Sabtu, 01 Agustus 2015

ADAKAH JENIS USAHA YANG BETUL BETUL SYARIAH

Tanya :  Adakah jenis usaha yang betul betul Syariah?

Assalamualaikum Bung Obing, di bulan Ramadhan ini saya mau tanya sebetulnya ada tidak sih jenis usaha yang betul betul syariah. Sementara setahu saya untuk menang dalam persaingan usaha bukan rahasia umum lagi kalau kita harus sedikit sikut sana sikut sini, suap sana sini, bahkan kalau perlu pakai dukun untuk penglaris. Mohon opini Bung Obing

Jawab :Wassalam

Waalaikum salam juga Bung, mudah mudahan Allah SWT menerima semua amalan ibadah puasa baik wajib maupun sunnahnya yang sudah Bung jalankan dengan khusuk, iklas dan semata hanya berharap keridhoanNYA. Amin Ya Rabbal Alamin. Sebetulnya saya bukan ahli ilmu syariah atau pebisnis khusus syariah. Tapi saya lihat konteks pertanyaannya mungkin mengenai usaha yang dikelola secara prinsip prinsip islami, bukan sekedar ketentuan jual beli , pinjaman azas syariah saja. Maafkan kalau saya salah memahami pertanyaan Bung.

Bagi saya yang juga seorang muslim awam yang terpenting adalah niat untuk menjalankan, mengarahkan, mengikuti nilai nilai penting yang Allah SWT perintahkan dan menjauhi segala laranganNYA. Selama kita memiliki dan membangun usaha tidak dengan menzholimi karyawan kita, mencurangi pelanggan atau client kita, menipu mitra usaha kita, menjanjikan berlebih lebih diluar apa yang betul betul bisa kita sediakan, mengambil keuntungan sewajarnya, mengembalikan lagi sebagian keuntungan usaha untuk mereka yang membutuhkan, mengusahakan semuanya untuk sebesar besar manfaat kepada orang lain, bagi saya itu sudah cukup syariah.
Pernah lihat ada seseorang yang sebetulnya sudah punya sebidang tanah strategis dan semuanya kasih saran untuk bikin perumahan saja karena pasti langsung laku kalau untuk dikontrakan atau dijual. Tapi dia lebih memilih uangnya dijadikan usaha di tanah strategis tsb, misalnya bengkel, resto atau lainnya. Padahal membangun usaha lebih berisiko dibanding membangun unit perumahan. Usaha bisa saja gagal dan bangkrut lalu modal usaha jadi percuma. Bikin perumahan tinggal bikin selama 5 bulan lalu pasarkan, begitu tersewa atau terjual dan dapat untung lalu selesai. Tapi niat dia membangun usaha adalah agar bisa mempekerjakan orang banyak di usahanya tsb, dibanding hanya membangun unit2 rumah untuk dikontrakan dan tidak membawa manfaat untuk lebih banyak orang. Kalau punya kontrakan atau jual rumah uangnya hanya antara pembeli dan penjual/pemilik tanah/rumah. Tp kalau dibangun usaha maka mungkin bisa mempekerjakan 5-10 orang dan memberikan penghidupan jangka panjang yang rutin bagi keluarga pegawai/karyawan, Menurut saya itu usaha yang juga menggunakan pola pikir syariah.

Mengelola SDM dengan baik, bersahabat, support bahkan bagus sekali bila dikenal orang orang yang pernah bekerja di perusahaan A akhirnya dikenal sebagai profesional pekerja yang tangguh daya juangnya, produktif kinerjanya, smart budi pekert,i terpercaya dengan baik dan berorientasi pada prestasi sehingga menjadi calon calon leader yang handal di perusahaan perusahaan lain. Perusahaan yang bisa menghasilkan kader kader seperti itu sangat bisa disebut perusahaan yang bergerak secara syariah karena dikelola dengan prinsip prinsip keislaman.

Bahkan di kalangan pengusaha karaoke saya menerapkan konsep karaoke keluarga sebisa mungkin harus meminimalisir adanya fasilitas fasilitas yang mengandung mudharat di dalamnya. Menyediakan aula dan panggung musik untuk menarik pelanggan karaoke tidak hanya senang karaoke di dalam room yang tertutup dimana hal hal yang negatif bisa terjadi. Jika berkaraoke di ruang yang terbuka maka lebih bisa diawasi tanpa harus kehilangan keceriaan berkaraoke. Minuman umum di karaoke seperti bir dan minuman keras diganti dengan aneka juice buah, kopi dan minuman halal lain yang menarik dan lezat, ruangan yang pintunya terkunci rapat dan gelap diganti dengan ruangan terang dan pintu berjendela transparan besar, menghilangkan dan melarang pegawai/pelayan wanita menemani tamu di dalam ruangan, membuat standard seragam pegawai wanita yang lebih sopan dan menutup aurat, bahkan juga bisa berhijab, menyediakan mushola yang layak dan bahkan mengumandangkan adzan pada saat jatuh waktu waktu shalat. Walaupun pendapat Islam pada menyanyi dan karaoke keluarga masih pro-kon, tapi paling tidak kita sudah berupaya untuk mengurangi mudharatnya walaupun memang tidak bisa sama sekali menghilangkan opini opini yang negatif mengenai halal tidaknya musik dan membeli hiburan bagi muslim. Sementara yang lain hanya pintar memberi opini, tapi kita sudah coba berbuat dan melakukan perubahan bertahap dan tetap membuka banyak lapangan pekerjaan. 

Saya yakin di usaha bidang lainpun begitu, selalu ada sisi gelap dan sisi terangnya. Anda pilih yang cara berbisnis yang baik, benar, lurus, memberikan banyak  manfaat luas dan menjauhkan mudharat pada cara menjalankan bisnis tsb. Unsur perwujudannya misalnya Anda memperlakukan karyawan Anda dengan baik, bukan hanya sebagi asset atau alat produksi tapi bisa sebagai keluarga. Anda perhatikan kebutuhannya bukan hanya kinerjanya, karena karyawan juga manusia biasa.  Sebagai pedagang Anda hanya menjual produk produk yang Anda yakin bermutu bagus, bukan barang jelek atau kadaluarsa tapi ditipu tipu dengan "kosmetik" supaya mudah terjual tapi malah menambah racun atau memberikan efek mudharat bagi konsumen. Menepati janji janji promosi dan marketing Anda pada konsumen, sesuai dengan materi apa yang Anda tawarkan via telepon, cetak di brochure atau pasang di spanduk. Jangan dikatakan beli minimum sekian rupiah akan dapat free sekian, tapi begitu sudah transaksi ternyata masih ada syarat ini itu yang dipaksakan karena kurang transparant kepada konsumen, sehingga konsumen merasa tertipu. Bagi saya itu sudah bisa dikatakan Anda menjalankan bisnis secara syariah.

Demikian opini saya, mungkin bisa salah mungkin juga bisa diterima. Niat kitalah yang menentukan apakah usaha yang kita lakukan bernilai syariah atau tidak, bukan tergantung pada orang lain atau situasi yang sedang terjadi. Menjadi pengusaha adalah pilihan dan pilihan adalah masalah mengambil keputusan. Anda lebih berat memutuskan menerima uang banyak, cepat untung, jauh dari resiko, atau mau sedikit berkorban waktu, pikiran, bahkan keuntungan untuk memberi manfaat lebih kepada sesama umat dan berharap keridhoanNYA. Silakan memilih.SEMANGAT SUKSES (Mirza A.Muthi)
Sumber Gambar : www.dakwatuna.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar