Ada pertanyaan bagaimana sikap
menjadi pemimpin sebenarnya? Jika terlalu keras, tidak disukai bawahan. Tapi
jika terlalu lembek malah jadi susah mengatur karyawan. Tata tertib susah
diterapkan. Selalu ada saja 1-3 orang karyawan trouble maker bahkan
provokator.
Menjadi leader/manager/pimpinan
bukan berarti kita harus berusaha untuk disukai semua orang. Tugas Anda adalah
membangkitkan potensi terbaik yang team Anda miliki, meningkatkannya,
memberdayakan dan mengarahkannya secara personal maupun team agar bisa
berkinerja sesuai dengan SOP, bersama sama menuju tujuan yang sudah ditetapkan
perusahaan. Jika dalam rangka tujuan ini dalam prosesnya ada anggota team yang
tidak bisa mengikuti, mungkin dalam rangka kekurangan skill, kekurangan
motivasi, atau bahkan ketidak inginan untuk memberikan kontribusi sesuai yang
diharapkan, maka Anda wajib untuk mengantisipasinya. Jangan sampai 1-3 orang
anggota team seperti ini menghalangi soliditas team dan memperlambat kinerja
team mencapai tujuan.
Pertama Anda harus tanyakan apa
masalah mereka, mungkin ada masalah intern yang mengganggu. Kita tetap harus
perlakukan anggota team sebagai manusia. Jika dia bisa terbuka kepada Anda,
menceritakan apa yang menjadi kendala, bukan berarti juga Anda harus menjadi
solusi dari masalah tsb. Sebatas Anda bisa beri saran dan nasihat lalu itu bisa
merubah kinerjanya maka Anda sudah sangat baik bertindak sebagai pimpinan. Tapi
jangan fokus dan waktu Anda habis untuk menangani masalah pribadi mereka. Anda
bertugas dan bekerja untuk perusahaan, bukan sebagai konselor pribadi.
Selanjutnya Anda bisa arahkan
anggota team yang bermasalah ini pada bagian SDM. Biar bagian SDM melakukan
tahapan proses konseling pantauan dan penilaian bahkan sampai keputusan tetap
mempekerjakan atau memberhentikan.
Sebaiknya tidak ada penilaian
terhadap karyawan berdasarkan like and dislike atau pertimbangan tidak
objective lainnya. Itu akan mengacaukan nalar dan logika Anda bahkan berpotensi
memancing opini dari bawahan Anda jika Anda tidak fair , tidak profesional dan
tidak bijaksana sebagai pemimpin.
Justru kegagalan pemimpin adalah
berusaha menyenangkan semua pihak dan tidak fokus pada tujuan utama. Begitu
juga dalam proses kerja menuju pencapaian tertentu. Pribadi pribadi punya
banyak kepentingan dan keinginan yang kebanyakan bernilai pemikiran pribadi.
Tidak ada atau sedikit sekali keinginan pribadi yang bisa sama karena berbicara
melalui proses, cara, metode, taktik, startegi yang walaupun tujuannya sama
tapi prosesnya bisa berbeda. Yang pasti tujuan bersama memang mengandung
pendapat pro dan kontra terutama dalam prosesnya.
Tapi opsi opsi cara mencapai tujuan
bersama ini tetap bisa diambil dari masukan member team. Dengarkan pendapat
orang per orang dan pertimbangkan dengan pikiran yang jernih berdasarkan
keilmuan dan pengalaman. Kolaborasikan semua input dengan strategi yang Anda
yakini bisa mencapai tujuan tsb secara lebih efektif dan cost paling efesien
dengan keberhasilan yang paling optimal.
Kecerdasan, pengalaman, cara Anda
memutuskan strategi sebagai solusi, memberi arahan kerja dan bimbingan teknis
detil kepada team akan secara clear dan jelas menegaskan bahwa Anda adalah
pimpinan yang pantas, mampu dan harus diikuti dan dihormati, bukan ditakuti.
Justru kenapa itu dibutuhkan pemimpin yang bijaksana, cerdas, berpengalaman dan
tegas mengutamakan tujuan bersama dan tidak fokus pada menyenangkan hati orang
per orang dalam teamnya.
SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)