Selamat
Sore Pak Mirza
Sering
saya mendengar para motivator berbicara dan memberi nasehat seolah hidup ini
mudah. Mungkin bagi mereka mudah karena mereka kaya, berhasil dan sukses
hidupnya. Tapi lebih banyak lagi yang hidupnya susah dan spt saya selalu
disalahkan dimanapun saya berada. Bagaimana menurut bapak?
Jawab NN
Selamat sore
juga sahabat,
Tahu
tidak, kebanyakan para motivator tsb awalnya juga awal mulanya hidup susah,
banyak yang datang dari keluarga yang berkekurangan, kadang orang tuanya
bercerai, bisnisnya pernah gagal total, atau bahkan sering dicaci maki orang
lain. Mereka bisa berhasil dan sukses sekarang dan dikenal orang sebagai
motivator karena justru berhasil bangkit dari banyak keterpurukan. Meskipun
begitu mereka menolak untuk terus jatuh dan hidup dalam kegagalan. Sekarang
mereka berhasil dan ingin membagi resep hidupnya kepada mereka yang pasti juga
membutuhkannya untuk inspirasi dan motivasi. Jadi bukan situasi sekarangnya
yang harus Anda lihat, tapi bagaimana proses mereka bisa membangun sukses
hidupnya.
Ingat,
orang yang selalu merasa dirinya disalahkan
dan dikorbankan adalah orang yang keras kepala dan tidak terbuka
pikirannya. Tidak bisa koreksi diri. Saya tidak salah. Harusnya orang lain yang
minta maaf pada saya. Tapi memang begitulah kenyataannya. Kebanyakan mereka
hanya iri pada orang orang yang hidupnya lebih sukses atau nyaman dibanding mereka
yang selalu merasa gagal. Jangan begitu, lelah dan kecewa rasanya. dengan hidup
jika hanya diisi oleh perasaan dengki dan merasa susah dengan kesuksesan orang
lain.
Orang
orang seperti ini selalu merasa tidak diperlakukan dengan baik oleh
sekelilingnya dan jadi orang yang paling menderita sedunia. Apa yang
dilakukannya selalu salah. Itu karena dia selalu memandang masalahnya dari
sudut pandangnya sendiri. Sayangnya lebih menggunakan rasa tapi tanpa logika.
Kalau olah rasa ini lebih negatif maka olah pikir/logika akan kalah dan akan
mengarahkan semua tindakan dan mindset ke arah negatif. Tidak mencoba memandang
dari kacamata pihak lain yang terkait dengannya. Pertanyaannya apakah apa yang
dikerjakannya atau yang disikapinya itu sudah benar, sudah tepat, sudah
maksimal, sudah sesuai dan sudah pantas bagi sekitarnya? Mari kita bahas contoh
contohnya dalam kehidupan sehari hari.
Banyak
dari karyawan sudah merasa kerja sibuk dari pagi sampai malam tapi merasa
kurang dilihat bos dan tidak mendapat promosi yang cepat, lalu mulai
menyalahkan orang lain, dept lain, bosnya, merasa tidak diperlakukan adil.
Pertanyaannya kerja sibuk beda dengan kerja efektif. Ada anak yang merasa
diperlakukan tidak adil dibanding saudaranya yang lain. Maka dia cenderung
menjadi lebih menantang orang tuanya dan jadi bebal. Tapi orang tua merasa
sudah mendidik dgn baik dan adil, sementara saudara saudara yang lain kenapa
bisa bersikap positif dan lebih hormat
pada orang tua. Tanya kenapa? Pertanyaannya, apakah sikap jelek anak dipengaruhi
dimana dia bergaul dan siapa temannya? Tapi susah dinasehati sehingga orang tua
bisa jadi putus asa dan membiarkan.
Lagi
pula orang tua tidak bisa menjaga anaknya yang sudah mulai remaja sepanjang
hari. Ada juga diantara kawan merasa paling dijauhi, tidak ada yang mau
berkawan dengan dia dan merasa kawan kawannya semua jahat dan membencinya.
Pertanyaannya bagaimana bisa baik berkawan kalau kawan cuma untuk dipinjam
uangnya dan tidak pernah dikembalikan? Semua kawan sudah tahu karakter
jeleknya. Tapi karena keras kepala dan selalu merasa benar dia tidak melihat
kejelekannya. Yang dilihat dan prasangka selalu kesalahan kawan lainnya karena
memperlakukannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Semua hanya
mengenai "aku" dan bukannya "bagaimana aku bisa menyenangkan
orang lain". Maunya hanya "diberi" tapi tidak berniat untuk
"memberi".
Setiap
kita akan jadi seperti apa yang kita perlakukan kepada orang lain. Karena apa
yang kita tanam itulah yang kita tuai. Koreksi dulu diri Anda dan perbaiki.
Setiap orang dewasa punya keputusan untuk memilih dan harus konsekuen dangan
keputusannya. Maka hati hati dalam memilih karena tidak semua pilihan baik.
Anda harus bisa mencari inspirasi kebaikan buat makanan hati Anda dan
memotivasi pola pikir Anda untuk hal hal dan tindakan yang lebih positif.
Jangan berprasangka jelek baik kepada orang lain, apalagi pada diri sendiri.
Jika Anda tidak bisa menghargai diri sendiri, lalu bagaimana Anda bisa berharap
orang lain bisa menghargai Anda. Anda pasti bisa, mampu dan bisa berguna bagi
sesama. Pada akhirnya hanya berikan yang terbaik, terpantas, bermanfaat pada
orang dan lingkungan sekitar Anda. Maka hidup Anda akan lebih bahagia. SEMANGAT
SUKSES (Mirza A.Muthi)