Senin, 01 Januari 2018

Hak Karyawan dan Hak Perusahaan



Tanya :
Di tahun lalu saya merasa bermasalah dengan cara menilai karyawan saya, mana yang baik, berpotensi dan memberikan kontribusi buat perusahaan saya dan mana yang hanya menjadi beban bagi perusahaan. Kenyataannya di lapangan susah sekali saya mendapatkan loyalitas dari karyawan dan kinerja usaha 2017 secara umum menurun.

Jawab:
Selamat Tahun Baru 2018. Semoga semakin efektif dan efesien bapak bisa mengelola karyawan. Dalam perusahaan biasanya memang ada PIC bagian SDM (Sumber Daya Manusia) yang bertugas mulai dari merekrut karyawan, memberikan pendalaman skill dan pembentukan behaviour nilai nilai budaya perusahaan, sampai memecat karyawan. Tapi kalaupun dalam perusahaan skala kecil tidak memiliki department SDM sendiri maka setiap pimpinan yang ditunjuk wajib "mencatat" kinerja setiap karyawan atau anggota team yang jadi tanggung jawabnya. Pada intinya pimpinan harus secara nyata bisa melihat, memantau, menganalisa kinerja bawahannya baik secara teknis maupun nonteknis yang ada pengaruh ke kinerja profesional. Tapi dengan catatan, Anda sebagai pimpinan juga terlebih dahulu harus memenuhi kewajiban Anda seperti menjaga karyawan gajian tepat waktu dan tepat jumlah, benefit dan bonus lain yang memang jadi hak mereka jangan dipotong tanpa penilaian dan ketentuan tertulis yang jelas dan telah disepakati bersama. Karena bagaimanapun kebanyakan karyawan perusahaan kecil menengah umumnya datang dari keluarga ekonomi kecil yang sangat membutuhkan gaji untuk bertahan hidup. Jika mengenai uang tsb ada masalah, biasanya langsung akan menurunkan motivasi karyawan dalam bekerja termasuk dalam memberikan kinerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jadi bisa dianalisa dahulu mengenai kewajiban perusahaan tsb apa sudah dipenuhi dengan baik. Jangan sampai pimpinan memberi penilaian jelek kepada karyawan, sementara dari perusahaan sendiri belum memberikan hak karyawan secara benar. Jika bicara mengenai gaji, maka sudah kewajiban pengusaha menggaji karyawannya secara tepat waktu dan tepat jumlah. Penilaian terhadap kelayakan gaji bisa saja dilakukan pada saat usaha sudah mencapai waktu kelola yang wajar.

Setelah perusahaan menyempurnakan hak semestinya karyawan, dan melengkapi semua kebutuhan kerja yang dibutuhkan untuk team mampu mencapai target kerja atau target omzet, maka baru perusahaan berhak menuntut kinerja terbaik dari karyawan. Tinggal nanti perusahaan bisa menseleksi secara KPI (key Performance Indicator) siapa karyawan yang bisa terus dan siapa karyawan yang harus selesai. Sebetulnya mudah saja bagi pimpinan perusahaan memutuskan nasib karyawan jika memang kenyataannya perusahaan bisa menentukan sikap yang tegas kepada karyawan, karena semuanya sudah dengan pencatatan dan penilaian sesuai prosedur. Banyak alat dan fungsi kontrol yang bisa dijadikan parameter penilaian karyawan, misalnya dari catatan finger scan absen, komplain pelanggan pada nama karyawan tertentu, tidak tercapainya omzet pribadi atau omzet grup, pelanggaran tata tertib perusahaan, dll.

Sebaliknya untuk memancing peningkatan kinerja karyawan, perusahaan juga jangan pelit untuk memberikan benefit, bonus, baik dalam bentuk promosi kenaikan jabatan, kenaikan gaji, peningkatan skill melalui training, sampai fasilitas khusus misalnya kendaraan bermotor dll. Maka karyawan akan menjadikan sebagian kecil karyawan yang sudah pernah mendapatkan benefit bonus tsb sebagai benchmark dari meniru bagaimana cara mereka bersikap, bekerja meraih target, memenuhi tata tertib perusahaan, membangun jaringan dan meningkatkan kompetensi diri.

Untuk membangun komitmen dari setiap pihak, maka perlu bagi setiap pihak berpikir dari "sisi mitra masing masing". Misalnya jika saya karyawan, justru saya harus berpikir dari sisi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, apa hak perusahaan terhadap karyawan? memberi gaji, meningkatkan kesejahteraan karyawan, mengapresiasi kinerja dan kompetensi karyawan, memberi fasilitas tambahan, dll. Gunanya agar pemilik perusahaan benar benar bisa mengikat karyawan karyawan inti yang sangat berharga bagi perkembangan perusahaaan, karyawan yang dipandang sebagai asset perusahaan. Karena begitu perusahaan tidak care kepada karyawan asset ini, maka perusahaan lain siap menerimanya dengan perlakuan yang lebih baik

Maka sesungguhnya antara karyawan dan perusahaan sama sama memerlukan dalam perjanjian yang fair. Juga sebagai pimpinan, Anda harus punya kepercayaan kepada kinerja bawahan Anda. Bagaimana Anda sebagai pimpinan bisa meminta pertanggung jawaban dari team Anda jika semua keputusan, pertimbangan, strategi, action, semuanya dari A to Z harus Anda sendiri yang turun tangan. Team Anda hanya jadi boneka karena mereka tidak punya wewenang kerja apapun. Bahkan jikapun mereka sudah bekerja benar dan jujur, masih juga diprasangka tidak jujur tanpa bisa dibuktikan bagaimana mereka melakukan kecurangan. Kadang bagi sebagian karyawan, gaji bukanlah segalanya. Mereka bisa jadi karyawan yang bisa cukup sabar menerima kenaikan gaji, kenaikan posisi, asal pekerjaan dan pemikiraan mereka diapresiasi secara profesional oleh pimpinan di perusahaan.

Karyawan juga manusia biasa, punya harga diri dan perasaan juga. Maka kelola dan perlakukanlah karyawan Anda secara tegas, proporsional sekaligus bersahabat. Maka dengan sendirinya karyawan akan menjadi senjata dan asset bagi perusahaan Anda tanpa Anda harus tegang urat leher dan emosi terus. 

SEMANGAT SUKSES 
(Mirza A.Muthi)