuk menyertai perjalanan dan perjuangan hidup Anda. Kelak Anda dan kawan sejati Anda bisa sama sama memberi manfaat bagi kehidupan yang lebih luas.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)
Selasa, 04 Agustus 2020
BERPRASANGKA BAIK ATAS SITUASI PANDEMIC COVID-19
Ini betul betul tahun yang penuh tantangan. Curhatan senada mengenai kesusahan hidup seperti kena PHK, tidak punya daya beli lagi, dikejar kejar angsuran dan tagihan, rumah, mobil atau motor yang terpaksa harus dilepas ke leasing, anak harus pindah ke sekolah atau kampus yang lebih murah, susah cari kerja ataupun berbisnis, dituntut cerai oleh pasangan, sampai ada rasa putus asa....sampai sejauh mana pengorbanan diperlukan dan sampai kapan cobaan ini akan berakhir. Saat ini mungkin jumlah penduduk atau keluarga mendadak miskin di Indonesia naik 70% dan rata rata masih usia produktif yang tadinya sangat konsumtif.
Jumat, 03 Juli 2020
Bagaimana Kita Berani Berubah?
"Zona Nyaman" sering disebut sebagai waktu dan tempat dimana rata rata kita sebagai manusia enggan beranjak melakukan perubahan. Lebih baik kita bangun tidur, lalu memulai aktifitas yang sudah sangat kita akrabi sehari hari. Tempat dan aktifitasnya seperti sudah otomatis kita jalani dan waktunya mungkin sudah bertahun tahun. Tidak banyak masalah, ada hasilnya yang jelas dan tidak ada resiko, makanya bisa disebut nyaman. Sehingga dalam kondisi normalpun kadang kita terlena dan kaget misalnya pada saat anak mau masuk kuliah atau perlu biaya pengobatan orangtua kita tidak ada uang yang cukup karena apa yang kita usahakan selama ini belum ada ketahanan finansial untuk kebutuhan mendadak atau kebutuhan tambahan di masa depan.
Selasa, 02 Juni 2020
PHK dimasa pandemik Covid-19
Selasa, 05 Mei 2020
Menyiasati Bisnis Yang Tenggelam Di Masa Pandemi COVID-19
Sebagaimana kita sedunia pahami bahwa telah terjadi Pandemi COVID-19 yang meluluh lantakan perekonomian dunia yang diawali dengan runtuhnya sosial interaksi antar manusia sehingga semua kegiatan ekonomi terhambat bahkan bisa sampai terputus sama sekali. Jika memaksakan tetap berinteraksi, bersosialisi bahkan bertransaksi, taruhannya adalah terinfeksi virus bahkan kemungkinan bisa kehilangan nyawa. Bahkan kalaupun kita tetap sehat tapi tetap ada kemungkinan besar bisa menular kepada seluruh anggota keluarga yang awal mulanya sehat. Kita ada di tahun yang sangat sulit. Jangan berharap terlalu tinggi bagi yang memiliki bisnis, karena justru faktor resiko tidak bisa berbisnis akan lebih besar saat ini sementara tanggungan biaya seperti membayar gaji dan hutang usaha tetap berjalan. Yang saat ini dibutuhkan adalah kondisi mental dan fisik yang sehat. Jangan perburuk kondisi dengan terus menerus mendengar berita negatif tentang covid-19. Tetap ada berita dan harapan positif di masa sulit jika kita jeli dan percaya bahwa jika ditutup satu pintu, maka pintu lain akan terbuka. Percaya bahwa setiap masa kesulitan pasti ada akhirnya.