Jumat, 03 Januari 2020

Menilai Kawan Secara Objektif


Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, Bagaimana Memilih Teman Yang Baik dan Benar?

Seperti sepenggal lagu grup musik kesayangan bapak saya: Bimbo, tidak disanksikan bahwa seorang anak sebaiknya lebih tepat bertanya kepada bapak ibunya lebih dahulu sebelum bertanya kepada orang lain. Karena Bapak dan Ibu tidak ada maksud tersirat dari setiap nasihat yang diberikannya. Hanya ada keinginan agar anaknya dapat semua hal yang terbaik yang bisa didapat dalam hidupnya, menyelesaikan segala masalah dalam hidupnya dengan baik, tercapai segala harapan dan doa, juga memiliki teman teman dan pendamping hidup yang benar benar tepat dan dibutuhkan secara  positif dalam jalan lurus hidupnya.

Orang tua berperan besar dalam mengajari anaknya cara memilih kawan. Misalnya dalam memilih sekolah anaknya, dalam tingkat SD-SMA,  sudah tentu mempertimbangkan situasi lingkungan sekolah dan bagaimana kelakuan kawan kawan yang akan jadi calon lingkungan dan kawan anaknya di sekolah. Tidak sedikit orang tua yang rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk urusan pemilihan sekolah anaknya dengan pertimbangan menyediakan lingkungan dan pergaulan yang baik dan mendukung bagi anaknya sejak dini. Disini akan dibentuk cara bergaul yang positif dan kondusif yang akan membentuk kebiasaan dan karakter anaknya. Bicara tidak kasar, kepribadian tidak emosional, bisa berdiskusi menerima pendapat dan mengajukan gagasan, simpati dan memupuk sifat peduli, empati dan banyak lagi. Maka sekolah sekolah yang sering diberitakan terlibat dalam tawuran antar sekolah atau banyak diberitakan siswa siswinya sering bermasalah, pasti tidak akan jadi pilihan para orang tua untuk tujuan menyekolahkan anaknya jika tidak sangat terpaksa sekali. Salah satu cara agar orang tua bisa mengawasi pergaulan anaknya adalah dengan sering sering mengajak ngobrol anaknya mengenai apa yang terjadi di sekolahnya. Undang teman teman sekolah anaknya sesekali untuk makan sama sama di rumah, sambil orang tua bisa mengamati bagaimana karakter dan sifat teman teman dekat anaknya. Dari teman temannya bicarakan ke anak bahwa si A karakternya begini, suka bicara kasar dan emosional, tidak baik untuk dijadikan sahabat karena akan mendorong anak jadi memiliki sifat sama begitu juga. Tapi si B boleh dijadikan sahabat, karena sifatnya penolong, peduli. Si C bisa dijadikan tempat bertanya, karena sepertinya karakternya dewasa, bijaksana dan mengayomi, dll. Memberi contoh contoh karakter nyata pada kawan kawan yang dikenal anak akan memudahkan anak untuk mendapatkan contoh contoh nyata bagaimana orang dengan karakter ideal yang dimaksud orang tuanya.

Ada juga sebagian cara orang tua jikapun ada uang, lebih baik mendaftarkan di sekolah swasta yang mungkin lebih baik dari ketat menjaga peraturan tata tertib sekolah dan lebih selektif dalam segi aspek lingkungan pertemanan. Atau sekalian sekolahkan di pondok pesantren atau masuk asrama agar bisa diawasi dan dibimbing ketat oleh para guru dan pengasuh selama 24 jam. Jangan lupa, kawan kawan sekolah yang dikenal anaknya pada saat sekolah akan jadi investasi penting pada saat dia mulai masuk dunia profesional. Banyak sekali perusahaan didirikan bersama teman semasa SMP atau SMA. Atau berjodoh dengan kawan semasa SMA yang sekarang sudah sukses dan mapan, atau sama sama berbisnis mandiri dengan geng masa SMP dulu. Berbisnis dengan teman salah satunya akan lebih mudah untuk memulai karena sudah saling kenal sifat, karakter dan percaya bahwa skill yang dimiliki masing masing teman saat dewasa bertemu lagi bisa jadi sinergi untuk sebuah tujuan profesional.

Tidak ada cara yang baku dalam memilih teman, karena hierarkhinya kita harus berteman dulu, bergaul dengan teman tsb, baru bisa menilai dan mengambil sikap dalam memilih siapa yang dijadikan sekedar teman sekolah, dijadikan sahabat untuk dibawa dalam pertemanan sehari hari, diberikan kepercayaan lebih untuk bisa diajak masuk ke wilayah lebih private, atau mana yang bisa diajak sinergi dalam kegiatan lain yang sesuai penilaian kita terhadap kawan tsb. Atau bahkan bisa diputuskan mana teman yang harus ditinggalkan dan dijauhi karena tidak akan memberi manfaat apapun bahkan cenderung merugikan dengan memberi pengaruh buruk negatif kepada Anda. Ingat, kawan /sahabat baik bukan berarti yang selalu yes man, ikut saja, mendukung, apa yang Anda mau atau akan lakukan. Justru sahabat baik harus berani dan bisa menasihati, memperingatkan, melarang, bahkan memarahi Anda jika dia pikir Anda sedang melakukan suatu hal yang salah yang mungkin Anda tidak lihat atau sadari.

Menyikapi kawan juga harus disesuaikan dengan situasi dan lingkungannya. Seperti di kantor, sesama staff kantor pada akhirnya akan jadi kawan. Bahkan atasan kita dalam situasi informal diluar kantor, bisa kita anggap sebagai kawan. Tentu ada beda antara tata cara berkawan dan tata cara sebagai sesama profesional yang masing masing dikenai tugas tanggung jawab kerja yang dinilai oleh perusahaan. Jangan sampai pertimbangan dan penilaian kita bias antara sebagai kawan dan sebagai profesional. Sahabat baik di dalam pertemanan dan pergaulan sehari hari, tapi jangan ikut ikutan jika diajak melakukan perbuatan curang pada perusahaan tempat bekerja. Hal tsb bisa merugikan Anda jika Anda harus berhadapan dengan masalah pekerjaan. Akan ada konflik batin apa Anda akan berat sebagai kawan atau tetap seimbang proporsional sebagai profesional yang dinilai berdasarkan KPI yang sudah disepakati. 

Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak saya, tidak Anda, tidak juga siapapun. Manusia pada fitrahNYA adalah makhluk sosial, maka setiap manusia membutuhkan manusia lain. Dalam istilah sederhana dan untuk pergaulan sehari hari, setiap kita butuh kawan. Tidak terkecuali seorang anak, remaja, bahkan menjelang kita usia 50 tahun saja kita masih butuh teman dan kawan. Maka kita yang sudah berumur 50 tahun akan sangat senang sekali ikut hadir dalam reuni SMP atau SMA. Rasanya seperti muda kembali karena sama sama berkumpul dengan kawan kawan masa sekolah mengulang memori lama. Maka satu kawan terasa kurang tapi satu musuh sudah terlalu banyak. Kawan mewarnai sepanjang hidup kita, membentuk sifat dan karakter kita bahkan menjadikan masa depan dan keberuntungan kita akan seperti apa. Bijaksanalah dalam berespond dengan apa yang Anda bisa nilai dan amati dari kawan kawan Anda agar membawa manfaat dan membuat hidup Anda lebih baik.

SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)