Senin, 01 Agustus 2011

BISNIS TANPA MODAL

Tanya : "Bisnis tanpa modal"

Pak Mirza,

Ini sebetulnya masalah bisnis biasa, sudah sering dibahas. Tapi tetap saja saya tidak bisa menjalankannya. Yaitu saya tidak punya uang untuk modal bisnis, tapi saya mau punya bisnis. Bagaimana ya cara awal mulainya supaya bisa terwujud?

Nunu, Jakarta

Jawab :

Nunu yang baik,

Sebetulnya karena Nunu bilang ini sudah biasa maka pasti juga sudah tahu jawabannya, cuma mungkin bingung bagaimana memulainya. Bisnis skala atau bidang tertentu dengan tanpa modal memang bisa dilakukan, hanya perhatikan mindset dibawah ini:

Pertama:  Jangan selalu artikan modal ini hanya identik dengan sejumlah nilai uang tertentu.  Jeli melihat peluang usaha dan bangun jaringan dengan banyak orang dan komunitas. Dari peluang tersebut, lakukan penawaran. Ketrampilan memasak Nunu yang digabung dengan pemilik dana bersama sama membuka restorant soto ayam betawi, itu juga usaha. Penawaran Nunu untuk me-manaje dan kelola tempat cuci motor 24 jam milik pemilik usaha cuci motor yang sedang bingung ditinggal karyawannya, itu juga usaha. Bantu supply dan kerjakan bungkus plastic yang modalnya relative murah untuk kemasan souvenir pernikahan yang diselenggarakan WO untuk kontrak setahun itu juga namanya usaha

Kedua: Jangan selalu artikan bisnis adalah usaha skala besar. Contoh usaha yang saya sebutkan di atas tadi namanya juga usaha. Ambil kesempatan dan mulailah. Mulailah dari yang kecil, maka tujuan yang besar akan terlihat. Jika kita hanya menunggu hal hal besar dan melewatkan hal kecil, pasti Nunu tidak akan pernah jadi pengusaha mandiri. Mulai belajar kelola cuci motor 24 jam secara sungguh sungguh dan smart. Dalam setahun pemilik usaha merasa puas dengan kinerja Nunu maka dia akan perluas usahanya dengan tambahan area cuci mobil. Tentu saja sharing profit buat Nunu makin besar per bulannya, makin menguntungkan. Nanti dipertengahan tahun berikutnya bisa saja pemilik membuka cabang di lokasi lain dan tentu saja Nunu yang akan dipercaya memegang bisnis sepenuhnya dengan skema bagi hasil kepemilikan bersama. Dengan itu Nunu sudah bisa jadi pengusaha cuci mobil 24 jam tanpa modal.

Ketiga: Jangan selalu melewatkan peluang. Jika saat ini memang Nunu sedang tidak ada pilihan yang lebih baik selain berwirausaha, misalnya tidak sedang bekerja dengan gaji cukup memuaskan, kalau tanpa disengaja ada datang penawaran menjalankan usaha yang dipihak Nunu tanpa modal atau ada tapi nominalnya tidak besar, pelajari dengan seksama usaha tadi. Apakah MLM yang terpercaya dan adil, atau usaha yang ada feeling prospek bagus kedepan, atau jenis usahanya sesuai dengan skill dan hobby Nunu, dan pertimbangan lain, tapi jika 80% feeling Nunu bilang ikut, maka action-lah.   Banyak orang memiliki ide ini –itu buat usaha, tapi ide tinggallah ide karena tidak berani diwujudkan. Banyak orang menyesal jika di suatu hari melihat ada orang bisa kaya dan berhasil dari ide yang mungkin sebelumnya kita sudah tahu, atau dari usaha yang sebelumnya kesempatan ini pernah datang ke kita tapi saat itu kita tolak atau kita tidak berani melaksanakannya. Usaha bukan melulu teori, usaha adalah action.

Keempat: Jangan selalu pikir bahwa dalam membuat usaha selalu harus modal kita sendirian. Apalagi dalam posisi tidak ada dana untuk modal, maka kita harus membuka diri untuk kongsi bersinergi dengan orang lain. Kongsi bisa berupa bagi hasil berdasarkan prosentase terhadap omzet kotor atau nett profit. Skema sharing tersebut sudah ditentukan di awal sesuai kesepakatan pihak pihak yang mendirikan usaha bersama ini . Misalnya kongsi di investasi gedung usaha. Sewa ruko bisa gabung berdua, misalnya lantai 1 untuk buka ATK plus foto copy dari owner yang lain dan di lantai 2 buka cafenya Nunu. Jika dana modal tidak ada, maka skill dan kepercayaanlah yang dinilai oleh mitra kongsi kita. Jika tidak ada skill spesifik tertentu, maka kejujuran dan semangat yang bisa dianggap bernilai oleh mitra. Jika sudah tidak ada modal, tidak punya skill, tidak jujur dan tidak bisa dipercaya, juga malas, maka jangan pernah bermimpi bisa jadi pengusaha.

Kelima: Jangan segan menabung dan mengelola asset sedari muda untuk tujuan membuka usaha. Jika menjadi wirausaha sudah menjadi tujuan hidup dan sangat diperjuangkan maka menabunglah untuk mengumpulkan modal. Mungkin awalnya dari status karyawan sudah menabung. Menabung juga tidak harus dalam bentuk uang. Bisa dalam bentuk asset atau logam mulia. Bahkan bisa saja menabung dalam bentuk batu bata atau bahan bangunan yang awet jika bercita cita nanti mau dibikinkan rumah kontrakan di tanah kosong. Atau menabung untuk bayar DP pembelian rumah baru.  Jika sudah dapat sejumlah Dp rumah, beli rumah tersebut , lalu kontrakkan. Uang sewa bulanan dipakai untuk bayar cicilan rumah tsb. Sekian tahun berikutnya di saat umur dan mental Nunu siap, maka rumah tersebut bisa dijual dan uangnya dibuatkan usaha. Harga tanah dan property diatasnya juga sudah berlipat, maka dana penjualan rumah tersebut juga cukup untuk kebutuhan membuka usaha. Dan jangan semua digunakan untuk modal usaha, sisihkan untuk backup sebagai cadangan untuk keluarga. Bagaimanapun jika ikut usaha dengan style saya, lebih baik berusaha menggunakan uang orang.

Demikian kiat kiat usaha tanpa modal yang bisa dijalankan. 
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )

IBU KOTA MAU PINDAH BAGAIMANA PENDAPATNYA?

TANYA :"Ibu Kota mau pindah bagaimana pendapatnya?"


Salam sukses Pak Mirza

Ada wacana panas akhir akhir ini yaitu sedang dikaji akan pindahnya Ibu Kota Administratif dan pemerintahan Jakarta ke Kalimantan ( atau Palangkaraya, tepatnya ). Kira kira menurut pengamatan bapak apakah ada manfaatnya untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat, khususnya warga kota Palangkaraya? Terimakasih

Maria , Palangkaraya


JAWAB

Salam Sukses juga Ibu Maria

Mungkin DKI Jakarta sudah hampir melampaui daya tampung maksimalnya sehingga keseimbangan umum juga terganggu. Alam mencari keseimbangan baru dan itu tentu saja mengakibatkan pergeseran pada apa saja yang ada di atasnya. Kekuatan Daya dukung tanah rusak karena air tanah diambil terus, air laut masuk menginterupsi celah kosong dan kepadatan tanah menjadi labil. Beban mati secara umum lebih besar dari perhitungan karena banyaknya gedung gedung dan kendaraan yang cenderung diam karena macet. Efek beban menjadi berlipat karena perhitungan beban bergerak pada saat perancangan badan jalan berubah menjadi beban mati untuk waktu yang lama. Longsor bisa terjadi di dalam kota. Jika sesuatu beban sudah melebih daya tampungnya, maka saatnya pindah karena tidak bisa lagi dipaksakan walaupun dengan teknologi. Kekuatan Alam jauh lebih besar dari kekuatan teknologi manusia. Begitu juga kondisi terkini yang dialami kota metropolitan seperti Jakarta.

Syarat menjadi Ibu Kota Administratif dan pemerintahan, pertama tentu saja susunan Kabinet Eksekutif , Dewan Legislatif dan Yudikatif Pusat semua kumpul di satu kota. Tentunya perlu semua infrastruktur yang melengkapinya. Kalau kita bicara tata kota Prioritas sebaiknya mulai dari rumah tempat tinggal para pejabat ini sampai ke kawasan komplek kantor mereka bekerja, tentunya juga akses ke bandara harus sudah siap dengan standard VIP khas kenegaraan tentunya. Luasan zoning orang orang VIP ini tidak terlalu luas sekitar 10% luasan lahan Ibu Kota,  hanya posisinya strategic dan kalau bisa ada di garis lurus untuk memudahkan akses dan mempercepat waktu tempuh.

Dari infrastrukture jalan raya utama untuk kebutuhan kenegaraan ini baru dibuat “cabang cabangnya” yang menghubungkan pusat pusat aktifitas harian baik bisnis, administrasi, perdagangan warga kota tersebut, termasuk juga karyawan Negara sub ordinat dari para menteri dan anggota dewan.  Mulai dari perumahan rakyat, residential dan kawasan komersial lain, kawasan perkantoran dan industri, pasar rakyat. dll. Karena untuk kebutuhan ini dipakai oleh jauh lebih banyak orang dan sifatnya harian, maka luasan zoning ini paling besar, mungkin sampai 65% luasan ibu kota.

Untuk prioritas ketiga baru zoning untuk lokasi supporting seperti tempat belanja besar seperti Mall, kawasan rekreasi, olah raga, museum dan lain lain landmark. Zoning ini menggunakan 25% luasan lahan ibu kota. Maka sebetulnya jumlah Mall yang sedemikian banyaknya di Jakarta sudah sangat tidak ideal karena sudah menimbulkan titik titik konflik kemacetan yang terkunci di seluruh area kota, apalagi jika sudah weekend tiba. Setiap area punya daya tampung maksimal.

DKI Jakarta sebagaimana kita tahu adalah Kota Pusat Pemerintahan dan Pusat Bisnis. Mungkin hampir 50% uang beredar di Indonesia berpusat di DKI Jakarta, sisanya tersebar di kota kota lain di Indonesia. Tata kota DKI Jakarta yang terlanjur tidak ideal dengan azas kemudahan akses, efesiensi waktu dan manfaat ruang dan tidak bisa mengimbangi pesatnya pertumbuhan aspek aspek kebutuhan penduduk kota menjadi kendala bagi pelaksana Pemda DKI Jakarta mengatur ulang masalah, terutama kemacetan lalu lintas dan pertumbuhan peduduk di Ibu Kota. Tumpang tindih antara kesibukan adminstratif Negara dengan kesibukan bisnis kota Jakarta menjadikan situasi menjadi kurang nyaman seperti sekarang. Daya tariknya tentu saja walaupun DKI Jakarta macet seperti sekarang, tapi apa daya seluruh kemudahan akses bisnis, ekonomi, perdagangan, tranportasi antar daerah dan luar negeri semua yang paling modern, paling lengkap berpusat di Jakarta. Tidak ada kota lain di Indonesia yang punya fasilitas hidup, industri dan bisnis bahkan pariwisata sesempurna DKI Jakarta.

Pemilihan para ahli untuk kota Palangkaraya ini sebagai alternative tentu sudah memikirkan banyak hal. Seperti lokasi yang aman dari gempa, aman dari bencana alam lain dari arah lautan, aman dari kemungkinan gunung api aktif, ketersediaan sumber energi melimpah ( batu bara, gas bumi dan matahari ), lokasi strategic aman dari serangan langsung negara lain, juga tentunya masih tersedianya cukup luas daerah untuk di-redesign layout tata kotanya dan denah zoning peruntukannya jika akan distandardkan sebagai Ibu Kota Pemerintahan.  Dengan memisahkan antara kota ( misalnya di Palangkaraya ) sebagai fungsi Ibu Kota Pemerintahan dan DKI Jakarta sebagai Pusat kota bisnis itu akan menjadi solusi terutama bagi para pelaku pemerintahan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Akses mereka tidak lagi macet dan mudah mudahan lebih efektif dalam menjalankan pemerintahan karena tidak terlalu lelah di jalan. Tapi bagi pelaku bisnis di Jakarta sebetulnya tidak juga terlalu signifikan karena tidak ada yang berubah. Bisa lebih susah juga jika kebijakan tertentu yang VIP harus tetap diambil oleh pemerintahan Pusat dan time service level birokrasinya jadi lebih panjang dengan alasan harus ditangani oleh pejabat di Palangkaraya. Kendala jarak antar kota ini harusnya bisa diatasi dengan system jaringan on line agar lebih cepat tapi tetap hemat.     

Nah kaitannya dengan wacana apakah perpindahan Ibu Kota pemerintahan ini bisa membawa dampak positif bagi kemajuan kota Palangaraya, tentu saja sangat berpengaruh. Jika tidak ada Peraturan Tata Kota atau Perpu yang melarang sebuah kota administrative pemerintahan didampingi oleh fasilitas perumahan umum dan komersial, bisnis, perdagangan, rekreasi, dan kebutuhan supporting kota lainnya, maka bisa dipastikan Palangkaraya minimal dalam waktu 5 s/d 10 tahun setelah Ibu Kota pemerintahan pindah ke sana juga segera akan ditumbuhi perumahan perumahan baru, Mall mall baru, kawasan industri, perdagangan, pariwisata baru dan kesemuanya ini akan lebih menggerakan ekonomi penduduk kota Palangkaraya. Ibu Kota Pemerintahan dengan adanya Presiden dan seluruh anggota Kabinetnya, Dewan Legislatif yang cukup banyak anggotanya dan Dewan Yudikatif akan memberi gengsi dan daya tarik juga magnet tersendiri bagi sebuah kota. Apalagi dengan kenyataan bahwa sumbu pemerintahan tidak pernah bisa jauh dari sumbu pengusaha. Pertama para pengusaha pasti akan mengarah juga ke Palangkaraya untuk lebih dekat lobby dengan pemegang kebijakan bisnis. Lalu setelah mereka mendapatkan akses bisnis, mereka akan membangun kawasan kawasan fungsional baru dalam rangka mencari keuntungan dan peluang bisnis. Dari bisnis mereka akan tercipta lapangan kerja baru, memberikan pendapatan baru bagi masyarakat kota Palangkaraya. Secara teknis UMR juga pasti akan meningkat dan kesejahteraan , daya beli masyarakat kota Palangkaraya juga akan meningkat. Segala aspek kehidupan, mulai dari harga tanah, harga sembako, harga kehidupan sehari hari juga akan meningkat. Bagi para pelaku bisnis ini akan meningkatkan kesempatan naiknya omzet.

Yang perlu diantisipasi di awal agar tidak sampai terjadi kemacetan seperti Jakarta adalah tata kota Palangkaraya yang harus dirancang se-ideal mungkin. Kepatuhan pemanfaatan ruang kota pada zoning yang sudah ditetapkan, termasuk zona hijau untuk menyerap air hujan agar tidak terjadi banjir dan juga tersedianya area pengembangan pada setiap zoningnya untuk antisipasi pertumbuhan yang mungkin lebih cepat dari prediksi.   

Kecuali ada perda khusus Palangkaraya yang “melarang” kota Palangkaraya tumbuh sebagai kota bisnis dan hanya khusus sebagai kota administrative pemerintahan dan kebijakan, maka semua kejadian di atas sangat pasti akan terjadi. Jika ibu adalah warga kota Palangkaraya dan jika betul Ibu Kota Pemerintahan akan pindah kesana, maka selamat menikmati datangnya “hujan emas” dalam kehidupan keluarga warga kota Palangkaraya. SEMANGAT SUKSES ( Mirza A. Muthi )