Senin, 01 September 2014

"BAGAIMANA CARA MEMASARKAN PRODUK SEPATU"


TANYA :"BAGAIMANA CARA MEMASARKAN PRODUK SEPATU"

Yth, Pak Mirza
saya memiliki produk sepatu n sandal ..mungkin bisa dibantu pemasarannya....,selama ini saya bekerja sama dengan pengrajin sepatu untuk menjualkan atau memberikan pesanan..adapun sepatu yang kami pasarkan adalah sepatu olahraga , futsal, sepakbola,and casual...perlu bapak ketahui bahwa merk yang kami gunakan adalah merek sepatu terkenal yang sudah sangat dikenal, begitupun dengan sandalnya..produk ini sebagian besar di kirim keluar jawa dengan perantara makelar grosiran. kondisi ini kurang baik untuk perputaran usaha kami karena harga dan pembayaran di tentukan pihak grosir,, 

terimaksih

Budi
JAWAB :
Yth Bpk Budi
Sepertinya Pak Budi memberi modal produksi kepada sekelompok pengrajin sepatu untuk membuat sepatu berdasarkan model yang diinginkan baik itu dari pesanan pribadi maupun dalam rangka produksi massal. Lalu Pak Budi menjual produknya secara grosir kepada pengusaha toko sepatu lewat makelar grosiran. Dengan merk yang sudah dikenal walaupun masuk kategori KW, seharusnya permintaan akan sepatu dan sandal ini akan tinggi. Karena itu Pak Budi sebutkan produk buatan pengrajin sepatunya sesungguhnya sudah menyebar dikirim sampai keluar Jawa. Saya bisa perkirakan Pak Budi ini tidak menjual sendiri lewat outlet / toko sendiri yang berlokasi di Mall atau pusat perniagaan lainnya karena keterbatasan modal. Padahal harga beli pengusaha grosiran ini via makelar grosir dengan harga jual sepatu bapak di end user pasti jauh sekali bedanya. Melihat display harga jual produk bapak di toko, bapak jadi “miris” betapa keuntungan yang bisa didapat seandainya bapak bisa menjual langsung ke pemakai. Apalagi dari grosiran membayar dengan cara tempo yang mempengaruhi cashflow saat harus membutuhkan modal untuk produksi. Inti pertanyaan Pak Budi adalah: BAGAIMANA DENGAN KETERBATASAN MODAL USAHA BISA MENJUAL LANGSUNG KE PEMBELI TANPA MELEWATI PERANTARA MAKELAR GROSIR.
Dalam bisnis retail, jika kita tidak punya dana kuat maka ada hal hal lain yang bisa diperkuat atau disiasati, sebagai berikut:
- Jaringan diperkuat dan diperluas: berguna untuk menjalin kerjasama penjualan misalnya dengan para pemilik toko  Toko mereka disupply kebutuhan sepatu sandalnya oleh bapak dengan system kemitraan. Yang punya toko tidak usah membeli sepatu bapak, sebaliknya bapak juga tidak usah menyewa ruang toko yang mahal uang sewanya untuk mendisplay dan menjual sepatu bapak. Bagi hasil dengan system prosentase dari profit. Tentunya keterbukaan bapak dalam menetapkan harga modal perlu sejujurnya agar pemilik toko tidak merasa dicurangi.

- Sponsorship dalam bentuk barang: misalnya menyediakan sepatu free untuk paket sejumlah 1 siswa kelas di SD Dengan para siswa SD tadi mencoba langsung kenyamanan, kekuatan dan style dari sepatu bapak lalu kemudian terkesan, maka selanjutnya bapak tinggal menerima permintaan sepatu dari siswa SD bukan hanya dari 1 kelas tersebut, tapi dari seluruh kelas di SD tersebut karena efek word of mouth. Jika ini bapak lakukan untuk setiap SD di Jabodetabek misalnya free sepatu untuk 1 kelas, maka bapak sudah “menanam benih potensi bisnis” untuk calon pembeli dari seluruh SD di Jabodetabek langsung dari siswa tanpa perantara. Jangan berpikir memberikan free sepatu sebagai kerugian, karena sepatu tidak dijual. Memberi sample kepada target pembeli adalah cara marketing yang sederhana, praktis dan efektif. Efeknya akan dirasakan dari word of mouth kesaksian orang orang yang sudah merasakan kenyamanan, kekuatan, style sepatu bapak. Jika tidak ada yang mencoba sepatu buatan bapak, mana mungkin ada referensi positif?

- Menggabungkan beberapa usaha “se-thema” di satu area untuk mensinergikan kesempatan show off. Misalnya bapak sebagai pemasok produk sepatu ( batasi untuk type sepatu olah raga saja ), rekan 1 sebagai pemasok sepatu type casual, rekan 2 sebagai pemasok sepatu untuk wanita, rekan 3 sebagai pemasok produk kaus kaki dan semir, bersama sama menyewa area ruko dengan system sharing uang sewa. Mensinergikan uang modal sedikit dengan beberapa pemodal akan menghasilkan jumlah dana investasi yang signifikan sehingga cukup untuk misalnya menyewa ruang pameran untuk 2 minggu di Mall atau bahkan menyewa ruko selama setahun. Bagaimana pun produk harus bisa show-off di hadapan kastemer, agar terjadi penawaran. Jika tidak ada penawaran maka belum bisa terjadi bisnis. 
-  Menyebar brochure langsung ke komunitas target market. Penyebaran brochure memang hanya memiliki tingkat efektifitas yang rendah. Bisa direspon 30% dari total jumlah brochure disebar saja sudah sangat bagus. Tapi untuk memperbesar kemungkinan brochure bisa mendapat perhatian dari target kastemer maka penyajian keseluruhan materi tercetak di brochure harus menarik. Penempatan foto produk yang jelas, tulisan jangan terlalu banyak atau terlalu kecil, Yang terpenting no telp kontak untuk order harus jelas ( karena tidak ada showroom atau toko untuk display ). Brochure bisa adi lebih bernilai seandainya di brochure tersebut dicetak juga semacam voucher discount atau compliment lain. Jika order produk sepatu bapak dengan menyebut no.voucher atau memberikan potongan voucher tsb, maka bapak wajib memberikan potongan harga.

- Pemasaran via fasilitas internet: website, facebook, blog atau menumpang di web pemasaran bersama. Dibandingkan dengan daya jangkaunya yang bisa internasional, maka pembuatan website termasuk murah. Persoalannya bagaimana website bapak Budi banyak diakses. Tentunya bisa dipelajari bahwa ada teknik teknik pemasaran via internet/ website agar jumlah klik makin tinggi dari hari ke hari. Diantaranya dengan membuat key words yang mudah diingat, popular tapi beda dengan pemilihan keywords website lain. Juga di website pasti tidak bisa ditampikan produk actualnya. Maka optimalisasi Foto dengan teknik foto yang menarik, jika perlu untuk produk fashion dipercantik dengan menggunakan model peraga dan tata letak layout menu yang mudah sangat menentukan. Jangan lupa masukan testimoni pengguna produk terutama jika ada testimonial dari tokoh, artis atau pesohor lain yang bisa mengangkat image produk bapak Budi. Sisipkan juga program program discount yang menarik, baik discount temporary atau discount reguler. Tapi untuk produk yang menggunakan merk dagang pihak lain, membuka akses secara terbuka di website atau sarana jejaring lain berarti ada kemungkinan tuntutan merk dagang dari pihak pemilik sah merk dagang. Jadi mengapa tidak mencoba membuat merk dagang sendiri? Dengan konsep yang jelas maka sebuah brand produk baru bisa tumbuh dengan cepat dan menjadi lifestyle baru.

Semua usaha pemasaran langsung ini bapak jalankan parallel dengan pemasaran bapak via makelar grosir. Untuk tahap awal jangan serta merta menutup sama sekali jalan rejeki yang sudah berjalan. Supply sepatu ke grosiran tetap harus berjalan, sementara bapak juga bersamaan membuat channel Point of Sales yang baru sebagai penjual langsung ( direct selling ) . Tinggal diatur saja masing masing quotanya dari permintaan pasar. Saat nanti omzet direct selling mulai menjanjikan, baru bisa bapak kurangi sedikit sedikit quota untuk penjualan via makelar grosir dan lebih focus ke Direct Selling. Dengan demikian masa transisi dapat dilalui dengan aman.

SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )