Selasa, 01 Maret 2011

CARA MEMBUAT FRANCHISE BISNIS KONSULTAN

TANYA:" Cara membuat franchise bisnis konsultan"

Dear Bp.Mirza,
Saya T. Setiawan,kami bergerak dibidang jasa penjualan software akuntansi,sistem akuntansi,apraisal,implementator software.
Bisnis kami berjalan msh konvensional,artinya buat surat penawaran,demo,deal,implementasi,kelar,bayar,udah. Kami bermaksud membuat cabang di beberapa kota,dg cara menjadikan franchise usaha ktr konsultan tsb.
Pertanyaan saya,apa yg perlukan spy ide sy tsb bisa terealisasi?
Terima kasih.

Salam,

T.Setiawan

JAWAB

Yth Bpk Setiawan. Apakah produk software bapak dari merk yang sudah terkenal? Jika belum maka produk software implementasi system ini termasuk usaha konsultan karena keberhasilan penawaran sampai kastemer memutuskan untuk membeli software ini 80% dari performance presentasi mengenai fungsi dan kehandalannya jika dibanding tidak menggunakan software sejenis sekaligus juga jika dibanding dengan competitor software sejenis yang ada di pasaran. Sebelum difranchisekan, tentunya bapak sudah harus memiliki track record baik dulu di outlet tempat bapak usaha konsultan system IT ini dahulu. Bagaimana track record performance sales bapak selama ini ? Ada kendala apa yang ditemukan selama ini dan apakah ada jurus jurus efektif untuk presentasi produk bapak agar dimengerti kastemer sampai memutuskan untuk membeli produk bapak. Minimal bapak sudah memiliki track record sales positif selama 2 tahun baru bapak merasa PD untuk memfranchisekan produk IT bapak.

Franchise bukan sekedar mendistribusikan produk agar bisa dijual di banyak tempat. Karena franchise berarti bapak menjanjikan kepada investor bapak yang membeli franchise bapak, bahwa produk dan system yang bapak tawaran kepada investor ( franchisee ) untuk dijalankan 85% akan berhasil mengembalikan modal franchisee dalam waktu yang masuk akal ( misalnya 1 – 2 tahun ). Untuk membuat kantor franchise usaha konsultan juga sangat perlu orang orang yang punya skill bagus di presentasi dan pastinya untuk software ini juga dia harus mengerti keuangan akuntansi karena pasti dibutuhkan untuk demo kasus dan menawab pertanyaan kasus dari calon kastemer. Tenaga skill seperti ini tidak bisa mendadak dicari di lowongan Koran pada saat nanti outlet baru dibuka, apalagi dibuka di daerah bukan kota propinsi. Perlu training center di kantor Pusat bapak untuk mempersiapkan tenaga skill ini. Ditraining masalah produk IT bapak, contoh contoh kasus, simulasi scenario cara menjawab pertanyaan dan harus siap dikirim ke lokasi outlet franchise yang baru dibuka. Memang ada cost untuk “menjaga” orang orang training ini sampai setiap orangnya punya lokasi kerja sendiri sendiri, tapi itulah kebutuhan skill di bisnis jasa konsultan, tidak bisa ditawar tawar lagi. Untuk awalnya cukup 2 orang dulu yang detraining intensif sampai paham A to Z nya produk bapak. Cari orangnya yang pintar otaknya, pintar bicara dan baik penampilannya serta bersedia bekerja di luar kota. Nanti setiap orang ini harus mengajarkan kepada orang local karyawan di outlet agar juga punya kemampuan presentasi yang standard.

Itu kalau memang kondisi perusahaan bapak persis seperti yang saya sampaikan. Tapi kalau usaha bapak saat ini sudah profitable dan perusahaan yakin sudah punya team marketing sales yang kuat dan siap ditempatkan sampai ke luar kota, maka selanjutnya bapak harus membuat system control dan marketing plan standard , membuat proposal franchise dan merancang perjanjian franchise.

Demikian Pak Setiawan saran dari saya. Memang baru sebatas pondasi persiapan. Tapi kalau pondasi bapak sudah kuat, pasti bangunan diatasnya seterusnya lebih mudah dan bapak bisa lebih cepat membangun bisnis konsultan software IT bapak.

SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )  

MENERAPKAN LANGKAH POAC DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI

TANYA :"Menerapkan langkah POAC dalam implementasi strategi"

Yth Pak Mirza

Saya adalah Manager di usaha bidang pendidikan. Dalam menerapkan strategi baru, rasanya di dalam konsep kertas saya sudah buat semaksimal mungkin. Tapi setiap dilaksanakan di lapangan selalu tidak ada hasilnya. Apa yang salah dari hal ini ya pak? Mohon pencerahan.

Chairon - Cinere

Jawab:

Pak Chaeron yang tetap semangat

POAC ( Planning – Organizing – Action - Controlling )

Sering disampaikan oleh para pakar management dalam buku buku maupun dalam seminar marketing. Panduan jurus singkat bagi para pelaku bisnis/ usaha untuk menjalankan strategi aplikasi di lapangan. Mari kita coba bahas secara sederhana setiap step-nya.

PLANNING : inilah yang dikerjakan Pak Chairon selama ini, konsep di atas kertas. Perhatikan: dalam membuat konsep harus diperhatikan apa yang dibutuhkan untuk implementasi di lapangan. Sumber Dayanya harus menunjang. Cukupkah dengan ketersediaan saat ini atau jika perlu ditambah, sampai seberapa jauh / besar kemampuan untuk ditingkatkannya. Sumber Daya Uang, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Pendukung : Peralatan, kebijakan. Termasuk juga ketersediaan waktu apakah memungkinkan sampai target yang ingin dicapai terealisasi. Jika kita membuat konsep diluar kemampuan yang kita miliki itu sama saja dengan membuat proposal yang harus menunggu kapan proposal itu bisa disetujui baru bisa dilaksanakan. Padahal strategi aplikasi sifatnya lebih urgent dan butuh implementasi segera karena bisa dilaksanakan di level Pak Chairon sebagai manager, tidak perlu pengajuan dan persetujuan sampai level Direktur atau owner. Langkah pertama dalam pembuatan planning adalah harus diperiksa dulu sumber dayanya yang kita punya. Contoh yang paling urgent : Manusianya, apakah skillnya cukup? Communication skill misalnya. Dalam strategi Anda menuntut seseorang mempresentasikan penawaran program dengan sedemikian menariknya sehingga orang tertarik dan memutuskan untuk membeli. Tapi setelah Anda cek lagi sumber daya manusia yang Anda punya sepertinya ada kendala. Jangankan untuk presentasi, bahkan dalam bicara sehari haripun karyawan ini tampaknya sangat pemalu. Bukannya tidak bisa di-training untuk meningkatkan skill, tapi hasil dari trainng tentu saja membutuhkan waktu lagi sedangkan strategi Anda harus segera dijalankan.  Sekurang kurangnya modal sumber daya yang sebuah perusahaan atau unit terkecilnya department/ bagian  harus punya ialah Manusia ( baca : karyawan ). Maka sejak dari awal merekrut karyawan untuk perusahaan perlu ditekankan pentingnya menerapkan standard minimal persyaratan karyawan yang bisa bergabung dengan organisasi kita dan cocok dengan kriteria bisnis kita agar kumpulan kumpulan manusia ini bisa berfungsi sebagai team work dan berdaya guna sebagai mesin produksi perusahaan, bukan malah jadi “terlalu banyak rem” di perusahaan Anda karena justru para karyawannya sendiri yang selalu me”ngerem” laju perusahaan yang sebetulnya ingin berlari. Jika perusahaan Anda tidak punya kumpulan karyawan yang kondusif dan produktif, maka jangan harap strategi aplikasi yang Anda buat akan pernah berjalan sesuai harapan. 

Jika sejak perencanaan dirasakan butuh tambahan budget mendesak, maka sampaikan ke pimpinan atau owner bahwa, misalnya jika project ini ditambah dengan dana sekian lagi di luar kas perusahaan maka akhirnya akan dapat profit 3 x dari anggaran project.  Dari segi bisnis pasti hal ini menjadi tantangan bagi owner untuk meningkatkan kinerja bisnis dan omzetnya. Jangan sebuah strategi dipaksakan jika budgetnya tidak cukup karena setiap stepnya juga tidak akan berjalan dengan sempurna.

Check catatan diatas adalah untuk para manager yang selama ini merasa implementasi atau target yang dicapai tidak sesuai dengan planning. Jadi sebetulnya belum masuk ke tahap PLANNING itu sendiri.  Planning dalam merancang sebuah strategi harus melihat target dahulu.

Target Sales: Siapa yang ingin dituju, untuk segmen ibu ibu, keluarga atau umum atau mahasiwa, dan lain lain. Dari skala ekonomi social berapa rupiah? Bagaimana life stylenya, trend demandnya dan potensi growthnya. Maka targetnya Omzet bulan depan harus lebih tinggi dari bulan lalu.

Target brand building: untuk memperkenalkan brand agar lebih dikenal? Dibuat event yang seberapa besar, seberapa luas coverage areanya. Targetnya maka bulan depan harus lebih banyak orang tahu tentang usaha/ brand kita dan lebih luas radius awareness sekian km dari bulan lalu.

Target mengatasi masalah: Misalnya mengatasi competitor atau menyiasati kurang strategisnya lokasi outlet. Maka targetnya tentu saja berimbas pada peningkakan omzet dan pelanggan. Paling tidak terlihat suasana outlet jadi lebih ramai dan aktif disbanding bulan lalu.

Maka setiap step yang tersebut dalam planning tersebut harus mengarahkan kepada satu target tersebut. Yang perlu diperhatikan setiap planning terdiri dari beberapa step yang mungkin dikerjakan oleh beberapa PIC ( Person in charge ). Pastikan para PIC tersebut tahu maksud dan tujuan pentingnya melaksanakan step tersebut sesuai petunjuk teknisnya dan sesuai time plannya, agar di ujungnya seluruh step berjalan di satu rel dan tepat waktu. Jangan lupa, orang bisa “bekerja dengan hati” jika dia tahu dan paham dengan jelas maksud dan tujuan dia harus mengerjakan suatu hal, bukan sekedar disuruh lalu kerjakan.

ORGANIZING : Merekrut karyawan yang cocok, produktif dan bisa satu visi misi dengan tujuan perusahaan adalah tahap organizing pertama yang terpenting. Mengorganisasikan person dengan spesifikasi yang tepat pada posisi/ jabatan yang tepat untuk fungsi yang tepat. Ini adalah kunci di setiap suksesnya teamwork. Mengelola manusia dengan spek dan posisi yang tepat sesuai dengan kerangka kerja yang sudah digariskan manager adalah cara menjalankan organisasi project. Termasuk jika ada gesekan atau overlap antar posisi atau malfungsi dari dept terkait yang mengakibatkan konflik internal atau keresahan kerja lain maka harus segera ditangani secara benar dan penyelesaiannya diterima seluruh teamwork. Manager menggunakan kewenangannya untuk mengatur jalannya pekerjaan tiap PIC, bahkan segera mengganti PIC jika di perjalanan dirasakan PIC ybs kurang kompeten. Jangan karena 1 PIC kurang kompeten tapi seluruh strategi yang sedang berjalan terancam berantakan.

ACTION : Rencana tinggal rencana di atas kertas jika tanpa Action. Setelah semua kerangka kerja, PIC, maksud dan tujuan strategi/ pekerjaan ini jelas dan disepakati seluruh anggota teamwork, maka saatnya DILAKSANAKAN / ACTION. Yang dibutuhkan dalam Action ini adalah time schedule. Disana dipaparan secara jelas PIC bertugas untuk pekerjaan apa, time limitnya sampai berapa lama untuk selanjutnya disambung lagi oleh PIC lainnya, dan seterusnya. Alur kerjanya harus mulai dari dept mana , disupport oleh dept mana, diarahkan ke siapa. Pastikan tidak ada jeda antar proses yang mengakibatkan hilangnya momentum kerja.   

CONTROLLING : Kontrol ada dibawah kewenangan Manager yang menerima report, memberikan pengarahan harian, mingguan, peninjauan berkala langsung lapangan, memberi penilaian ataupun koreksi kepada seluruh anggota teamwork maka seluruh progress pekerjaan harus dianalisa per termijn. Kontrol selama project berjalan dibutuhkan untuk mengarahkan apakah betul betul semua kerja PIC dan dept terarah ke satu tujuan, mengawasi apakah teamwork bekerja sesuai kerangka kerja, apakah ada kendala lapangan, apakah masih masuk rencana budget. Dengan menganalisa progress secara berkala maka jika dibutuhkan action alternative, action pendamping, action flexible atau action percepatan maka sepenuhnya harus ambil action berdasarkan penilaian manager dan disepakati oleh seluruh teamwork. Jika Manager hanya melepas project di awal waktu dan baru dicek lagi pada saat limit waktu habis, maka kemungkinan besar project tsb tidak akan berjalan baik sesuai planning dan hasilnya tidak akan tercapai sesuai target.

Demikian, mudah mudahan bisa dipahami kenapa strategic planning di atas kertas kadang tidak bisa dijalankan sesuai harapan. Jangan menyerah, setiap kesalahan masih bisa diperbaiki dan hasilnya pasti bisa lebih baik lagi.

SEMANGAT SUKSES ( Mirza A. Muthi )

PENGUSAHA vs KARYAWAN?

TANYA :"PENGUSAHA vs KARYAWAN?"


Pak Mirza, semangat sukses

Saya ingin sekali jadi pengusaha mandiri, tapi dalam bayangan saya menjadi pengusaha adalah sesuatu yang tidak pasti. Sekarang saya masih jadi karyawan dan ini buat saya lebih aman dan lebih pasti daripada menjadi pengusaha. Apa lebih tepatnya saya jadi karyawan juga tapi buka usaha sampingan juga. Bagaimana menurut pandangan bapak?

Terimakasih

Hidayat, Jakarta


JAWAB:

Semangat sukses juga Pak Hidayat

Memang  pak, jadi karyawan memang pasti. Pasti dapat gaji cuma Rp. 5 juta sebulan sehingga kalau mau beli rumah harus menabung  sisa gaji selama 5 tahun untuk bisa membayar Dp-nya.  Dalam 5 tahun ke depan Pasti sudah bisa dihitung nanti tahun depan paling tinggi akan dapat kenaikan gaji paling hanya sampai Rp. 6 juta per bulan. Pasti dipecat kalau malas bekerja atau performance kerja dinilai buruk oleh atasan, Pasti posisi akan diganti oleh karyawan baru yang lebih pintar jika kita tidak bisa mengembangkan diri menyesuaikan kebutuhan bisnis perusahaan. Pasti nanti setelah pensiun kerja kita bingung mau ngapain lagi dan uang pensiun pelan pelan akan habis terpakai. Pasti baru mau mulai usaha setelah pensiun  juga sudah berat karena umur sudah terlanjur tua dan kesehatan sudah menurun. 

Sebaliknya jadi pengusaha betul Tidak Pasti. Tidak pasti dapat Rp. 5 juta omzet sebulan, kalau kita berusaha lebih keras bisa dapat Rp. 10 juta, dengan cara yang lebih smart bisa dapat proyek Rp 20 juta sebulan. Tidak Pasti kalau kita punya target beli mobil mewah harus menunggu 5 tahun baru bisa mengumpulkan Dp, bisa jadi nanti tahu tahu 1 tahun ke depan ternyata usaha kita booming sehingga sudah bisa bayar Dp atau langsung beli lunas. Tidak Pasti kita punya 1 usaha, kalau sudah senang dan ada kesempatan bisa saja kita tambah buka 2 usaha lagi, atau bermitra dengan satu perusahaan agak besar. Tidak Pasti nanti anak kita setelah lulus kuliah harus kerja di perusahaan orang, karena dia sudah langsung bisa bekerja di perusahaan bapaknya jadi bos sendiri dan bapak tinggal santai di rumah. Dan biasanya kalau jadi pengusaha secara otomatis bapak akan lebih banyak ketemu orang luar dibanding hanya jadi karyawan back office yang diam di kantor terus misalnya. Jaringan yang bisa dibuat itu adalah asset tak ternilai bagi opportunity bisnis di masa depan, apalagi jika bapak dikenal sebagai orang yang smart, bisa dipercaya dan pebisnis yang berhasil. Banyak kesempatan bapak menjalin kemitraan bisnis dengan pihak lain. Jaringan bisnis adalah salah satu kunci sukses saat ini. Sekali lagi , tidak pasti bapak punya teman 10 orang terus itu itu saja selama 5 tahun, bisa jadi bulan ini tambah lagi 5 orang, bulan depan karena masuk komunitas bisnis bisa tambah teman lagi 50 orang sekaligus. Tiap bulan terus bertambah masuk ke jaringan di level orang orang yang lebih hebat lagi. Sangat senang dan bermanfaat jika kita memiliki kawan kawan dari lingkungan yang positif dan optimis, membawa kemajuan dan manfaat untuk kita sendiri. Lain prespektif orang jika kita masuk sebagai pejabat dengan masuk sebagai mitra bisnis.

Pasti atau Tidak Pasti tergantung dari cara pandang kita dari sudut mana dan bagaimana mindset yang tertanam dalam benak kita.  Menjadi karyawan juga bukan hal yang jelek. Menjadi karyawan juga bisa berinvestasi pada asset. Misalnya tabungan bapak dialokasikan untuk membuat kost kost-an, sehingga disamping gaji bapak juga punya income dari sewa kamar kost. Hanya saja waktu dan pikiran Anda sebagai karyawan yang berinvestasi tidak penuh dicurahkan jika Anda betul betul menjadi pengusaha sejati. Jika Anda jadi pengusaha, maka seakan akan “hidup mati” Anda ada di usaha tersebut. Anda akan berusaha semaksimal mungkin bagaimana usaha yang sedang Anda jalani bisa berhasil dan menghidupi keluarga Anda, bisa membayar gaji karyawan Anda, dan mudah mudahan bisa diwariskan pada anak Anda. Kesungguhan menjadi pengusaha total atau menjadi karyawan yang menyambi menjadi pengusaha akan berbeda. Dan perbedaan itu yang akan membedakan hasil akhirnya. Atau bahkan karir bapak di kantor jadi goyang karena focus bapak terpecah antara kantor dan usaha di rumah. Karyawan dan Pegusaha sama sama baik jika dijalankan secara cerdas tujuan dan cara pengelolaannya. Semua terserah kepada bapak. Dan pastikan, bapak pasti bisa ! 
SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )