Minggu, 11 Mei 2014

APA SYARAT MENJADI PEMIMPIN ?

Apa syarat menjadi pemimpin?
Cukup banyak pertanyaan mengenai bagaimana bisa menjadi  pemimpin? Kalau bicara mengenai seseorang bisa menjadi, maka  itu bicara mengenai persyaratan yang dibutuhkan, dan  persyaratan tsb hanya bisa dipenuhi oleh mereka yang sudah  punya kapasitas tersebut atau setidaknya berusaha membangun  kapasitas yang memenuhi persyaratan tsb.  Tapi secara akronim agar mudah diingat maka paling tidak ini  adalah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimipin.

 L+E+A+D+E+R

 L=Leadership

 E=Enthusiasm

 A=Action

 D=Delegation

 E=Empathy

 R=Responsibility



Leadership, tentu saja sifat kepemimpinan wajib dimiliki  oleh setiap pemimpin. Tapi sifat ini tidak mudah karena itu  tidak semua orang bisa menjadi pimpinan. Secara management artinya seseorang yang mampu memberdayakan bawahannya untuk  mencapai tujuan bersama. Dibawah ini juga sifat sifat  kepemimpinan yang biasa mengikutinya.

Pertama Enthusiasm atau Antusias. Antusias adalah inti dari  semangat yang melahirkan jiwa yang teguh, mental yang kuat, fisik yang berenergi, gigih dan gesit juga pikiran yang bernas, cerdas.  Semuanya disinergikan dalam passion  atau fokus kuat untuk bisa mencapai tujuan.

Hanya mereka yang punya rasa antusias tinggi yang akan selalu mencari  jalan keluar, inovatif dan mencari cara mencapai tujuan.  Jika pemimpinnya saja terlihat loyo, tidak semangat, gampang mengeluh, tidak punya solusi, cepat panik, maka bagaimana yang bisa diharapkan dari bawahannya? Bayangkanlah sendiri Action atau bertindak, memulai, bekerja. Seorang leader  harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, mewujudkan konsep bisnis menjadi bisnis riil, mentransformasikan planning menjadi result, memproses protortype menjadi  product. Maka setiap perubahan tersebut harus dimulai dari  tindakan lalu bergerak berkesinambungan. Tugas pimpinan  membuat proses berjalan agar semua tidak hanya sekedar jadi  wacana atau rencana bahkan mimpi belaka.

 Delegation adalah pelimpahan tugas. Buat apa seorang  pimpinan memiliki anak buah atau bawahan atau staff tapi apa apa hanya mengerjakan semua prosesnya sendirian. Sedangkan  karyawan ada dan tetap menerima gaji. Karyawan yang tidak produktif adalah beban biaya, tapi karyawan yang produktif adalah asset bernilai. Maka bagaimana pemimpin, mau buat  teamwork yang hanya jadi biaya atau jadi the winning  teamwork. Untuk menggerakan teamwork sendiri butuh skill spesifik yang khusus diantaranya keteladanan dan komunikasi.

 Pelajarilah kebutuhannya agar proses delegasi berjalan dengan kondusif. Untuk bisa mendelegasikan tugas maka  pemimpin harus trust kepada bawahannya/PIC(person in charge), misalnya manager atau kepala department. Delegasi memiliki parameter yaitu jika seluruh team paham, mengerti, dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya sesuai  tata tertib perusahaan dan SOP sehingga mendapatkan hasil  sesuai KPI (key performance indicator). Jika bisnis maka KPI  itu adalah omzet atau jika organisasi itu adalah tujuan yang  sudah ditentukan dalam tujuan anggaran dasar rumah tangga/organisasi.

Empathy atau ikut merasakan, kepedulian. Kepemimpinan ini  erat kaitannya dengan hubungan antar manusia yang sifatnya lebih emosional. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Mudah tersinggung, sedih, punya masalah, dan banyak gangguan emosional lain yang pada akhirnya membuat  mood kerja jadi kurang kondusif. Memang pemimpin harus tegas  dan pemimpin tidak bisa menyenangkan keinginan semua pihak.  Tapi adanya rasa kepedulian kepada bawahannya akan membuat  suasana organisasi jauh lebih baik. Tentu saja dengan cara yang bijaksana dan tetap berorientasi pada tujuan utama organisasi. Staff juga manusia yang perlu diperlakukan sebagai utuhnya manusia, sedikit care pada kesulitan mereka, beri konseling, atau bahkan pelatihan juga masuk dalam rangkan empathy agar perusahaan bisa membantu karyawannya memecahkan masalah masalah pekerjaan mereka dengan lebih  mudah dan efektif. Bukan juga hanya memimpin dengan marah  marah tanpa arah dan tangan besi sehingg menciptakan  suasana stress berlebihan dalam organisasi. Dalam bisnis  bahkan empathy bukan hanya tertuju pada karyawan/staff,  terlebih juga empathy kepada pelanggan, client sangatlah  penting agar perusahaan tidak ditinggal pelanggan dan bisa  bertahan dalam persaingan bisnis.

Responsibilty adalah tanggung jawab. Memang secara dasar  semua manusia hidup-pun kelak akan diminta pertanggung  jawabannya di hadapan Yang Maha Pencipta. Hanya saja Anda  sebagai pemimpin yang dianugrahi tanggung jawab atas  kelompok orang dalam teamwork atau organisasi akan punya  tanggung jawab yang lebih besar. Orang besar tanggung jawab  besar, orang biasa saja tanggung jawab kecil. Pemimpin harus  berani bertanggung jawab, bahkan mengambil alih tanggung  jawab jika dibutuhkan. Jangan malah menyerahkan tanggung  jawab yang seharusnya ditanggungnya kepada bawahannya, itu hanya akan menghilangkan kewibawaan Anda sebagai pimpinan  karena lari dari tanggung jawab.

Hanya mau jadi pimpinan,menerima kekuasaan sebagai pemimpin, menerima gaji level manager atau direksi, tapi giliran ada masalah melimpahkannya pada bawahan dan Anda cuci tangan seolah olah tidak tahu. Maka itulah paling tidak kapasitas yang Anda harus miliki  sebagai leader atau pemimpin. Pimpinan tidak selalu pemimpin. Seorang pimpinan bisa saja  ada atau eksis karena warisan keturunan, ditunjuk  berdasarkan relasi, kenaikan jabatan karena birokrasi  suksesi tradisional walaupun tidak pantas, bahkan dipilih karena ada perjanjian kompensasi tertentu. Tapi diantara para pimpinan hanya ada beberapa orang saja yang akhirnya  berhak disebut pemimpin, yaitu yang benar benar bisa memenuhi kapasitas dan persyaratan sebagai seorang Leader.

SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar