Apa syarat menjadi pemimpin?
Cukup banyak pertanyaan mengenai bagaimana bisa menjadi pemimpin? Kalau bicara mengenai seseorang bisa menjadi, maka itu bicara mengenai persyaratan yang dibutuhkan, dan persyaratan tsb hanya bisa dipenuhi oleh mereka yang sudah punya kapasitas tersebut atau setidaknya berusaha membangun kapasitas yang memenuhi persyaratan tsb. Tapi secara akronim agar mudah diingat maka paling tidak ini adalah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimipin.
L+E+A+D+E+R
L=Leadership
E=Enthusiasm
A=Action
D=Delegation
E=Empathy
R=Responsibility
Leadership, tentu saja sifat kepemimpinan wajib dimiliki oleh setiap pemimpin. Tapi sifat ini tidak mudah karena itu tidak semua orang bisa menjadi pimpinan. Secara management artinya seseorang yang mampu memberdayakan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Dibawah ini juga sifat sifat kepemimpinan yang biasa mengikutinya.
Pertama Enthusiasm atau Antusias. Antusias adalah inti dari semangat yang melahirkan jiwa yang teguh, mental yang kuat, fisik yang berenergi, gigih dan gesit juga pikiran yang bernas, cerdas. Semuanya disinergikan dalam passion atau fokus kuat untuk bisa mencapai tujuan.
Hanya mereka yang punya rasa antusias tinggi yang akan selalu mencari jalan keluar, inovatif dan mencari cara mencapai tujuan. Jika pemimpinnya saja terlihat loyo, tidak semangat, gampang mengeluh, tidak punya solusi, cepat panik, maka bagaimana yang bisa diharapkan dari bawahannya? Bayangkanlah sendiri Action atau bertindak, memulai, bekerja. Seorang leader harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, mewujudkan konsep bisnis menjadi bisnis riil, mentransformasikan planning menjadi result, memproses protortype menjadi product. Maka setiap perubahan tersebut harus dimulai dari tindakan lalu bergerak berkesinambungan. Tugas pimpinan membuat proses berjalan agar semua tidak hanya sekedar jadi wacana atau rencana bahkan mimpi belaka.
Delegation adalah pelimpahan tugas. Buat apa seorang pimpinan memiliki anak buah atau bawahan atau staff tapi apa apa hanya mengerjakan semua prosesnya sendirian. Sedangkan karyawan ada dan tetap menerima gaji. Karyawan yang tidak produktif adalah beban biaya, tapi karyawan yang produktif adalah asset bernilai. Maka bagaimana pemimpin, mau buat teamwork yang hanya jadi biaya atau jadi the winning teamwork. Untuk menggerakan teamwork sendiri butuh skill spesifik yang khusus diantaranya keteladanan dan komunikasi.
Pelajarilah kebutuhannya agar proses delegasi berjalan dengan kondusif. Untuk bisa mendelegasikan tugas maka pemimpin harus trust kepada bawahannya/PIC(person in charge), misalnya manager atau kepala department. Delegasi memiliki parameter yaitu jika seluruh team paham, mengerti, dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya sesuai tata tertib perusahaan dan SOP sehingga mendapatkan hasil sesuai KPI (key performance indicator). Jika bisnis maka KPI itu adalah omzet atau jika organisasi itu adalah tujuan yang sudah ditentukan dalam tujuan anggaran dasar rumah tangga/organisasi.
Empathy atau ikut merasakan, kepedulian. Kepemimpinan ini erat kaitannya dengan hubungan antar manusia yang sifatnya lebih emosional. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Mudah tersinggung, sedih, punya masalah, dan banyak gangguan emosional lain yang pada akhirnya membuat mood kerja jadi kurang kondusif. Memang pemimpin harus tegas dan pemimpin tidak bisa menyenangkan keinginan semua pihak. Tapi adanya rasa kepedulian kepada bawahannya akan membuat suasana organisasi jauh lebih baik. Tentu saja dengan cara yang bijaksana dan tetap berorientasi pada tujuan utama organisasi. Staff juga manusia yang perlu diperlakukan sebagai utuhnya manusia, sedikit care pada kesulitan mereka, beri konseling, atau bahkan pelatihan juga masuk dalam rangkan empathy agar perusahaan bisa membantu karyawannya memecahkan masalah masalah pekerjaan mereka dengan lebih mudah dan efektif. Bukan juga hanya memimpin dengan marah marah tanpa arah dan tangan besi sehingg menciptakan suasana stress berlebihan dalam organisasi. Dalam bisnis bahkan empathy bukan hanya tertuju pada karyawan/staff, terlebih juga empathy kepada pelanggan, client sangatlah penting agar perusahaan tidak ditinggal pelanggan dan bisa bertahan dalam persaingan bisnis.
Responsibilty adalah tanggung jawab. Memang secara dasar semua manusia hidup-pun kelak akan diminta pertanggung jawabannya di hadapan Yang Maha Pencipta. Hanya saja Anda sebagai pemimpin yang dianugrahi tanggung jawab atas kelompok orang dalam teamwork atau organisasi akan punya tanggung jawab yang lebih besar. Orang besar tanggung jawab besar, orang biasa saja tanggung jawab kecil. Pemimpin harus berani bertanggung jawab, bahkan mengambil alih tanggung jawab jika dibutuhkan. Jangan malah menyerahkan tanggung jawab yang seharusnya ditanggungnya kepada bawahannya, itu hanya akan menghilangkan kewibawaan Anda sebagai pimpinan karena lari dari tanggung jawab.
Hanya mau jadi pimpinan,menerima kekuasaan sebagai pemimpin, menerima gaji level manager atau direksi, tapi giliran ada masalah melimpahkannya pada bawahan dan Anda cuci tangan seolah olah tidak tahu. Maka itulah paling tidak kapasitas yang Anda harus miliki sebagai leader atau pemimpin. Pimpinan tidak selalu pemimpin. Seorang pimpinan bisa saja ada atau eksis karena warisan keturunan, ditunjuk berdasarkan relasi, kenaikan jabatan karena birokrasi suksesi tradisional walaupun tidak pantas, bahkan dipilih karena ada perjanjian kompensasi tertentu. Tapi diantara para pimpinan hanya ada beberapa orang saja yang akhirnya berhak disebut pemimpin, yaitu yang benar benar bisa memenuhi kapasitas dan persyaratan sebagai seorang Leader.
SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar