Cukup banyak
pertanyaan mengenai bagaimana bisa menjadi pemimpin? Kalau bicara
mengenai seseorang bisa menjadi pemimpin, maka itu bicara mengenai
persyaratan yang dibutuhkan, dan persyaratan tsb hanya bisa dipenuhi oleh mereka
yang sudah punya
kapasitas tersebut atau setidaknya berusaha membangun kapasitas yang
memenuhi persyaratan tsb. Tapi secara akronim agar mudah diingat maka
paling tidak ini adalah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi
pemimipin atau TEAM LEADER.
T+E+A+M L+E+A+D+E+R
T=Tegas
E=Elaborasi (tekun dan cermat)
A=Antisipatif
M= Managerial
Tegas. Pemimpin ada bukan untuk
memihak, menyukai, ingin disukai, menghindari konflik. Dalam urusan bisnis,
setiap pemikiran, ucapan, tindakan dan keputusan, hanya fokus pada tujuan bisnis.
Kepentingan bisnis adalah kepentingan bersama. Jika bisnis maju dan berhasil
maka semua karyawan, investor dan stake holders akan happy. Jika seorang
pemimpin terlalu banyak pertimbangan yang sifatnya terlalu personal, tidak objektif
karena memikirkan kalau keputusan atas dasar saran si A ini diambil maka akan
membuat iri si B, kalau menyampaikan ini maka akan menyinggung si C, kalau saya
naikan jabatan si C maka akan membuat si A gusar, jika saya hukum si B saya jadi tidak enak hati
karena secara personal saya cukup dekat, dst…maka tentu saja Anda tidak akan
pernah bisa tegas mengambil keputusan. Bahaya jika memimpin bisnis tapi Anda
terlalu memakai perasaan dibanding logika berpikir prioritas bisnis. Anda
sebagai pimpinan bukan untuk mencari kawan baru, tapi untuk memimpin, mengatur,
mengusahakan teamwork bekerja sesuai petunjuk strategi agar membawa usaha ke
arah yang lebih baik dan menguntungkan buat perusahaan. Tapi bukan berarti Anda
memimpin tanpa hati atau egois tanpa memikirkan karyawan. Anda harus bedakan
bagaimana berucap, berlaku, bergaul sebagai sesama manusia dengan berlaku,
bergaul, berucap, berkeputusan sebagai seorang pemimpin. Tetap Anda harus
memanusiakan team Anda, tapi kebijaksanaan Anda harus diutamakan untuk kepentingan
perusahaan bukan untuk pribadi pribadi karyawan yang bisa merusak fokus Anda.
Anda bisa berlaku sebagai pimpinan yang tegas berwibawa dan juga berlaku
sebagai kawan yang peduli mendengarkan di saat yang tepat dan sesuai keadaan.
Elaborasi. Anda harus
tekun dan cermat melihat, membaca, menghitung, mengestimasi semua proses yang
berjalan selama ini. Setiap proses pasti ada salah benarnya. Mana yang salah
harus diperbaiki dan mana yang sudah on the track harus terus dijalankan bahkan
dikembangkan untuk meraih potensi potensi lain. Palajari secara tekun dan
terarah, kumpulkan dan catat data data yang dimiliki, buat business plan dan
bahas detil per detil dengan team Anda untuk mengambil manfaat dari setiap
potensi yang muncul
Antisipatif. Menyambung
dari Elaborate tadi adalah tujuannya perusahaan harus antisipatif atas segala
permintaan pasar, perubahan trend, strategi kompetitor, komplain pelanggan, dsb
terutama hal hal yang mungkin membuat bisnis perusahaan akan terhambat atau
tidak berkembang. Jangan selalu berpikir perusahaan sudah sukses karena ini
akan menjebak Anda dalam zona nyaman dimana Anda merasa tidak perlu lagi
antisipatif. Tahu tahu trend berubah dan kompetitor Anda sudah lebih awal
mengambil langkah antisipatif, maka perusahaan Anda akan jauh tertinggal dan
ditinggalkan pelanggan.
Managerial. Dalam rangka
Anda bisa melakukan hal hal tersebut diatas, maka selain skill dan pengalaman,
tentu saja Anda harus memiliki kemampuan Managerial: mengatur dan memberdayakan
SDM yang perusahaan punya untuk menggerakan semua fungsi fungsi strategis ,
operasional dan semua kerja team yang dibutuhkan untuk perusahaan dapat
berbisnis dengan baik.
Dibawah ini adalah karakter, skill dan sikap yang
dibutuhkan seorang LEADER dalam memimpin:
L=Leadership
E=Enthusiasm
A=Action
D=Delegation
E=Empathy
R=Responsibility
Leadership. Tentu saja sifat kepemimpinan wajib dimiliki oleh setiap pemimpin. Tapi sifat ini tidak mudah karena itu tidak semua orang bisa menjadi pimpinan. Secara management artinya seseorang yang mampu memberdayakan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Dibawah ini juga sifat sifat kepemimpinan yang biasa mengikutinya.
E=Enthusiasm
A=Action
D=Delegation
E=Empathy
R=Responsibility
Leadership. Tentu saja sifat kepemimpinan wajib dimiliki oleh setiap pemimpin. Tapi sifat ini tidak mudah karena itu tidak semua orang bisa menjadi pimpinan. Secara management artinya seseorang yang mampu memberdayakan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Dibawah ini juga sifat sifat kepemimpinan yang biasa mengikutinya.
Pertama Enthusiasm atau Antusias. Antusias adalah inti dari semangat yang melahirkan jiwa yang teguh, mental yang kuat, fisik yang berenergi, gigih dan gesit juga pikiran yang bernas, cerdas. Semuanya disinergikan dalam passion atau fokus kuat untuk bisa mencapai tujuan.
Hanya mereka yang punya rasa antusias tinggi yang akan selalu mencari jalan keluar, inovatif dan mencari cara mencapai tujuan. Jika pemimpinnya saja terlihat loyo, tidak semangat, gampang mengeluh, tidak punya solusi, cepat panik, maka bagaimana yang bisa diharapkan dari bawahannya? Bayangkanlah sendiri
Action atau bertindak, memulai, bekerja.
Seorang leader harus bisa mewujudkan mimpi menjadi kenyataan, mewujudkan
konsep bisnis menjadi bisnis riil, mentransformasikan planning menjadi result, memproses prototype menjadi product. Maka
setiap perubahan tersebut harus dimulai dari tindakan lalu bergerak
berkesinambungan. Tugas pimpinan adalah membuat teamwork
bergerak sesuai tugasnya dan memastikan proses berjalan agar semua tidak hanya sekedar jadi wacana
atau rencana bahkan mimpi belaka.
Delegation adalah pelimpahan tugas. Buat apa seorang pimpinan memiliki anak buah atau bawahan atau staff tapi apa apa hanya pimpinan seorang yang mengerjakan semua prosesnya sendirian. Mungkin bisa jadi masalahnya bukan karena pimpinan tersebut tidak mau mendelegasikan tugasnya kepada bawahannya, tapi lebih karena tidak percaya kepada kemampuan anak buahnya dan tidak mau memberi kepercayaan dan kesempatan untuk mencoba melakukannya sesuai arahan pimpinan. Sedangkan karyawan ada dan tetap menerima gaji. Karyawan yang tidak produktif adalah beban biaya, tapi karyawan yang produktif adalah asset bernilai. Maka bagaimana pemimpin, pilih mau buat teamwork yang hanya jadi biaya atau jadi the winning team atau superteam? Untuk menggerakan teamwork sendiri butuh skill spesifik yang khusus diantaranya kepercayaan, keteladanan dan komunikasi.
Pelajarilah kebutuhannya agar proses delegasi berjalan dengan kondusif. Untuk bisa mendelegasikan tugas maka pemimpin harus trust kepada bawahannya/PIC (person in charge), misalnya manager atau kepala department. Delegasi memiliki parameter yaitu jika seluruh team paham, mengerti, dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya sesuai tata tertib perusahaan dan S.O.P. sehingga mendapatkan hasil sesuai K.P.I. (key performance indicator). Jika bisnis maka K.P.I. itu adalah omzet atau jika organisasi itu adalah tujuan yang sudah ditentukan dalam tujuan anggaran dasar rumah tangga/organisasi.
Empathy atau ikut merasakan, kepedulian. Kepemimpinan ini erat kaitannya dengan hubungan antar manusia yang sifatnya lebih emosional. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Mudah tersinggung, sedih, punya masalah, dan banyak gangguan emosional lain yang pada akhirnya membuat mood kerja jadi kurang kondusif. Memang pemimpin harus tegas dan pemimpin tidak bisa menyenangkan keinginan semua pihak. Tapi adanya rasa kepedulian kepada bawahannya akan membuat suasana organisasi jauh lebih baik. Tentu saja dengan cara yang bijaksana dan tetap berorientasi pada tujuan utama organisasi. Staff juga manusia yang perlu diperlakukan sebagai utuhnya manusia, sedikit care pada kesulitan mereka, beri konseling, atau bahkan pelatihan juga masuk dalam rangka empathy agar perusahaan bisa membantu karyawannya memecahkan masalah masalah pekerjaan mereka dengan lebih mudah dan efektif. Bukan juga hanya memimpin dengan marah marah tanpa arah dan tangan besi sehingga menciptakan suasana stress berlebihan dalam organisasi. Dalam bisnis bahkan empathy bukan hanya tertuju pada karyawan/staff, terlebih juga empathy kepada pelanggan, client sangatlah penting agar perusahaan tidak ditinggal pelanggan dan bisa bertahan dalam persaingan bisnis.
Delegation adalah pelimpahan tugas. Buat apa seorang pimpinan memiliki anak buah atau bawahan atau staff tapi apa apa hanya pimpinan seorang yang mengerjakan semua prosesnya sendirian. Mungkin bisa jadi masalahnya bukan karena pimpinan tersebut tidak mau mendelegasikan tugasnya kepada bawahannya, tapi lebih karena tidak percaya kepada kemampuan anak buahnya dan tidak mau memberi kepercayaan dan kesempatan untuk mencoba melakukannya sesuai arahan pimpinan. Sedangkan karyawan ada dan tetap menerima gaji. Karyawan yang tidak produktif adalah beban biaya, tapi karyawan yang produktif adalah asset bernilai. Maka bagaimana pemimpin, pilih mau buat teamwork yang hanya jadi biaya atau jadi the winning team atau superteam? Untuk menggerakan teamwork sendiri butuh skill spesifik yang khusus diantaranya kepercayaan, keteladanan dan komunikasi.
Pelajarilah kebutuhannya agar proses delegasi berjalan dengan kondusif. Untuk bisa mendelegasikan tugas maka pemimpin harus trust kepada bawahannya/PIC (person in charge), misalnya manager atau kepala department. Delegasi memiliki parameter yaitu jika seluruh team paham, mengerti, dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya sesuai tata tertib perusahaan dan S.O.P. sehingga mendapatkan hasil sesuai K.P.I. (key performance indicator). Jika bisnis maka K.P.I. itu adalah omzet atau jika organisasi itu adalah tujuan yang sudah ditentukan dalam tujuan anggaran dasar rumah tangga/organisasi.
Empathy atau ikut merasakan, kepedulian. Kepemimpinan ini erat kaitannya dengan hubungan antar manusia yang sifatnya lebih emosional. Bagaimanapun manusia adalah makhluk sosial dan emosional. Mudah tersinggung, sedih, punya masalah, dan banyak gangguan emosional lain yang pada akhirnya membuat mood kerja jadi kurang kondusif. Memang pemimpin harus tegas dan pemimpin tidak bisa menyenangkan keinginan semua pihak. Tapi adanya rasa kepedulian kepada bawahannya akan membuat suasana organisasi jauh lebih baik. Tentu saja dengan cara yang bijaksana dan tetap berorientasi pada tujuan utama organisasi. Staff juga manusia yang perlu diperlakukan sebagai utuhnya manusia, sedikit care pada kesulitan mereka, beri konseling, atau bahkan pelatihan juga masuk dalam rangka empathy agar perusahaan bisa membantu karyawannya memecahkan masalah masalah pekerjaan mereka dengan lebih mudah dan efektif. Bukan juga hanya memimpin dengan marah marah tanpa arah dan tangan besi sehingga menciptakan suasana stress berlebihan dalam organisasi. Dalam bisnis bahkan empathy bukan hanya tertuju pada karyawan/staff, terlebih juga empathy kepada pelanggan, client sangatlah penting agar perusahaan tidak ditinggal pelanggan dan bisa bertahan dalam persaingan bisnis.
Responsibilty adalah tanggung jawab. Memang secara
dasar semua manusia hidup-pun kelak akan diminta pertanggung jawabannya di
hadapan Yang Maha Pencipta. Hanya saja Anda sebagai pemimpin yang dianugrahi
tanggung jawab atas kelompok orang dalam teamwork atau organisasi akan
punya tanggung jawab yang lebih besar. Orang besar tanggung jawab besar,
orang biasa saja tanggung jawab kecil. Pemimpin harus berani bertanggung
jawab, bahkan mengambil alih tanggung jawab jika dibutuhkan. Jangan malah
menyerahkan tanggung jawab yang seharusnya ditanggungnya kepada
bawahannya, itu hanya akan menghilangkan kewibawaan Anda sebagai pimpinan
karena lari dari tanggung jawab.
Hanya mau jadi pimpinan, menerima kekuasaan sebagai pemimpin, menerima gaji level manager atau direksi, tapi giliran ada masalah melimpahkannya pada bawahan dan Anda cuci tangan seolah olah tidak tahu. Maka itulah paling tidak kapasitas yang Anda harus miliki sebagai leader atau pemimpin. Pimpinan tidak selalu pemimpin. Seorang pimpinan bisa saja ada atau eksis karena warisan keturunan, ditunjuk berdasarkan relasi, kenaikan jabatan karena birokrasi suksesi tradisional walaupun tidak pantas, bahkan dipilih karena ada perjanjian kompensasi tertentu. Tapi diantara para pimpinan hanya ada beberapa orang saja yang akhirnya berhak disebut pemimpin, yaitu yang benar benar bisa memenuhi kapasitas dan persyaratan sebagai seorang Leader yang dipilih oleh bawahannya dan diikuti kepemimpinannya dengan baik.
Hanya mau jadi pimpinan, menerima kekuasaan sebagai pemimpin, menerima gaji level manager atau direksi, tapi giliran ada masalah melimpahkannya pada bawahan dan Anda cuci tangan seolah olah tidak tahu. Maka itulah paling tidak kapasitas yang Anda harus miliki sebagai leader atau pemimpin. Pimpinan tidak selalu pemimpin. Seorang pimpinan bisa saja ada atau eksis karena warisan keturunan, ditunjuk berdasarkan relasi, kenaikan jabatan karena birokrasi suksesi tradisional walaupun tidak pantas, bahkan dipilih karena ada perjanjian kompensasi tertentu. Tapi diantara para pimpinan hanya ada beberapa orang saja yang akhirnya berhak disebut pemimpin, yaitu yang benar benar bisa memenuhi kapasitas dan persyaratan sebagai seorang Leader yang dipilih oleh bawahannya dan diikuti kepemimpinannya dengan baik.
SEMANGAT SUKSES
(Mirza A.Muthi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar