Senin, 01 Juli 2019

Tidak Bisa Senangkan Semua Orang



Ada pertanyaan bagaimana sikap menjadi pemimpin sebenarnya? Jika terlalu keras, tidak disukai bawahan. Tapi jika terlalu lembek malah jadi susah mengatur karyawan. Tata tertib susah diterapkan. Selalu ada saja 1-3 orang karyawan  trouble maker bahkan provokator.

Menjadi leader/manager/pimpinan bukan berarti kita harus berusaha untuk disukai semua orang. Tugas Anda adalah membangkitkan potensi terbaik yang team Anda miliki, meningkatkannya, memberdayakan dan mengarahkannya secara personal maupun team agar bisa berkinerja sesuai dengan SOP, bersama sama menuju tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan. Jika dalam rangka tujuan ini dalam prosesnya ada anggota team yang tidak bisa mengikuti, mungkin dalam rangka kekurangan skill, kekurangan motivasi, atau bahkan ketidak inginan untuk memberikan kontribusi sesuai yang diharapkan, maka Anda wajib untuk mengantisipasinya. Jangan sampai 1-3 orang anggota team seperti ini menghalangi soliditas team dan memperlambat kinerja team mencapai tujuan.

Pertama Anda harus tanyakan apa masalah mereka, mungkin ada masalah intern yang mengganggu. Kita tetap harus perlakukan anggota team sebagai manusia. Jika dia bisa terbuka kepada Anda, menceritakan apa yang menjadi kendala, bukan berarti juga Anda harus menjadi solusi dari masalah tsb. Sebatas Anda bisa beri saran dan nasihat lalu itu bisa merubah kinerjanya maka Anda sudah sangat baik bertindak sebagai pimpinan. Tapi jangan fokus dan waktu Anda habis untuk menangani masalah pribadi mereka. Anda bertugas dan bekerja untuk perusahaan, bukan sebagai konselor pribadi. 

Selanjutnya Anda bisa arahkan anggota team yang bermasalah ini pada bagian SDM. Biar bagian SDM melakukan tahapan proses konseling pantauan dan penilaian bahkan sampai keputusan tetap mempekerjakan atau memberhentikan. 
Sebaiknya tidak ada penilaian terhadap karyawan berdasarkan like and dislike atau pertimbangan tidak objective lainnya. Itu akan mengacaukan nalar dan logika Anda bahkan berpotensi memancing opini dari bawahan Anda jika Anda tidak fair , tidak profesional dan tidak bijaksana sebagai pemimpin.

Justru kegagalan pemimpin adalah berusaha menyenangkan semua pihak dan tidak fokus pada tujuan utama. Begitu juga dalam proses kerja menuju pencapaian tertentu. Pribadi pribadi punya banyak kepentingan dan keinginan yang kebanyakan bernilai pemikiran pribadi. Tidak ada atau sedikit sekali keinginan pribadi yang bisa sama karena berbicara melalui proses, cara, metode, taktik, startegi yang walaupun tujuannya sama tapi prosesnya bisa berbeda. Yang pasti tujuan bersama memang mengandung pendapat pro dan kontra terutama dalam prosesnya. 

Tapi opsi opsi cara mencapai tujuan bersama ini tetap bisa diambil dari masukan member team. Dengarkan pendapat orang per orang dan pertimbangkan dengan pikiran yang jernih berdasarkan keilmuan dan pengalaman. Kolaborasikan semua input dengan strategi yang Anda yakini bisa mencapai tujuan tsb secara lebih efektif dan cost paling efesien dengan keberhasilan yang paling optimal.

Kecerdasan, pengalaman, cara Anda memutuskan strategi sebagai solusi, memberi arahan kerja dan bimbingan teknis detil kepada team akan secara clear dan jelas menegaskan bahwa Anda adalah pimpinan yang pantas, mampu dan harus diikuti dan dihormati, bukan ditakuti. Justru kenapa itu dibutuhkan pemimpin yang bijaksana, cerdas, berpengalaman dan tegas mengutamakan tujuan bersama dan tidak fokus pada menyenangkan hati orang per orang dalam teamnya. 

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)