Jumat, 01 April 2011

BAGAIMANA CARA BERSUNGGUH SUNGGUH?

TANYA :"BAGAIMANA CARA BERSUNGGUH SUNGGUH? "

Pak Mirza yang ok

Saya mau minta pencerahan dari bapak bagaimana cara kita bersungguh sungguh dalam melakukan pekerjaan? Sebab apapun yang kita kerjakan pada akhirnya tidak akan sukses kalau tidak bersungguh sungguh. Tapi kenyataannya itu susah sekali. Mohon inputnya. Terimakasih

Ahmad Wijaya

JAWAB:

Yth Bpk Ahmad Wijaya

Saya setuju pendapat bapak, betul sekali. Akan sia sia saja mengerjakan sesuatu yang harusnya bisa menghasilkan sesuatu yang baik tapi gagal karena kita tidak bersungguh sungguh melaksanakannya maka hasilnya akan asal jadi. Haslnya pun tidak akan terlalu dihargai oleh yang melihatnya, tidak ada nilai tambahnya buat Anda atau orang lain, hanya buang biaya dan buang tenaga. Apalagi jika ini sifatnya rutin untuk jangka waktu yang panjang maka seperti orang buang buang waktu saja. Bukankan Allah SWT berfirman “Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan akan engkau akan hidup selamanya dan Beribadahlah untuk akhiratmu seakan akan engkau akan mati esok pagi”. Jadi intinya baik itu untuk urusan dunia ataupun akhirat, bersungguh sungguh mengusahakan yang terbaik itu wajib hukumnya.

Caranya bersungguh sungguh:

1.Tahu tujuan besarnya untuk pribadi.

Seperti seorang karyawan: pergi pagi pulang petang seperti hal rutin saja dilakukan selama bertahun tahun dilakukan. Kita hanya mengejar target perusahaan. Padahal buat apa kita kejar target orang lain, kejar target pribadi yaitu “gunakan perusahaan sebagai kendaraan” dalam meningkatkan personal value. Misalnya dalam dept sales, pimpinan Anda member target Rp. 50 juta sales per bulan, maka jangan pasang target cukup Rp. 50 juta juga. Pasang target pribadi Rp. 80 juta atau Rp.100 juta. Tujuannya agar kita berusaha lebih keras untuk target yang lebih tinggi tersebut. Sehingga jika target sendiripun kurang terpenuhi, tapi target perusahaan telah terpenuhi Lalu kenapa kita pasang target 2x dari target perusahaan? Karena kelak komisi yang bisa didapat akan juga lebih besar dan akan lebih cepat menabung untuk membayar Dp rumah, mencicil mobil/ motor dan berbagai kebutuhan lain. Jika Anda cuma memenuhi target perusahaan, maka hanya perusahaan yang akan senang. Tapi jika kita memenuhi target pribadi, maka Anda sendiri yang akan mendapat benefit lebihnya. Belum lagi karir Anda akan lebih cepat melesat karena performa sales Anda diatas rata rata.


2.Siapa saja orang tersayang yang sedang diperjuangkan dalam tugas ini.

Apakah saat ini Anda sudah punya anak? Sebelum berangkat pagi ke kantor coba pandangi wajah polos anak Anda pada saat dia masih terlelap dalam tidurnya. Tidakkah Anda merasa bahwa dia begitu lemah, begitu polosnya dan dia betul betul berharap dari Anda untuk bisa menjaga dan mencukupkan kehidupannya dari segi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan bahkan kebutuhan senang senang masa kecilnya? Pagi ini Anda akan pergi berusaha apakah itu ke kantor atau menjadi wirausaha. Mungkin saja karena kehendak Allah SWT maka ini jadi hari terakhir Anda bisa memandangi wajah anak kesayangan Anda. Apapun hasil kerja Anda hari ini harus bisa membawa rejeki yang cukup dari sumber yang baik dan halal buat anak Anda, maka pasti Anda akan selalu bersungguh sungguh menjalani hari demi hari. Karena hari ini seakan akan adalah hari terakhir Anda bisa berjuang untuk anak Anda. Bagi saya, anak adalah sumber tenaga kita untuk bergerak maju, tidak peduli apapun halangannya atau seberat apapun situasinya. Untuk Anak kita berjuang dalam hidup. Sekarang untuk siapa Anda berjuang? Untuk anak juga, untuk istri, untuk orang tua? Atau untuk calon pendamping atau untuk suatu tujuan prinsip yang emosional seperti untuk tabungan haji, beli rumah? Cari alasan paling kuat dan paling emosional dari dalam diri Anda untuk siapa Anda berjuang. Setiap orang punya alasan untuk apa dan untuk siapa dia bisa berkorban dan berusaha secara maksimal.


3.Bagaimana penderitaan yang terjadi kalau saya tidak lakukan ini dengan sungguh sungguh. 

Sekarang apa yang terjadi kalau kita tidak bersungguh sungguh dan usaha yang kita lakukan akhirnya gagal, dipecat dari perusahaan, digantikan posisi oleh orang lain, diputus kontrak proyek karena hasil kerja kita dibawah standard? Apakah hanya kita yang menderita? Tentu saja tidak, anak kita akan ikut menderita, istri dan orang tua yang menggantungkan hidupnya pada kita juga akan menderita. Misalnya kita tidak bisa membayar hutang hutang dan hidup akan selalu gelisah karena dikejar debt collector. Untuk menjadi gagal karena tidak bersungguh sungguh tidak butuh waktu yang lama untuk melihat dampaknya dari kegagalan, tapi justru kita akan menderita penderitaan dan kesusahan yang lama dan panjang sebagai konsekuensi tidak bersungguh sungguh ini. Jika dipercaya orang memegang sebuah amanat pekerjaan/ bisnis maka bersungguh sungguhlah menjaga amanat tersebut, karena jika kita cederai kepercayaan tersebut maka tidak akan ada lagi yang pernah menyerahkan kepada Anda hal hal penting dan selamanya Anda tidak akan menjadi orang penting. Jangan melihat itu hal hal kecil atau hal hal besar. Jka Anda baru dipercaya menangani hal kecil, tangani dengan baik dan tunjukan Anda mampu bersungguh sungguh menyelesaikannya dengan sempurna. Bersungguh sungguh menupayakan berarti akan “memaksa” Anda untuk belajar, mengeksplore, mencari, berusaha keras dengan inisiati Anda bagaimana tugas tersebut bisa selesai dengan sempurna dan tepat waktu sesuai dengan tujuan si pemberi tugas. Kelak sesudah itu Anda menerima kepercayaan untuk hal yang lebih besar lagi , dari lebih banyak orang penting. Makin hari, bulan, tahun Anda akan berbeda jauh lebih bernilai dari Anda yang 5 tahun yang lalu karena Anda bersungguh sungguh, begitu seterusnya level Anda akan makin meningkat. Bagaimana Anda bisa menangani hal besar jika dalam menangani hal kecil saja Anda tidak bisa bersungguh sungguh. Jadi jika ingin derajat social, ekonomi dan lingkungan Anda meningkat terus, bersungguh sungguhlah dalam mengerjakan sebuah amanat/ tugas yang saat ini sedang Anda pegang. Jika tidak , maka Anda akan menderita disepanjang sisa umur Anda.


4.Apakah saya masih punya waktu dan kemampuan untuk mengulang kesempatan ini kembali.

Sekarang mungkin usia Anda sudah 30 tahun, lalu Anda tidak bersungguh sungguh menjalani pekerjaan Anda. Selama 5 tahun terus saja Anda melakukan standard kerja yang tidak memuaskan pimpinan dan akhirnya di usia 35 tahun Anda terpaksa dipecat. Apakah Anda berpikir akan lebih mudah mencari pekerjaan baru di usia 35 tahun? Apakan Anda pikir tenaga Anda masih cukup fit untuk mengambil kerja lebih fisik karena kerja kantoran tidak ada persahaan yang menerima menimbang track record Anda di perusahaan sebelumnya? Apakah kumpulan skill yang Anda miliki sekarang masih mampu bersaing dengan generasi lebih muda yang lebih tinggi dan lebih compatible skillnya dengan tuntutan pekerjaan, bahkan banyak pekerja datang dari luar negeri jika Anda bekerja di perusahaan multinasional. Zaman Anda telah lewat dan jika pada zaman itu Anda tidak sempat menjadi “sesuatu” maka akhirnya Anda hanya jadi debu debu zaman karena dari awal saat masih punya kesempatan Anda tidak bersungguh sungguh. Pikirkan jika Anda hanya membuang buang waktu untuk kesenangan sesaat maka selanjutnya Anda akan menderita selamanya karena Anda sudah tidak punya waktu dan tenaga untuk kembali mulai dari nol lagi.

Demikian kiranya Pak Ahmad Wijaya paradigma berpikir yang harus bapak susun agar bapak bisa bersungguh sungguh menjalani apa saja dalam kehidupan ini. Bukan hanya dalam hal posisi karir dan pekerjaan, tapi seluruh aspek hidup. Menjaga keharmonisan keluarga misalnya.  Jika sudah punya keluarga yang bahagia, istri yang setia, maka bersungguh sungguhlah menjaga komitmen kesetiaan dengan pasangan. Jangan sesekali bermain api dengan wanita lain, karena saat saat indah bersama keluarga Anda tidak akan bisa terulang lagi jika Anda menghianati istri.

Menyesal tidak bisa di depan dan pasti terjadi dibelakang. Pada saat itu Anda akan menyesal kehilangan sesuatu yang sangat berharga dan tidak bisa mengulangnya lagi. Jadilah orang yang beruntung, yaitu hari esok lebih baik dari hari kemarin. 

SEMANGAT SUKSES ( Mirza A.Muthi )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar