Seorang bapak meminta tolong kepada saya untuk menasihati mantunya
yang menurutnya kurang gigih dan serius dalam menghadapi hidup. Kebetulan di
keluarganya, dia adalah anak laki laki tunggal dan sangat "dijaga"
oleh ibunya yang selalu menjaga dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Bapak ini
khawatir anak perempuannya ada di tangan laki laki yang rapuh secara mental dan
karakter sehingga akan rawan gagal menghadapi cobaan yang sewaktu waktu nanti
pasti datang juga sebagai bagian dari kenyataan perjalanan kehidupan.
Menghadapi tantangan dalam hidup bukan perkara mudah. Banyak orang
tidak siap karena tidak terlatih secara mental. Latihan mental dan karakter
anak perlu dibangun dan dibina sejak masih kecil. Karakter tergantung dari
kebiasaan, sedangkan mental dibangun dari latihan menghadapi dan merespond
masalah.
Kenyataannya banyak orang tua dari sejak kecil begitu memanjakan
anaknya, mengikatkan tali sepatunya, membawakan tas sekolahnya, menyodorkan
piring makannya. Apa apa sudah tersedia, pertolongan siap diberikan, rintangan
pasti akan bantu dimudahkan, anak jadi santai, tidak biasa berusaha mandiri.
Bahkan dalam kasus ini, sebagai anak laki laki tunggal dimana ibunya sudah
mengatakan jangan terlalu ngoyo bekerja, biar mama yang kerja, tentunya ini
adalah "pernyataan yang menggelikan" dari seorang ibu kepada anaknya.
Maka jika dari kecil selalu ada yang menjamin kondisi yang nyaman dalam
hidupnya, sudah pasti pada saat besarnya si Anak ini cenderung ingin dapatnya
hal yang instant saja. Kurang tangguh dalam menghadapi masalah dan bisa patah
harapan dalam menghadapi cobaan hidup. Apakah ini hasil yang diharapkan orang
tua terhadap sikapnya dalam memanjakan anaknya secara berlebihan?
Tidak terbiasa berjuang dari bawah, bersusah payah dan sabar
menjalankan proses jatuh bangunnya kehidupan. Padahal itu hal hal penting yang
harus dimiliki secara nyata oleh orang yang ingin memiliki karakter sukses.
Tapi memang karakter dan mental manusia dididik dan dibentuk mulai dari masa
anak anak, remaja dan dalam masa persiapan masuk dunia nyata. Pendidik pertama
tentunya adalah lingkungan keluarga, yaitu kedua orang tuanya. Sekolahpun tidak
bisa selama 3 - 6 tahun merubah mental karakter anak dari manja ke karakter
tangguh tanpa metode khusus yang sudah terbukti. Sungguh membangun mental dan
karakter tangguh agar Anak siap mandiri menghadapi kenyataan hidup di dunia
nyata sangatlah tidak mudah. Apalagi anak Laki laki yang akan jadi pemimpin
keluarganya sendiri nanti pada waktunya.
Maka jika Anda sayang Anak Anda, jangan terlalu manjakan anak
seakan akan Anda sebagai orang tua akan bisa terus hidup dan kuat untuk
mendampingi mengurus anak Anda selama hidupnya. Anda sebagai orang tua punya
kewajiban untuk membangun generasi tangguh, bukan hanya memberikan kesenangan
yang melenakan. Justru Anda harus mendidik dan membina mental, karakter anak
Anda sehingga terbentuk tangguh dan siap terjun hadapi kenyataan hidup.
Bagaimanapun Anak kelak juga akan hidup mandiri sebagai pribadi yang
bertanggung jawab, lalu memasuki masa sebagai orang tua, menghadapi kenyataan
hidup yang tidak selamanya indah dan ideal sesuai harapan. Apakah Anda yakin
pada saatnya Anak Anda akan siap menghadapi dunia, sedangkan Anda sebagai orang
tua juga sudah tidak ada lagi kemampuan, kesehatan, waktu dan energi untuk
terus mendampingi membantu Anak Anda?
Orang tua bukan malaikat penjaga bagi anaknya, berikan kesempatan
anak untuk bertanggung jawab dalam hidupnya dengan terbiasa berjuang dan
mandiri sedini mungkin dalam menghadapi setiap kesulitan di kehidupan nyata.
Mintalah Anak Anda pada waktunya nanti untuk lebih serius melakukan perencanaan
hidup dan membangun masa depannya sendiri. Berikan dukungan positif yang
menggali tanggung jawab pribadi dari si Anak, tempatkan dia dalam lingkungan
yang kompetitif dan kreatif produktif sehingga dia mendapat role model yang
benar, carikan guru atau orang dewasa yang berfungsi seperti coach bagi
dirinya. Bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup keluarga yang ditanggungnya
dan bisa membangun kepercayaan juga keyakinan dari keluarga yang
mengharapkannya.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar