Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, Bagaimana Memilih Teman Yang Baik dan Benar?
Seperti
sepenggal lagu grup musik kesayangan bapak saya: Bimbo, tidak disanksikan bahwa
seorang anak sebaiknya lebih tepat bertanya kepada bapak ibunya lebih dahulu
sebelum bertanya kepada orang lain. Karena Bapak dan Ibu tidak ada maksud
tersirat dari setiap nasihat yang diberikannya. Hanya ada keinginan agar
anaknya dapat semua hal yang terbaik yang bisa didapat dalam hidupnya,
menyelesaikan segala masalah dalam hidupnya dengan baik, tercapai segala
harapan dan doa, juga memiliki teman teman dan pendamping hidup yang benar
benar tepat dan dibutuhkan secara positif dalam jalan lurus hidupnya.
Orang tua
berperan besar dalam mengajari anaknya cara memilih kawan. Misalnya dalam
memilih sekolah anaknya, dalam tingkat SD-SMA, sudah tentu
mempertimbangkan situasi lingkungan sekolah dan bagaimana kelakuan kawan kawan
yang akan jadi calon lingkungan dan kawan anaknya di sekolah. Tidak sedikit
orang tua yang rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk urusan pemilihan
sekolah anaknya dengan pertimbangan menyediakan lingkungan dan pergaulan yang
baik dan mendukung bagi anaknya sejak dini. Disini akan dibentuk cara bergaul
yang positif dan kondusif yang akan membentuk kebiasaan dan karakter anaknya.
Bicara tidak kasar, kepribadian tidak emosional, bisa berdiskusi menerima
pendapat dan mengajukan gagasan, simpati dan memupuk sifat peduli, empati dan
banyak lagi. Maka sekolah sekolah yang sering diberitakan terlibat dalam tawuran
antar sekolah atau banyak diberitakan siswa siswinya sering bermasalah, pasti
tidak akan jadi pilihan para orang tua untuk tujuan menyekolahkan anaknya jika
tidak sangat terpaksa sekali. Salah satu cara agar orang tua bisa mengawasi
pergaulan anaknya adalah dengan sering sering mengajak ngobrol anaknya mengenai
apa yang terjadi di sekolahnya. Undang teman teman sekolah anaknya sesekali
untuk makan sama sama di rumah, sambil orang tua bisa mengamati bagaimana
karakter dan sifat teman teman dekat anaknya. Dari teman temannya bicarakan ke
anak bahwa si A karakternya begini, suka bicara kasar dan emosional, tidak baik
untuk dijadikan sahabat karena akan mendorong anak jadi memiliki sifat sama
begitu juga. Tapi si B boleh dijadikan sahabat, karena sifatnya penolong,
peduli. Si C bisa dijadikan tempat bertanya, karena sepertinya karakternya
dewasa, bijaksana dan mengayomi, dll. Memberi contoh contoh karakter nyata pada
kawan kawan yang dikenal anak akan memudahkan anak untuk mendapatkan contoh
contoh nyata bagaimana orang dengan karakter ideal yang dimaksud orang tuanya.
Ada juga
sebagian cara orang tua jikapun ada uang, lebih baik mendaftarkan di sekolah
swasta yang mungkin lebih baik dari ketat menjaga peraturan tata tertib sekolah
dan lebih selektif dalam segi aspek lingkungan pertemanan. Atau sekalian
sekolahkan di pondok pesantren atau masuk asrama agar bisa diawasi dan
dibimbing ketat oleh para guru dan pengasuh selama 24 jam. Jangan lupa, kawan
kawan sekolah yang dikenal anaknya pada saat sekolah akan jadi investasi
penting pada saat dia mulai masuk dunia profesional. Banyak sekali perusahaan
didirikan bersama teman semasa SMP atau SMA. Atau berjodoh dengan kawan semasa
SMA yang sekarang sudah sukses dan mapan, atau sama sama berbisnis mandiri
dengan geng masa SMP dulu. Berbisnis dengan teman salah satunya akan lebih
mudah untuk memulai karena sudah saling kenal sifat, karakter dan percaya bahwa
skill yang dimiliki masing masing teman saat dewasa bertemu lagi bisa jadi
sinergi untuk sebuah tujuan profesional.
Tidak ada
cara yang baku dalam memilih teman, karena hierarkhinya kita harus berteman
dulu, bergaul dengan teman tsb, baru bisa menilai dan mengambil sikap dalam
memilih siapa yang dijadikan sekedar teman sekolah, dijadikan sahabat untuk
dibawa dalam pertemanan sehari hari, diberikan kepercayaan lebih untuk bisa
diajak masuk ke wilayah lebih private, atau mana yang bisa diajak sinergi dalam
kegiatan lain yang sesuai penilaian kita terhadap kawan tsb. Atau bahkan bisa
diputuskan mana teman yang harus ditinggalkan dan dijauhi karena tidak akan
memberi manfaat apapun bahkan cenderung merugikan dengan memberi pengaruh buruk
negatif kepada Anda. Ingat, kawan /sahabat baik bukan berarti yang selalu yes
man, ikut saja, mendukung, apa yang Anda mau atau akan lakukan. Justru sahabat
baik harus berani dan bisa menasihati, memperingatkan, melarang, bahkan
memarahi Anda jika dia pikir Anda sedang melakukan suatu hal yang salah yang
mungkin Anda tidak lihat atau sadari.
Menyikapi
kawan juga harus disesuaikan dengan situasi dan lingkungannya. Seperti di
kantor, sesama staff kantor pada akhirnya akan jadi kawan. Bahkan atasan kita
dalam situasi informal diluar kantor, bisa kita anggap sebagai kawan. Tentu ada
beda antara tata cara berkawan dan tata cara sebagai sesama profesional yang
masing masing dikenai tugas tanggung jawab kerja yang dinilai oleh perusahaan.
Jangan sampai pertimbangan dan penilaian kita bias antara sebagai kawan dan
sebagai profesional. Sahabat baik di dalam pertemanan dan pergaulan sehari hari,
tapi jangan ikut ikutan jika diajak melakukan perbuatan curang pada perusahaan
tempat bekerja. Hal tsb bisa merugikan Anda jika Anda harus berhadapan dengan
masalah pekerjaan. Akan ada konflik batin apa Anda akan berat sebagai kawan
atau tetap seimbang proporsional sebagai profesional yang dinilai berdasarkan
KPI yang sudah disepakati.
Tidak ada
manusia yang sempurna. Tidak saya, tidak Anda, tidak juga siapapun. Manusia
pada fitrahNYA adalah makhluk sosial, maka setiap manusia membutuhkan manusia
lain. Dalam istilah sederhana dan untuk pergaulan sehari hari, setiap kita
butuh kawan. Tidak terkecuali seorang anak, remaja, bahkan menjelang kita usia
50 tahun saja kita masih butuh teman dan kawan. Maka kita yang sudah berumur 50
tahun akan sangat senang sekali ikut hadir dalam reuni SMP atau SMA. Rasanya
seperti muda kembali karena sama sama berkumpul dengan kawan kawan masa sekolah
mengulang memori lama. Maka satu kawan terasa kurang tapi satu musuh sudah
terlalu banyak. Kawan mewarnai sepanjang hidup kita, membentuk sifat dan
karakter kita bahkan menjadikan masa depan dan keberuntungan kita akan seperti
apa. Bijaksanalah dalam berespond dengan apa yang Anda bisa nilai dan amati
dari kawan kawan Anda agar membawa manfaat dan membuat hidup Anda lebih baik.
SEMANGAT
SUKSES
(Mirza
A.Muthi)