Kamis, 01 Desember 2016

Bekal Hidup



Seorang bapak meminta tolong kepada saya untuk menasihati mantunya yang menurutnya kurang gigih dan serius dalam menghadapi hidup. Kebetulan di keluarganya, dia adalah anak laki laki tunggal dan sangat "dijaga" oleh ibunya yang selalu menjaga dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Bapak ini khawatir anak perempuannya ada di tangan laki laki yang rapuh secara mental dan karakter sehingga akan rawan gagal menghadapi cobaan yang sewaktu waktu nanti pasti datang juga sebagai bagian dari kenyataan perjalanan kehidupan.

Menghadapi tantangan dalam hidup bukan perkara mudah. Banyak orang tidak siap karena tidak terlatih secara mental. Latihan mental dan karakter anak perlu dibangun dan dibina sejak masih kecil. Karakter tergantung dari kebiasaan, sedangkan mental dibangun dari latihan menghadapi dan merespond masalah.


Kenyataannya banyak orang tua dari sejak kecil begitu memanjakan anaknya, mengikatkan tali sepatunya, membawakan tas sekolahnya, menyodorkan piring makannya. Apa apa sudah tersedia, pertolongan siap diberikan, rintangan pasti akan bantu dimudahkan, anak jadi santai, tidak biasa berusaha mandiri. Bahkan dalam kasus ini, sebagai anak laki laki tunggal dimana ibunya sudah mengatakan jangan terlalu ngoyo bekerja, biar mama yang kerja, tentunya ini adalah "pernyataan yang menggelikan" dari seorang ibu kepada anaknya. Maka jika dari kecil selalu ada yang menjamin kondisi yang nyaman dalam hidupnya, sudah pasti pada saat besarnya si Anak ini cenderung ingin dapatnya hal yang instant saja. Kurang tangguh dalam menghadapi masalah dan bisa patah harapan dalam menghadapi cobaan hidup. Apakah ini hasil yang diharapkan orang tua terhadap sikapnya dalam memanjakan anaknya secara berlebihan?


Tidak terbiasa berjuang dari bawah, bersusah payah dan sabar menjalankan proses jatuh bangunnya kehidupan. Padahal itu hal hal penting yang harus dimiliki secara nyata oleh orang yang ingin memiliki karakter sukses. Tapi memang karakter dan mental manusia dididik dan dibentuk mulai dari masa anak anak, remaja dan dalam masa persiapan masuk dunia nyata. Pendidik pertama tentunya adalah lingkungan keluarga, yaitu kedua orang tuanya. Sekolahpun tidak bisa selama 3 - 6 tahun merubah mental karakter anak dari manja ke karakter tangguh tanpa metode khusus yang sudah terbukti. Sungguh membangun mental dan karakter tangguh agar Anak siap mandiri menghadapi kenyataan hidup di dunia nyata sangatlah tidak mudah. Apalagi anak Laki laki yang akan jadi pemimpin keluarganya sendiri nanti pada waktunya.


Maka jika Anda sayang Anak Anda, jangan terlalu manjakan anak seakan akan Anda sebagai orang tua akan bisa terus hidup dan kuat untuk mendampingi mengurus anak Anda selama hidupnya. Anda sebagai orang tua punya kewajiban untuk membangun generasi tangguh, bukan hanya memberikan kesenangan yang melenakan. Justru Anda harus mendidik dan membina mental, karakter anak Anda sehingga terbentuk tangguh dan siap terjun hadapi kenyataan hidup. Bagaimanapun Anak kelak juga akan hidup mandiri sebagai pribadi yang bertanggung jawab, lalu memasuki masa sebagai orang tua, menghadapi kenyataan hidup yang tidak selamanya indah dan ideal sesuai harapan. Apakah Anda yakin pada saatnya Anak Anda akan siap menghadapi dunia, sedangkan Anda sebagai orang tua juga sudah tidak ada lagi kemampuan, kesehatan, waktu dan energi untuk terus mendampingi membantu Anak Anda?


Orang tua bukan malaikat penjaga bagi anaknya, berikan kesempatan anak untuk bertanggung jawab dalam hidupnya dengan terbiasa berjuang dan mandiri sedini mungkin dalam menghadapi setiap kesulitan di kehidupan nyata. Mintalah Anak Anda pada waktunya nanti untuk lebih serius melakukan perencanaan hidup dan membangun masa depannya sendiri. Berikan dukungan positif yang menggali tanggung jawab pribadi dari si Anak, tempatkan dia dalam lingkungan yang kompetitif dan kreatif produktif sehingga dia mendapat role model yang benar, carikan guru atau orang dewasa yang berfungsi seperti coach bagi dirinya. Bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup keluarga yang ditanggungnya dan bisa membangun kepercayaan juga keyakinan dari keluarga yang mengharapkannya. 


SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)