Sabtu, 01 Juni 2013

PINDAH KERJA KE PERUSAHAAN BARU YANG BUDAYA KERJANYA KURANG BAGUS

TANYA :"PINDAH KERJA KE PERUSAHAAN BARU YANG BUDAYA KERJANYA KURANG BAGUS."

Selamat pagi pak Mirza

Saya baru pindah kerja, kebetulan diminta sama bos disana untuk pindah kerja dr perusahaan lama ke perusahaannya. Dibajak begitu ceritanya. Tentu dengan fasilitas dan gaji yang lebih tinggi dr perusahaan lama, tapi masih belum jadi manager sih.Tapi saya merasakan ada masalah budaya kerja disini. Dari banyak yang suka terlambat kerja, tidak kordinasi antar bagian, manager yang kurang support staffnya, saling salahkan antar karyawan. Saya sadar mungkin itu sebabnya bos disini pusing dengan kondisi bisnisnya.  Ada nasihat buat saya dalam menghadapi masalah ini pak?
Terimakasih atas inputnya

Jordan
Jakarta

JAWAB :


Jordan yang luar biasa, 
Pertama sekali Anda harus optimis bahwa Anda bisa bertahan dan bermanfaat dengan pindah ke tempat kerja baru ini. Mungkin pertama Anda merasa shock dan down karena merasa Anda salah ambil keputusan dan salah langkah sudah pindah dari pekerjaan lama yang sebetulnya aman aman saja ke pekerjaan baru yang harusnya bisa membuat Anda merasa dalam harapan yang lebih baik dalam segala hal, tapi ternyata tidak. Itu perasaan yang wajar
  
Ingat, mereka yang optimis tidak menunggu terjadinya perubahan, buang buang waktu. Tapi mereka justru yang mengusahakan secara aktif terjadinya perbaikan tsb. Sesuatu yang kita rasakan kurang ideal kadang terjadi di lingkungan sekolah, organisasi, komunitas pergaulan, tempat kerja, dll. Dimanapun kita , bersosialisasi atau bekerja dan jadi bagian di dalamnya,  ada hal yang seharusnya kita pikir bisa lebih baik dari yang ada sekarang

Pilihannya apakah Anda sebagai karyawan disana mau tidak peduli, ikut arus saja dan tidak pusingkan kemungkinan perubahan lebih baik, atau ingin perubahan perbaikan. Mungkin ada hikmahnya Anda diajak pindah ke perusahaan itu karena bos Anda perlu ada 1 orang penggerak perubahan dalam sebuah kelompok yaitu di dalam organisasinya. Bukan provokator yang hanya membawa perpecahan, tapi betul betul agen perbaikan yang positif. Yang bisa membawa budaya kerja yang kondusif dan profesional ke dalam budaya kerja yang sudah terbiasa tidak produktif.

Misal dalam organisasi kerja yang tidak produktif, perlu 1 orang yang sadar, inisiatif  dan optimis membawa perubahan ke arah perbaikan cara kerja. Mulai perombakan system, peningkatan standard skill, perbaikan penghargaan prestasi kerja, fokus pada tujuan, memaksakan perubahan etos kerja

Seorang agen perubahan yang bisa mengajak kelompok tsb sama sama berubah dengan awalnya dia sendiri yang harus secara nyata  memberi contoh kerja, jadi acuan, bahwa yang sekarang sudah terbiasa bisa berubah. Anda bisa memulai dengan jadi karyawan yang kondusif , peduli dan positif,  walaupun itu hanya Anda sendiri. Ingat, dimanapun jika ada hal hal dan contoh yang positif pasti tetap akan memberi "aura positif". Sabar dan tetap komitmen, semuanya akan berjalan bersama waktu. Pada saat kelompok dan kawan kawan kantor lain sadar dan melihat bahwa apa yang dilakukan 1 orang ini yaitu Anda, diyakini adalah cara bekerja yang lebih baik dan benar, lalu bisa dijadikan contoh yang baik, maka selanjutnya Anda akan dipercaya dan lebih mudah memberi pengaruh baik kepada kawan kawan karyawan lain

Maka jadilah agen perubahan dalam kelompok Anda, dimana perusahaan tempat Anda bekerja sekarang. Jika bos Anda melihat nilai baru dari kehadiran Anda di perusahaannya, mungkin dia akan berikan wewenang untuk beri Anda peluang memperbaiki situasi yang selama ini sudah berjalan seperti yang Anda rasakan beberapa waktu setelah Anda bergabung dengan perusahaan ini. Misalnya Anda akan diberi posisi tinggi sehingga punya wewenang untuk membuat kebijakan dan peraturan yang kondusif yang bisa mengarahkan pada perbaikan dan karyawan lain akan menuruti arahan Anda. Siapa tahu posisi manager bisa menjadi milik Anda di perusahaan ini. Pertanyaannya apakah Anda mau jadi agen perubahan? SEMANGAT SUKSES (Mirza)

Rabu, 01 Mei 2013

APAKAH KALAU MAU MEMULAI USAHA HARUS TRAMPIL DULU?

APAKAH KALAU MAU MEMULAI USAHA HARUS TRAMPIL DULU?

Ada pertanyaan umum mengenai apakah kalau mau memulai usaha harus trampil dulu? Mari kita coba jawab secara umum. 

Saya lebih pilih berani dulu. Action dulu, lalu ketrampilan akan punya tempat buat diexplore. Bisnis yang sukses itu bersifat bertumbuh. Apapun yang ada di dalamnya harus tumbuh. makin besar,omzet makin besar,termasuk skill Anda makin trampil. Misalnya: kalau Anda ingin bisnis buka warung mie ayam setelah belajar 1-2x meramu bumbu mie dari ibu Anda, lalu mulailah coba  berdagang jangan ditunda. Kebetulan menyiapkan mie ayam juga tidak terlalu rumit, apalagi jika bumbunya sudah siap dan tnggal meracik. Juga semua orang suka mie ayam, jadi ini jenis bisnis yang tidak terlalu berisiko besar. Jadi buat apa takut?

Jika Anda sudah keluarkan modal untuk menyewa kios, membeli mangkok gelas dan peralatan makan dll, maka sayang jika modal ini hilang percuma. Anda akan berusaha mencari input dari pembeli pertama Anda kurang rasa ini itu apanya saja, anda jg pasti belajar bagaimana memperbaiki rasanya agar dirasakan paling lezat dan tepat bumbu.. Kenapa? Karena Anda sudah ada dalam situasi "dipaksakan" harus cari solusi bagaimana bisa menghasilkan mie ayam yang lezat dan bs membuat pelanggan kembali lagi
Anda harus berpikir dan berjuang keras agar pembeli datang lagi berkali2 dan mereferensikan mie ayam Anda ke orang lain, maka bisnis Anda akan berjalan kearah bertumbuh

Tapi jika Anda tidak pernah memulai, hanya sibuk belajar bikin mie ayam yang terlezat di dapur, tanpa pernah betul2 jualan atau berani menjual mie ayam buatan Anda ke orang lain, maka pasti beda nasib. 
Dengan action buka usaha warung mie ayam dgn modal skill sedikit belajar, Anda ."memaksakan" diri untuk membangun skill meracik mie ayam enak agar usaha Anda bisa berumur panjang dan Anda tidak membuang buang uang modal yang sudah diinvestasikan. Untuk terus meningkatkan skill, setiap hari Anda bisa belajar dari banyak sumber. Tanya kepada konsumen mengenai rasa yang diinginkan, tanya ke pedagang mie lain dengan coba cicipi banyak warung mie ayam, baca buku resep dan coba lagi. Itulah namanya komitmen pada proses, tidak bisa ingin langsung sampai ke tujuan tanpa melalui proses belajar. 

Toh dengan langsung memiliki usaha Anda sudah punya "laboratorium dan uji sample" untuk belajar masak dan hidangkan ke pembeli untuk bisa Anda tanya responnya. Setiap hari Anda bisa lakukan itu. Anda terus belajar skill bikin mie ayam enak,tapi Anda juga tdk kehilangan waktu dan momentum memulai usaha mandiri. Karena melakukannya secara bersamaan

Tapi jika Anda tidak juga memulai berjualan, tidak ada yang paksa Anda harus bisa memiliki skill buat mie ayam enak sesegera mungkin. Lama lama juga  akan kehilangan momentum dan bisa tidak semangat lagi. Maka janganlah terlalu terpaku pada keyakinan hanya bisa berbisnis kalau sudah punya standard skill yang tinggi dulu. Waktu tidak akan menunggu. Yang terpenting mulailah segera, tapi tetap komitmen terus jadi pengusaha pembelajar dan perbaiki semua skill untuk capai hasil yang terbaik.

Bisnis butuh action, bukan hanya teori dan perencanaan. Jadikanlah setiap tahap ada porsi prioritasnya. Semua bertumbuh sesuai waktu. Belajar masak mie secara dasar dan instant, lalu beranikan buat kios mie dan mulai jualan. Sambil terus tingkatkan cita rasanya dengan belajar tingkatkan cita rasanya. Juga lakukan sambil perbaiki pelayanan, perbaiki semua input dan komplain pembeli, tambah ilmu dari baca buku dan minta ahli masak untuk bantu mentoring. Jika prospek usaha makin besar rencanakan untuk perluas kios. Beranikan pinjam modal secara terukur dan terencana, rekrut karyawan, alat, tambah jenis menu

Komitmen untuk terus bertumbuh, tidak ada sesuatu hal baru yang bisa Anda kendalikan kalau langsung besar. Justru di usaha kecil menengah ini Anda harus bertahap dari kecil menuju besar, terus belajar dari melakukan sendiri. Tapi jika Anda hanya belajar tanpa pernah action, maka anda tidak akan pernah mengalami "belajar yg sesungguhnya". No worries, just Go Action.

SEMANGAT SUKSES(Mirza A. Muthi)

Senin, 01 April 2013

ADA TIDAK MARKETING ATAU PROMO YANG TIDAK MENGGUNAKAN BIAYA?APA SAJA CONTOHNYA

TANYA :"ADA TIDAK MARKETING ATAU PROMO YANG TIDAK MENGGUNAKAN BIAYA?APA SAJA CONTOHNYA?."

Semangat Sukses pak Mirza

Saya mau tanya sebetulnya ada gak marketing atau promo yang gak pake biaya? Apa saja contohnya? Itu saja pak.

Terimakasih

 Firman

JAWAB :

Firman, semangat sukses selalu. Strategi marketing biasanya bertahap tahap campaign sesuai tujuan tahunan. Mulai dari event lokal kecil, shower marketing cuma sebar promo tools seperti brochure, poster, spanduk, sampai main event yang dipublikasi secara nasional dan menggunakan budget yang besar meliputi iklan di media nasional dengan hadiah hadiah undian mahal yang menarik. Ingat, kegiatan marketing tidak selalu identik goalnya dengan sales volume. Tapi bisa jadi hanya untuk panetrasi brand. Marketing itu adalah grand plan perusahaan yang mencakup strategi branding, edukasi dan promo. Mau yang bebas biaya? Promo masih bisa dihemat dibanding marketing. Tergantung skalanya, mau event atau promo yang murah dan dampaknya hanya lokal atau besar dan berdampak langsung luas atau nasional. Tapi ada memang strategi promo yang tidak banyak menggunakan biaya. Misalnya di karaoke keluarga ada strategi room free 1 jam jika sewa room 1 jam. Kalaupun tidak mau cetak brosure atau pasang spanduk diluar outlet, bisa ditawarkan secara verbal langsung oleh receptionist kepada setiap tamu yang datang sebelum tamu diarahkan ke room. Biaya promo room free tsb praktis hanya listrik saja. Jika menu yang dipromokan, maka biaya bahan baku menu akan lebih besar dibanding hanya promo room. Karena itu disc room umumnya bisa lebih besar angkanya dibanding disc menu.

Promo cross selling antar mitra toko/produk, misalnya belanja transaksi produk di toko A senilai minimal tertentu akan dapat kupon diskon belanja produk di toko B, begitu juga sebaliknya. Sebaiknya dari jenis produk yang berbeda agar pembeli merasakan benefit yang meluas, bukan jadi tumpang tindih. Misalnya jangan resto mie dapat cross
selling ke resto oriental, produknya hampir sama. Lebih baik resto mie cross selling dengan outlet cafe, jadi pelanggan bisa kenyang makan mie dan dapat benefit potongan harga buat kongkow di cafe. Tidak justru bikin persaingan antara resto mie dan resto oriental yang mungkin diantara menunya juga ada menu mie. Modalnya perjanjian antara mitra dan masing masing buat promo tools minimal misalnya pasang x banner atau tendcard di receptionist.

Promo dgn meminta support dari sponsor juga bisa dibilang minimal cost dari sisi pemilik usaha/fasilitas. Dengan fasilitas yang kita punya, ajak beberapa brand produk untuk mitra sama sama melaksanakan sebuah event yang juga bisa sebagai aktifasi promo bersama. Mulai dari brosur, spanduk, hadiah, biaya ops event, bayar juri, masuk iklan media, dll semua dibayar dari gabungan biaya yang didapat dari sponsor utama dan sponsor pendamping. Itulah pentingnya dibuat proposal yang menarik agar makin banyak calon mitra sponsor melihat ada potensi promo yang efektif pada event yang kita adakan dan mereka bersedia untuk partisipasi sesuai skema kemitraan yang ditawarkan dan mereka pilih.

Promo dengan media online juga banyak yang gratis. Baik kita memberdayakan bbm, sms, fb atau twitter yang untuk membuatnya tidak perlu biaya. Titip saja promo produk Anda pada pemilik akun twitter, fb atau BBM yang punya banyak follower atau member. Barter pemilik akun potensial tadi dengan fasilitas free di usaha Anda untuk jangka waktu atau frekuensi yang disepakati.Kalaupun website pasti ada biaya untuk mendevelop website dan menayangkannya agar bisa diakses publik. Tapi secara umum, marketing promo via media online ini cukup murah dan termasuk efektif karena daya jangkaunya luas dan bisa diakses siapa saja.

Demikian contoh contoh aktifasi promo dengan biaya minimal yang bisa dilakukan. Tapi sebetulnya jangan takut untuk keluar biaya untuk marketing dan promo. Selama diperhitungkan dan direncanakan agar efektif mencapai tujuan untuk panetrasi brand di pasar atau sales volume, maka biaya akan difeedback dengan brand awareness yang tinggi dan sales volume yang tinggi. Ingin dapat ikan hiu, pasang umpan ikan tongkol. Kalau umpan pakai ikan teri mungkin tidak bisa berharap dapat ikan paus.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A. Muthi)

Jumat, 01 Maret 2013

MEYAKINKAN ORAN TUA

Tanya : "Meyakinkan Orang Tua"

Dear Pak Mirza

Saya sering ditanya orang tua kemana tujuan hidup saya setelah lulus kuliah dan saya jawab mau jadi pengusaha. Tapi sepertinya mereka kurang suka atau tidak yakin dengan kemampuan saya jadi pengusaha. Bagaimana cara meyakinkan mereka ya?

Kristy-Jakarta

Jawab:

Dear Kristy, Anda adalah anak muda luar biasa sudah punya keinginan kuat untuk jadi pengusaha mandiri. Saya punya gambaran kuat mungkin orang tua Anda saat ini bukan berprofesi sebagai pengusaha. Jika betul maka jangan khawatir, itu hal biasa saja. Orang tua sendiri saja belum tentu berani jadi pengusaha, apalagi membayangkan anak perempuan tercintanya jadi pengusaha tentu pantas jika agak khawatir. Mungkin orang tua lebih takut bagaimana jika usaha Anda gagal dan bagaimana membiayai kebutuhan hidup dan masa depan. Itu biasa sebagai orang tua. Tugas mereka memang khawatir pada masa depan anaknya. Itu artinya orang tua Anda sangat sayang pada Anda. Anda harus menghormati pandangannya dan sebagai anak Anda wajib mendengarkan perkataan orang tua.
Tapi anak juga punya hak untuk bercita cita sendiri dan harus mendapat restu dari orang tua jika ingin berhasil dalam langkah hidup dan pilihan usahanya. Akan lebih lega rasanya jika usaha Anda direstui orang tua atau bahkan disupport oleh orang tua.

Hal yang perlu dilakukan pertama oleh Anda adalah meyakinkan orang tua kalau Anda mampu dan punya passion kuat untuk jadi pengusaha. Orang tua perlu contoh "pengusaha muda" yang sudah kelihatan menuju sukses usaha mandiri. Misalnya kalau Anda punya kakak kampus atau beberapa kawan yang masih cukup muda tapi cukup sukses usaha mandiri untuk datang ke rumah bertamu dan berbincang dengan orang tua. Dari kawan Anda tadi pasti orang tua akan dapat gambaran bagaimana kemungkinan anak muda bisa sukses dalam usaha mandirinya. Bahwa anak muda berprofesi pengusaha mungkin saja bisa sukses dan punya masa depan bagus. Di Televisi juga saat ini banyak program program yang menceritakan kisah sukses pengusaha muda. Ajak orang tua untuk menonton bersama dan minta pendapatnya.

Untuk meyakinkan orang tua bahwa Anda punya passion kuat untuk jadi pengusaha mandiri, maka Anda juga harus bisa menunjukan kegigihan Anda dalam merintis usaha mandiri. Misalnya hal yang paling dasar adalah belajar berdagang. Berdagang baju atau assesories bersama beberapa teman di saat weekend di lokasi bazaar. Membeli dan menjual kembali coklat hias ke kawan kawan kampus. Membuat, menawarkan dan mengirim pesanan parcel saat lebaran atau Natal. Kalau punya hobby fotography bisa menjual jasa foto dan mendapat upah fee dari kegiatan foto. Hal hal pekerjaan usaha mandiri yang terlihat oleh orang tua Anda secara intensif dan jangka panjang yang akan membuat mereka berpikir bahwa Anda memang betul betul punya minat dan passion kuat dalam merintis usaha mandiri walaupun sifatnya adalah usaha sampingan mengisi waktu luang kuliah. 

Apalagi jika ada salah satu usaha sampingan Anda ternyata terbukti juga cukup menghasilkan omzet lumayan. Berarti orang tua Anda melihat Anda punya bakat khusus untuk usaha tertentu dan kalau diseriuskan pasti akan lebih menghasilkan. Bahkan mungkin setelah Anda selesai lulus kuliah maka orang tua akan menawarkan bantuan modal untuk Anda fokus membesarkan usaha sesuai bakat dan minat ini.

Saya rasa jika langkah langkah diatas bisa coba Anda lakukan, sedikitnya bisa pelan pelan menghilangkan kekhawatiran orang tua Anda untuk minat berwira usaha dan merasa mulai merasa yakin akan niat Anda untuk serius berwira usaha selepas Anda lulus kuliah nanti. Jika punya niat baik jangan mundur dan buktikan Anda mampu. Jika Anda pikir bisa, maka PASTI BISA! SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Jumat, 01 Februari 2013

TUGAS AKHIR TENTANG FRANCHISE

Tanya : "Tugas Akhir tentang Francise"

Selamat siang Pak Mirza, untuk keperluan tugas akhir dan analisis mengenai franchise saya ingin konsultasi dan menanyakan beberapa hal mengenai franchise, mohon informasinya:
1. bagaimana cara perhitungan menentukan franchise fee untuk memulai jadi franchisor?
2. bagaimana definisi Action Plan dalam kajian franchise?
3. apa saja yang harus dipersiapkan (item action plan) untuk memulai menjadi franchisor?berapa lama waktu untuk menyiapkanya?
4. apa saja yang kita tawarkan untuk menarik minat calon franchisee?
5. berapa lama menyiapkan konsep franchise?
6. berapa lama waktu evaluasi/perbaikan internal manajemen?
7. berapa lama waktu membuat HAKI (paten,hak cipta, merek)
8. barapa lama waktu membuat badan usaha?
9. berapa lama waktu menyeleksi calon franchisee?
10. berapa lama start business dengan franchisee (dari deal sampai mulai beroprasi)?
Jawaban dari anda sangat membantu untuk lanjutan penelitian saya dan juga menambah pengetahuan seputar franchise, mohon kesediaanya untuk memberikan informasi seputar yang ditanyakan..terimakasih..

Rhiyou Hitachi

Jawab:

Nama Anda unik seperti orang Jepang atau mungkin memang ada keturunan Jepang? Anda belum perkenalkan diri dari universitas apa? Sebetulnya hal hal umum ini bisa dicari jawabannya di banyak sekali buku buku mengenai franchise dan waralaba. Anda harus banyak baca buku dengan thema waralaba untuk menyusun tugas akhir dan menyerap intinya sendiri dari sudut pandang dan kebutuhan Anda. Hal mengenai franchise dan waralaba bukan hal baru lagi saat ini. Di website saya juga ada beberapa poin yang sudah dibahas. Membaca dari banyak sumber dan mencatat hal hal penting yang dibutuhkan dalam satu buku sebelum diedit menjadi "kompilasi".. Begitu cara awal mencari data untuk menyusun tugas akhir. Saya lebih tertarik untuk membahas masalah kasus bisnis
.. 
Tapi OKlah, untuk semua pertanyaan ini saya akan jawab secara umum saja. Kalau poin per poin nanti seperti saya yang buatkan tugas akhir Anda., dan itu tidak akan membuat Anda jadi lebih baik. 

Sebelum Anda membuat perusahaan Franchisor ( yang memiliki merk dagang franchise dan menjual franchise ), harus pastikan bahwa team Anda memiliki "track record" penguasaan skill dan pengalaman di bidang yang akan ditekuni. Jangankan bisnis untuk usaha sendiri, ini Anda melakukan bisnis yang juga akan ditawarkan kepada investor lain dengan Anda berposisi sebagai "mentor".. Jadi kalau team Anda sendiri tidak expert di bidang bisnis ini lebih baik jangan coba coba menjadi franchisor. 
Supaya jadi expert dan teruji karena itu Anda harus punya "outlet prototype" dulu mlik sendiri yang Anda dan team kelola. Disana menjadi laboratorium untuk Anda uji semua teori bisnis operasional, marketing, taktik dan strategi untuk bersaing, service excellent, panetrasi pasar, sampai pengelolaan SDM dan membuat hubungan dengan lingkungan outlet yang kesemuanya Anda saling hubungkan dan buat system. 

Franchise intinya adalah "copy paste atau duplikasi" yang kalau system ini diikuti dan dijalankan dengan baik, maka 80% outlet akan bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan, 20% sisanya harus disesuaikan dengan kondisi lokal. Kalau di franchise dikenal dengan nama "buku SOP". Maka singkatnya SOP ini bukan buku yang bisa langsung Anda buat tanpa dasar, tapi buku sakti standard petunjuk operasional outlet yang dibuat berdasarkan "pengalaman actual" Anda mengelola bisnis sendiri tsb. Waktunya tergantung Anda dan team bisa menganggap study lapangan ini berhasil memuaskan. KPI (Key Performance Indicator) nya misalnya bisa dari omzet outlet yang meningkat dan stabil sampai di angka berapa, jumlah pelanggan loyal yang banyak sampai berapa orang per hari idealnya dan tingkat kecurangan staff dan efesiensi kerja karyawan yang optimal diukur dengan peningkatan omzet berapa % tiap bulan, juga brand outlet Anda dikenal tidak di radius 2-3 km sekitar outlet.. KPI ini bisa ditambah lagi sesuai keinginan Anda sebelum Anda dan team merasa yakin bahwa telah betul betul menguasai bisnis ini dan bisa menjadi mentor. Langkah langkah detil kronologisnya dari sejak survey lokasi , membuat gambar perencanaan outlet, renovasi, setting outlet, perekrutan pegawai dan training, simulasi operasional jangka waktu soft opening, persiapan grand opening, promo dan marketing apa saja, pokoknya semua yang team Anda lakukan dalam membuka outlet dan mengambil intisari dari seluruh kerja besar tsb Anda susun berdasarkan timeline dan buatkan "Action Plan". Kalau pihak franchisee nanti jalankan poin per poin berdasarkan schedule Action Plan itu nantinya maka flow bisnisnya akan jelas dan memiliki arah. Tidak mudah untuk membuat Action Plan yang aplikatif dan itu bukan waktu yang sebentar, makanya peraturan waralaba menyarankan minimal 2 tahun Anda sudah mengoperasionalkan outlet pertama Anda dan harus sudah berhasil. Outlet pertama Anda ini juga akan menjadi cikal bakal kantor pusat franchise Anda karena team yang Anda bina sudah paling paham mengenai semua standarisasi yang dibutuhkan untuk memulai bisnis franchise bidang ini. Karena itu badan usaha untuk menjalankan outlet prototype ini bisa berbentuk CV atau PT jika Anda punya niat memfranchisekannya nanti. Harus badan usaha resmi terdaftar karena Anda akan melakukan bisnis dengan pihak lain yang harus tercatat secara legal. 

Jika sudah yakin akan memfranchisekan maka daftarkan merk dan logo Anda kepada biro "patent merk". Sebetulnya apa dari awal akan didaftarakan merknya juga sudah bisa. Tapi dalam bisnis kadang semua hal yang perlu harus dilakukan, termasuk jika ada kegagalan yang dipertimbangkan disebabkan kesalahan memberi nama usaha atau merk/brand, maka masih ada kesempatan untuk Anda ganti merk yang lebih tepat. Tapi kalau sudah dipatentkan, maka akan lebih sayang melepas merknya. Merk dan logo Anda akan dicek dulu apakah memang betul betul clear and free untuk dipakai, tidak memiliki kesamaan penyebutan dengan brand lain, dll. Waktunya bisa 3 minggu atau bahkan lebih. 

Lalu buat "konsep penawaran franchise" untuk dipublish kepada umum agar menarik calon calon franchisee. Terutama yang ditanya oleh calon franchisee adalah berapa range investasinya dan berapa lama balik modal (BEP). Dua poin itu adalah awal dan akhir yang paling dipentingkan dalam bisnis. Perlu dibuat "Financial Model" yang menggambarkan angka angka nominal uang dalam bisnis dalam 1 outlet mulai dari investasi sampai mendapatkan profit.  Diantara investasi awal dan BEP ada banyak kerja dan tugas produktif dan kondusif yang disarankan dan dibimbing franchisor agar investasi yang dikeluarkan franchisee bisa BEP. Termasuk dalam investasi adalah "Franchise Fee", yaitu semacam uang pengikat kerjasama antara franchisor dan franchisee. Dengan ditransaksikannya Franchise Fee, maka franchisor dan franchisee diikat dalam satu komitmen franchise dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3-5 tahun. Besarnya franchise fee ini bisa diukur dari harga pasar franchise fee bisnis sejenis. Kalau franchise gerai kopi coba survey diantara franchise gerai kopi lainnya, kalau mau franchise karaoke keluarga silakan survey diantara franchise karaoke keluarga, dst. Perlu juga dibreakdown franchise fee ini terdiri dari apa saja, misalnya system software kasir, seragam dan bahan bahan cetakan brochure dan spanduk, bahan baku pertama untuk start up bisnis, fee pelatihan training dan pendampingan selama 2 minggu dsb sesuai bidang bisnis Anda. Ada juga yang menetapkan " management monthly fee" berdasarkan prosentase dari gross omzet sebagai jasa bimbingan kantor pusat kepada outlet. Tapi ada juga monthly fee ini yang dikompensasikan dengan kewajiban membeli bahan baku dari kantor pusat. Tergantung bagaimana bisns Anda.

Cara paling mudah untuk memasarkan franchise adalah dengan membuktikan kalau outlet pertama dan outlet outlet pendahulu yang Anda kelola sangat berhasil. Usaha sangat mudah dipasarkan secara franchise jika sudah ada pembuktian riil. Bahkan keberhasilan usaha Anda menarik diulas oleh majalah bisnis atau usaha sehingga pantas dijadikan berita kolom liputan atau hot busniness prospect. Itu akan menjadi promo yang luar biasa. Semua orang ingin punya bisnis yang sukses. 

Untuk lebih efektif dan mudahnya, Anda bisa ajak calon franchisee kunjungan ke outlet Anda untuk lihat lihat dan mengamati langsung situasinya. Kalau perlu silakan calon franchisee wawancara langsung dengan manager dan para karyawan untuk lebih mendapatkan informasi akurat. Melihat langsung bukti lebih efektif dibanding hanya memasarkan. 

Secara media bisa pasang iklan penawaran franchise di koran dan majalah pada segmen pasar pembaca yang sesuai nilai investasi. Iklan di majalah khusus info franchise atau ikut pameran pameran franchise di kota kota lokal atau terpusat di jakarta atau kota kota besar lainnya dimana banyak calon franchisee mencari opportunity business.  

Tapi hati hati juga dalam memilih dan menyaring calon franchisee. Intinya adalah kalaupun franchisee sudah membeli investasi franchise Anda, bukan berarti franchisee jadi pasif dan tidak ikut turun langsung mengelola bisnisnya. Pengusaha tetap pengusaha, artinya tetap bekerja mengelola bisnisnya. Hanya saja di bisnis franchise arah dan cara kerjanya dibimbing oleh franchisor agar tingkat keberhasilannya lebih tinggi daripada pakai brand dan usaha sendiri. Jika Anda mendapatkan calon franchisee yang tidak sepaham dengan konsep bisnis ini, maka lebih baik tidak usah deal daripada nanti disalahkan oleh franchiseenya karena outletnya tidak berhasil. Juga jika lokasi yang diajukan oleh calon franchisee tidak kondusif, kurang tepat dan tidak prospek tapi mereka tetap memaksakan lokasinya, maka pertimbangkan juga untuk tidak menerima franchisee type seperti itu. Franchisor dan franchisee harus bisa kerjasama untuk satu tujuan baik. 

Sementara kiranya cukup informasi yang bisa saya sharing kepada Anda dan jangan lupa tambah informasi mengenai franchise dari buku buku yang banyak dijual maupun di perpustakaan dan tentu saja atas petunjuk dari dosen pembimbing tugas akhir Anda. Segera selesaikan semoga lulus dengan nilai yang baik.

SEMANGAT SUKSES(Mirza A. Muthi)

Obing Mitra-Konsultan Usaha
CEO Founder
www.obingmitra.com

Selasa, 01 Januari 2013

PRODUCT SAMPLING

Tanya : "Product Sampling"

pak saya ingin tanya.. apakah produk sample itu termasuk produk promosi? kalau iya, saya minta tolong dong pak untuk memberikan teori mengenai produk sampling dan apakah produk sampling itu berkaitan dengan brand image? terima kasih. saya mohon jawabannya segera.

Lala S.

Jawab:

Produk sample (Pruduct Sampling) memang termasuk salah satu sarana promosi. Ini biasanya digunakan perusahaan yang ingin produknya dikenal dan dirasakan langsung oleh target pasarnya. Prinsip dasarnya seperti Test Drive pada otomotif. Bedanya adalah kalau Product sampling, contoh produknya diberikan secara Cuma-Cuma alias gratis. Yang sering melakukan promosi dengan cara ini biasanya adalah perusahaan rokok, makanan & minuman serta kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti sabun, shampoo, pasta gigi & parfum.

Yang harus diperhatikan kalau kita ingin berpromosi dengan cara ini adalah Harus memberikan contoh pruduk yang kualitas, rasa, warna & bentuk yang sama dengan produk aslinya. Jangan sesekali menggunakan produk yang memang Reject atau sisa produksi. Karena Product sampling adalah representasi dari produk sebenarnya yang kita jual. Biasanya yang membedakan produk asli dengan sampling adalah dari volume/ukurannya yang lebih kecil/sedikit. 

Karena product sampling ini merupakan representasi dari produk suatu perusahaan, maka sangat berkaitan erat dengan Brand Image perusahaan. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam memberikan Product sampling kepada target market kita. Jangan sampai produk yang kita berikan secara gratis kepada konsumen ternyata salah dalam target segmennya. Akibatnya sample produk kita malah terbuang percuma karena sampai di tangan konsumen ternyata tidak pernah dicoba sama sekali. 

Tujuan utama dari Product Sampling adalah konsumen dapat mencoba & merasakan langsung produk yang sedang kita promosikan, sehingga konsumen dapat merasakan sensasi lain yang membedakan produk kita dengan produk lainnya. Selain itu metode ini juga digunakan untuk memperkenalkan suatu inovasi produk yang sebelumnya belum pernah ada sama sekali, agar konsumen tidak ragu-ragu untuk menggunakannya. 

Tentunya konsumen tidak ingin “membeli kucing dalam karung” bukan…??? Naaahh… product sampling ini adalah jalan keluar untuk menembus konsumen yang sangat berhati-hari dalam membeli produk. 

Demikian semoga berkenan


Semangat Sukses
Purwanto

Sumber : http://purwanto89.blogspot.com